Mengangkut Cerita dari Museum Angkut



Jalan-jalan ke Batu - Malang dalam waktu singkat adalah dilema. Bagaimana tidak, di Batu banyak destinasi wisata yang menggoda. Sementara, waktu yang kami sediakan tak memungkinkan untuk menjelajah banyak tempat. Kami menutup mata pada berbagai obyek wisata menarik. Pada Kamis (22 Desember 2022), kami hanya fokus mengunjungi Museum Angkut saja.

Seperti aku ceritakan di sini, mudik Natal 2022 lalu kami sempatkan mampir ke Surabaya dan Malang. Sesekali mengambil rute berbeda dari mudik-mudik sebelumnya yang terbang langsung dari Makassar - Jogja. 

Tentu kami punya alasan untuk memilih Museum Angkut sebagai satu-satunya tujuan. Waktu yang kami alokasikan di Batu hanya dari siang sampai sore. Sementara, luas total Museum Angkut saja lebih dari tiga hektar. Kalau berbagi waktu dengan destinasi lain, sepertinya malah tidak akan optimal. Jalannya jadi buru-buru sehingga kurang menikmati. Padahal, Ale dan Elo memenuhi stereotipe tentang mainan : anak laki-laki suka mobil-mobilan, motor-motoran, dan sejenisnya.

Kebetulan, dulu si ayah BJ sudah main ke Museum Angkut bareng teman-teman kantor. Jadi, BJ sudah bisa membayangkan antusiasme anak-anak kalau diajak ke Museum Angkut. Mereka akan melihat wujud asli (atau setidaknya replika berukuran besar) dari berbagai kendaraan yang selama ini hanya mereka sentuh dalam wujud mainan!

Kami bertolak ke Batu selepas check-in di hotel di Kota Malang. Kami menginap di Kota Malang karena memang sudah berencana untuk balik pagi-pagi ke Surabaya. Terhitung sudah hari libur, lalu lintas Malang - Batu hari itu padat tapi masih lancar. Kami berempat tiba di Museum Angkut sekitar pukul 14.30. 

Museum Angkut berada di Jalan Terusan Sultan Agung Atas No 2, Kota Batu. Tiket bisa dibeli on the spot Rp 110.000. Namun aku sudah beli online via Traveloka beberapa minggu sebelumnya. Ada diskon tipis, bisa deh buat beli bakso penthol 😀. Penukaran tiket online dilayani di loket tersendiri, prosesnya cepat dan mudah kok.

Museum transportasi terbesar di Asia Tenggara ini dibuka pada tahun 2014. Koleksinya terdiri dari ratusan alat transportasi tradisional hingga modern. Kata museum identik dengan kekunoan yang membosankan (sepertinya demikian bagi kebanyakan orang). Alhasil, banyak museum yang sepi pengunjung. Kata "banyak" memang tidak didukung data statistik. Namun, aku sering mendapati situasi sepi saat berkunjung ke museum. 


Berbeda dengan Museum Angkut. Di tempat ini, museum tampil beda. Tak hanya menampilkan alat-alat transportasi dari zaman lalu, tetapi juga dari masa sekarang. Ada pedati yang ditarik sapi hingga replika pesawat antariksa. 

Pengunjung juga diajak untuk "mengalami" berbagai suasana yang berbeda. Penataan museum dibagi-bagi dalam beberapa zona tematik, seperti zona hall utama, zona flight training, zona Hollywood, zona Las Vegas, zona Istana Buckingham, Zona Gangster Town & Broadway Street, zona Sunda Kelapa, dan lain-lain.  

Ale dan Elo langsung takjub saat masuk di hall utama, tempat koleksi kendaraan-kendaraan antik dan mewah dari berbagai zaman. Ale yang biasanya ogah mengambil foto, langsung aktif mengoperasikan kamera ponselnya.

Tak hanya alat transportasi darat, di zona ini juga ada helikopter pertama kepresidenan Indonesia yang dinamai Si Walet. Helikopter ini merupakan bagian dari negosiasi politik antara Presiden Soekarno dengan pemerintah Amerika untuk pembebasan agen CIA, Allen Pope. 

Jika Si Walet tak boleh dinaiki, berbeda dengan replika pesawat kepresidenan Boeing 737-800 BJJ-2 yang terletak di zona Runway. Pengunjung bisa masuk dan berfoto-foto di dalam replika pesawat era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini.  Pengalaman menarik bisa "menikmati" pesawat kepresidenan meski hanya sebatas replika. Interiornya jelas beda dengan pesawat ekonomi hihihi.

Ale dan Elo antusias mencoba flight simulator yang selama ini hanya mereka mainkan di ponsel. Tiket per simulasi take off atau landing Rp 25.000. Kalau mencoba take off sekaligus landing jadi Rp 50.000. "Nggak semudah di handphone sih," kata Ale. Dia yang biasa main game saja bilang nggak mudah, lalu apa kabar kalau aku yang main ya? Kayaknya bakal gagal take off dan terjun  bebas saat landing hihihi.

Tak hanya menyaksikan pameran koleksi, pada jam kami berkunjung bertepatan dengan parade superhero di zona Broadway Street. Aku tu jarang menonton festival atau parade secara langsung. Jadi, pertunjukan kemarin menarik buatku. Bagian paling seru adalah ketika usai parade, penonton diminta bergabung seru-seruan dengan para superhero. Berada dalam kerumunan dengan latar musik rancak, berasa nonton konser band hihihi.

Meski tak paham otomotif, aku menikmati pengalaman berkunjung ke Museum Angkut. Terlebih, aku melihat anak-anak terjaga antusiasme-nya saat beranjak dari spot satu ke spot lainnya. Mereka ter-wow-wow dengan item-item koleksi museum. Sedangkan aku ter-wow dengan ide pembangunan museum angkut plus perjalanan mewujudkannya. Pasti banyak cerita di balik keberadaan koleksi Museum Angkut. 

Secara filosofis, tempat ini membuatku (lagi-lagi) berpikir tentang perpindahan (halah...😀). Ya kan, alat transportasi itu fungsi basic-nya untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain, bukan?

Waktu terasa cepat beranjak ketika kami menyusur zona demi zona di Museum Angkut. Saat kami keluar, hari sudah gelap. Akan terlalu panjang jika dituliskan dalam kata-kata. Jadi, biarlah gambar membantu menyimpan cerita yang kami angkut sana. (*)




Sebagian koleksi mobil klasik

Jadi ingat film-film dengan latar 1900-an.


Alat transportasi tradisional

Potongan kue..eh potongan mobil

Rrrrrrrrwwwwrrr...nonton F1

Akhirnya....ketemu si Dusty Crophopper!!!

Cuaca sejuuuk

Flight Simulator

Flight Simulator


Gangster Town

Parade Superhero

Sempatkan foto berdua😀


Meja kerja dalam replika pesawat kepresidenan

Zona Sunda Kelapa

Tembok Berlin

Tinggiku belum sampaiii!

Sudah gelap ketika tiba di Pasar Apung yang dekat pintu keluar

43 komentar untuk "Mengangkut Cerita dari Museum Angkut"

  1. Ini juga menjadi salah satu wish list liburanku bersama si kecil, pengin bawa dia main ke museum angkut. Kebayang pasti senang banget kalau dibawa kesini dia, sekalian ah mau cek-cek penginapannya juga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anak cowok ya kan mbak...banyakan sih memenuhi stereotype suka sama alat2 transportasi hehehe

      Hapus
  2. Seru ya ada flight simulator. Suamiku orang malang tapi belum pernah kami ke museum angkut.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kadang, kalau orang lokal itu malah kurang tertarik jadinya. Ini kayaknya berlaku di mana2 sih ya hehehe

      Hapus
  3. Ya ampuuuun ada flight simulator nya juga Mbaaa 😍😄. Tapi sama sih kita, aku pun mungkin langsung stall pesawatnya kalo coba2 main wkwkwkwkw.

    aku Trakhir ke malang 2013 Des. Musium ini buka 2014. Nyeseeeel kecepatan DTG 🤣. Sampe skr blm ada kesempatan lagi kesana.

    Iya sih mba museum Indonesia itu jarang ada yg interaktif dan menarik. Rata2 bosenin. Makanya sepiiiii. Yang sebagus museum angkut bisa diitung jari. Padahal aku suka bgt ke museum. Tiap ke LN yg aku cari juga museum dulu. Rata2 di sana rame, Krn memang interaktif dibuat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya ya mbak Fan, kalau baca liputan museum-museum di LN (terutama di negara maju), keren-keren penataannya. Sementara museum2 di kita (apalagi museum lokal) seringkali kayak asal ada aja.

      Hapus
  4. seru bangeeet, aku kalau ada rezeki ke Malang, pengen banget ke Museum Angkut ini. Soalnya waktu pertama diresmikan di kota Batu Malang ini, aku pas udah lulus kuliah wkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. waah..dulu kuliah di Malang ya? aku baru dua kali ke Malang (termasuk yg pas ke Batu ini nginepnya di malang), itu pun singkat2 di sananya.

      Hapus
  5. Padahal cukup sering ke Batu tapi selalu gagal ke sini, malah tertarik wisata ke yang lain. Harga 110ribu cukup worth itu ya, koleksinya banyak banget apalagi ada flight simulator, pengin banget nyobain

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang tergantung preferensi juga kan Mbak..apalagi buanyak pilihan di Batu :)

      Hapus
  6. Asli seru lihat foto-fotonya..happy banget pasti Ale Elo ya, Mbak Lisdha.
    Aku udah ke Museum Angkut beberapa tahun lalu. Memang ya, ke Batu itu entah butuh berpaa hari biar bisa ke semua wisata yang ada. Aku dah 2 kali kunjungan aja sekitar 5 hari total belum bisa semua kelar :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah loh..padahal Batu sebenernya kota kecil ya kan mbak..Tapi banyaaak destinasi. kalau waktunya sempit haruss bener2 milih.

      Hapus
  7. Iya kalau dengar kata museum kesannya kuno dan ada bau nggak enak dari pengawet barag-barang koleksi museum, tapi di museum angkut ini emang beda, suasananya menyenangkan. Tiap sudut bikin pengunjung pengen berfoto

    Wah ada tambahan Racing corner juga, saya dulu pas ke sana belum ada.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah iya, mb nanik kan orang Malang yaaa... kalaupun ga sering masuk, mungkin sering lewat?

      Hapus
  8. Ya ampun keren masih kecil sudah menerbangkan pesawat nanti sudah besar jadi pilot.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha..amin mpok. Mana tau main2 ke museum ini memantik cita2 utk jadi pilot

      Hapus
  9. Wah museum angkut emang lega buanget yaa. Suami aku juga mainin simulasi nya nih. Lumayan seru juga, sampe 2x kayanya dia main, ahaha. Anak2 sih main go-kart nya aja di bawah 😆

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, orang dewasa pun suka main itu ya mbak.

      Hapus
  10. anak-anak pasti senang ya mba bisa berkunjung ke museum angkut dan juga menambah pengetahuan juga tentang angkutan di Indonesia

    BalasHapus
  11. Kereen ya mak museum angkut luass banget bagusnya kesini pas cuaca mendung jd enak ga panas. Puasss juga saking luasnyaa kan koleksinya jg banyak

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah, kemarin pas mendung2 tuh, jadi sejuuuk

      Hapus
  12. Sampe sekarang agak nyesel pas ke Malang 2018 nggak mampir kesini. Heheh. Padahal udah pengen. Apalagi bisa belajar sejarah juga. Teryata bagus banget koleksi kendaraannya. Makin keren karna ada flight simulator nya yaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha, kena dilema ya mbaaa...harus milih di antara sekian destinasi

      Hapus
  13. Museum angkut emang juara koleksinya lengkap dN bagus2. Anakku cewek2 aja betah eksplor museum angkut. Apalagi papanya yg pecinta mobil kuno wah happy bgt dia

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener mbak,,aku yg ga paham otomotif dan kedirgantaraan pun bisa enjoy di sana

      Hapus
  14. Pengin bangetttt ajak nak lanang ku cuss ke siniii

    Aku baru sekali ke Museum Angkut, waktu itu trip sama para bloggers
    Pan kapan mauuu k sini lagiiii

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau deket tuh emang malah suka terlewat ya mbak hehehe..

      Hapus
  15. dari deretan wisata sekitar Jatim Park, aku belum pernah masuk museum angkut. Di sini lebih ke tempat foto-foto yah aneka kendaraan dari masa ke masa.
    kalau mobil antik gitu boleh dinaikin, mbak? atau pintunya terkunci? kalau bawa anak kecil kan suka penasaran ya kadang pintu mobil dibuka, apa boleh?

    BalasHapus
    Balasan
    1. ga boleh dinaiki mbak.cukup dipandang dan dielus aja hehehe. Jadi aku malah ga cek pintu gara2 sudah ada tulisan larangan itu xixixi

      Hapus
  16. Museum angkut di Malang ini memang liburan yang cocok buat anak-anak dan gak ada obat. Mengeksplor seluas 3 hektar ktu butuh waktu dan antusias yang tinggi.

    Pilihan yang tepat nih, Mbak. Mending langsung ke Museum Angkut biar anak senang dan liburannya gak buru-buru.

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener mbak,apotiknya tutup, jd ga ada obat ehhehe

      Hapus
  17. Pernah ajak bocah ke Museum Angkut tapi masih kecil kayaknya mesti ke sana lagi biar lebih paham dan lebih menikmati keseruannya yaa, seru banget ya Malang dan Batu banyak wisata menarik

    BalasHapus
    Balasan
    1. bersyukurnya ngajak ke sini pas anak2 sudah lumayan gede (bukan balita lagi), jadi mereka lebih mengingat jalan2nya

      Hapus
  18. Aku juga gak terlalu paham otomotif dan kayanya tetap bakal suka deh kalau datang ke Museum Angkut. Penasaran juga pengen nyobain simulasi terbang, hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau simulasi, aku uda optimis gagal siih, jd ga nyoba wkwkw

      Hapus
  19. Seru banget ya lihat Museum Angkut pastinya dapat ilmu dan pengalaman yang sangat banyak apalagi ada mobil-mobil tua dan unik

    BalasHapus
    Balasan
    1. karena bareng keluarga, jadi dapat banget memorinya :)

      Hapus
  20. Ahh sepakat mbak rasanya gemes gitu ke malang tapi punya waktu sedikit untuk menjajal wisata disana
    Tapi setidaknya bisa seru2an di museum angkut ya
    Anak anak pasti suka banget kesini

    BalasHapus
  21. Akhir tahun 2018 kami ke Museum Angkut sekeluarga, senang emang sih sampai nggak sadar seharian dan kaki pegel, hihiii. Nah aku kadang nyesel loh foto-foto yang hasilnya kurang oke. Kayak di Tembok Berlin itu suasananya redup kan mbak, dan tinggi, waktu itu belum tahu gimana caranya ngambil foto secara keseluruhan.

    BalasHapus
  22. Seru menjelajah ke masa lalu dengan fokus pada alat transportasi aja..
    Rasanya gak boleh bawa kamera ke Museum Angkut ini ya.. Atau boleh tapi dikenakan charge?

    Anak-anak bujang kak Lis uda cocok banget jadi pilot.
    Selamat berlibur ((eh, uda lewat ya..hehhe, gak apa-apa yaa..))

    BalasHapus
  23. Udah entah sejak berapa tahun terakhir kali aku ke Malang mba. Pengen banget ngajakin anakku ke sana. Apalagi sekarang jalur transportasi makin baik. Akses jadi lebih cepat.

    BalasHapus
  24. Salah satu destinasi yg diincer kalau ke Malang sih.. unik sekali dan bisa banyak foto2 disana.. hehe

    BalasHapus
  25. Luas banget ya Museum Angkut ini. Bisa jalan seharian kalau mau menikmati semuanya. Etapi aku salfok sama koleksi mobil klasiknya. Cakep cakep amat. Kinclong pula sampai bisa buat ngaca, haha.

    BalasHapus

Terima kasih atas kunjungannya. Mohon tidak meninggalkan link hidup dalam komentar ya :)