pic source : www.howmoneyindonesia.com |
Update : Sejak Januari 2016, PT Mandiri Manajemen Investasi sudah memiliki marketplace reksadan online bernama MOInvest. Selengkapnya bisa klik di www.moinves.co.id
Sebenarnya sudah cukup lama menabung reksadana (RD) di Bank Mandiri, tapi baru sekarang menuliskannya. Jadi mungkin sudah informasinya sudah nggak update. Tapi nggak apa-apalah ya... menuliskan berdasarkan pengalaman saat itu saja.
Sebenarnya sudah cukup lama menabung reksadana (RD) di Bank Mandiri, tapi baru sekarang menuliskannya. Jadi mungkin sudah informasinya sudah nggak update. Tapi nggak apa-apalah ya... menuliskan berdasarkan pengalaman saat itu saja.
Saya mulai membeli RD di Bank
Mandiri September 2014. Bulan dan tahunnya masih ingat betul karena saat itu
saya lagi hamil gede, mendekati Hari Perkiraan Lahir si mungil Elo. Membeli di
Bank Mandiri karena dua alasan. Pertama, saya yang masih sangat minim
pengetahuan tentang RD sekalian ingin konsultasi langsung dengan agen penjual.
Saat itu sudah baca sih tentang supermarket RD online, tapi namanya newbie,
juga sebagai generasi yang lahir di era belum ada internet, rasanya lebih afdol
kalau ngobrol langsung daripada sekedar diskusi di forum online. Kedua, saat
itu saya tinggal di Pematangsiantar, di mana belum ada Bank Commonwealth. Kalau
ada bank kuning, pasti saya pilih bank kuning dengan pertimbangan pembelian
selanjutnya bisa online.
Ya sudahlah, tak ada rotan,
akar pun jadi. Saat itu, langsung datang saja ke bank mandiri. Sekilas saja baca informasi tentang RD Bank Mandiri yang bisa dicek di sini. Toh baca serius juga masih gagal paham :D
Meski sudah memutuskan
tempat pembelian, prosesnya pun tak langsung sehari jadi. Bukan karena
prosesnya yang lama. Tapi karena ternyata tak semua cabang Bank Mandiri
melayani penjualan RD. Pertama kali saya datang ke cabang Bank Mandiri di
Megaland. Di sana disarankan untuk ke Jalan Sutomo, cabang yang ada staff yang menjadi WAPERD alias Wakil Agen Penjual Efek Reksa Dana.
Namanya bumil tua, sambil bawa balita pula, rempong judulnya. Pada hari itu
saya tak langsung lanjut ke cabang yang dimaksud. Barulah beberapa waktu
kemudian saya ke cabang Sutomo menjumpai Mbak Nia, WAPERD di situ.
Beneran deh, waktu itu saya
masih minim banget pengetahuan tentang RD –kalau nggak mau dibilang blank. Tapi
dalam pikiran waktu itu, cari informasi terus tanpa aksi mah nggak bakalan
ngerti gimana-gimananya. Ya sudah, pokoknya beli dulu aja deh... ntar pelajari
sambil jalan. Terlebih RD bisa dengan minimal pembelian Rp 100.000 (tapi
ternyata masing-masing RD berbeda ketentuannya ^-^).
Saya diterima Mbak Nia dengan
ramah. Namanya Customer Service ya harus ramah ^-^. Berhubung saya juga
belum tahu, mau beli RD apa, saya minta saran Mbak Nia. Saat itu memang sudah
berniat untuk setting sebagai investasi jangka panjang. Jadi saya langsung
minta RD saham. Mbak Nia memperlihatkan produk-produk RD yang dijual di Bank
Mandiri. Namanya juga belum ngerti, pasrah aja deh mau dipilihin yang mana
(sembari berdoa si ibu memilihkan produk yang bagus :D). Saya ditanya, berapa
jumlah yang akan diinvestasikan setiap bulan.
Berdasarkan jawaban saya, Mbak
Nia menyarakan untuk memecahnya ke dalam dua RD. Ibu Nia memilihkan RD keluaran
Batavia dan Schroeder. Pembelian pertama RD Batavia adalah Rp 1.000.000,
sedangkan yang Schroeder Rp 500.000 dengan pembelian lanjutan sama-sama minimal
Rp 100.000.
Saya tinggal mengisi form dari
bank serta menandatanganinya. Sengaja
kalau urusan ke bank, saya sudah siapkan KTP dan buku tabungan. Biasanya urusan
apapun pasti butuh dua dokumen itu. Tapi ternyata saat itu juga dibutuhkan data
tentang NPWP (Nomor Peserta Wajib Pajak). Duh, nggak ngerti butuh data itu
juga, jadi nggak bawa. Tapi karena saya berstatus istri, ternyata boleh pakai
data suami. Kalau nggak salah saat itu saya kontak suami minta nomor NPWP dia.
Lupa deh, saat itu butuh materai apa tidak. Kalau urusan materai di bank kan
biasanya nasabah yang bayar ^-^
Berhubung pembelian lanjutan
tidak bisa online, saya memilih untuk autodebet dari rekening. Jadi, sekali
setiap bulannya, pihak bank akan mendebet uang sejumlah yang saya tentukan di
awal pernjanjian pembelian RD. Nantinya, setiap bulan saya akan menerima laporan
transaksi dari manajer investasi. Selain itu, secara berkala saya akan menerima
laporan transaksi dari Bank Mandiri.
Sudah...begitu aja. Simpel.
Nggak butuh proses bertele-tele asal sudah membawa berkas yang dibutuhkan (KTP,
buku tabungan, NPWP –saya lupa, kalau nggak punya NPWP bisa apa tidak. Tapi
mestinya bisa lah ya.. *asumsipribadi*). Tapiiii... ada tapinya niiih. Seperti
ditulis di beberapa artikel pengalaman membeli RD di bank, saat itu saya
terkena jebakan betmen juga. Yakni, saya kena rayuan untuk membeli produk
asuransi pendidikan axa-mandiri yang adalah unit-link. Nggak kuat mental untuk
mengatakan tidak!
Padahal saat itu sudah
baca-baca loh...bahwa kalau mau investasi jangan pakai unit link. Dan memang
bener, kalau dilihat perkembangannya sekarang, perbandingan nilai tabungan di RD
dengan di unit-link beda jauhlah. Yang RD murni tak terpotong apapun, yang unit-link masih terpotong banyak biaya. Tapi
ya sudahlah.... *malesngurus*
Dua tahun berlalu, saya pindah
ke Medan. Sebelum pindah saya nggak mengurus perpindahan alamat ke Bank
Mandiri. Jadi deh laporan transaksi (yang berbentuk fisik) masih rutin dikirim
ke alamat Siantar. Bulan lalu, saya coba mengurus ke salah satu cabang Bank
Mandiri di Medan. Tapi misi tak berhasil. Seperti biasa, butuh KTP untuk
pengurusan pindah data alamat pengiriman bukti transaksi. Masalahnya, KTP saya
masih KTP Jawa Tengah.
Ok, bisa kok pakai KTP luar
asal ada surat keterangan domisili dari kelurahan. Saat itu, saya nggak bawa
surat yang dimaksud. Bahkan sampai sekarang jadinya juga belum saya urus lagi
karena masih malas mengurus surat domisili ke kelurahan. Ribetnya lagi, laporan
transaksi tidak bisa dialihkan dalam bentuk email. Mungkin sekedar laporan
transaksi sih ya... yang bagi sebagian orang isinya tak akan bermakna apa-apa.
Tapi entah ya, bisa saja jadi sumber masalah ketika jatuh ke tangan orang yang
mengerti dan jahat. Beruntungnya tetangga di alamat lama masih berbaik hati
menyimpankan surat-surat tersebut.
Intinya, buat yang tinggalnya
pindah-pindah dan masih suka males mengurus surat-surat, yang kayak-kayak gini
bikin males :D. Selain itu, karena nggak online, mesti datang ke bank untuk
melakukan pembelian. Sementara, jika menggunakan fasilitas autodebet, kita
tidak bisa memilih waktu pembelian karena sudah ditentukan oleh bank.
Untuk alasan kepraktisan, beli RD di bank dan belum bisa online memang tak praktis. Tapi untuk alasan lain, bisa kok dicoba ^-^
Kalau namanya lupa ki...yo piye maneh he he he.
BalasHapusYoa mbak..begitulah hahaha
HapusHalo mas anindito. Saya terima laporan dari perusahaan reksadana-nya dalam bentuk hardcopy tiap bulan (dikirim ke rumah). Selain itu saya juga terima laporan via email dari bank mandiri.
BalasHapusikut nimbrung ya mba.. reksadana saya mulai tahun 2015 kok ga pernah dikirm ke alamat rumah ya. padahal tiap bulan saya autodebet. kira kira saya bisa kompllain ke mana ya mbak pengen dikirim via email saja
BalasHapusHai mbak, mending tanya langsung ke pihak bank biar ditanyain ke MI-nya. Atau coba2 aja email ke MI-nya dengan penjelasan kalau mbak belinya via bank.
BalasHapusHallo mas anindito...maaaf selowwww respon hehehe..bagaimana skrg mas? Sdh ada konfirm? Pertanyaan yg amatsangattelat yaa :D
BalasHapusHai mba.saya tinggal d p.siantar jg mba.
BalasHapusSaya boleh minta nama fb/wa mba g.
Saya mau bnyak tanya nih ttg reksa dana.
thx.
hi mba,mba itu pembelian pertama mmg harus segitu ya..dan berapa pergerakan investnya slma 1 tahun?karena sy ikut prudential unit link sdh jalan thn ke 8 dengan premi 12 jt/thn..tp nilai tunai yg sy dpt lbih kecil dari premi yg sdh sy setor.trmksh
BalasHapushai mba..maaf slow resp. Dulu saya beli pembelian pertama segitu memang. Beberapa RD yang pernah saya beli, pembelian pertama Rp 500.000 selanjutnya min Rp 100.000. Pergerakan nilainya jauh beda-lah sama unit link. Satu RD saya di mandiri pernah minus di tahun pertama, tapi sekarang-sekarang ini sudah naik lagi dan jadi plus
Hapussudah saya email ya bang feri.
BalasHapusHai mba, sy boleh minta nomor WA utk tanya2? Thanks 😃
BalasHapushai mbak rini, maaf slow respon. tolong email saya dulu di dailywife@gmail.com. ntar nomor wa saya share di email.
Hapusmbk lisdha saya boleh minta WA atau apalah.. yg penting saya bisa tnya2 masalah RD .hehe
BalasHapushai mbak Sinta, maaf slow respon. tolong email saya dulu di dailywife@gmail.com. ntar nomor wa saya share di email.
BalasHapusBikin group wa aja mba. Saya kirimin jga dong no wa nya. Masih awam nih dalam bidang ini. Hehehe
BalasHapusHallo Mas Abdul, belum kapabel buat wa grup mah hehehe..kalau mau bisa ikutan wa grup-nya bareksa.com. Adminnya orang bareksa. Cek link saya di sini http://www.daily-wife.com/2017/02/penjelasan-paling-gampang-tentang.html
HapusMba, aku masih mahasiswa ini, pengen banget investasi RD untuk jangka 4 tahun (mau nabung, tapi takut kena inflasi karena jangka waktunya cukup lama). Nah, gimana ya caranya buat mulai invest di RD berhubung saya tidak punya NPWP juga. Ada rekomendasi harus ke Bank mana atau MI siapa? Terimakasih
BalasHapusKayaknya dulu pernah baca bank Panin punya solusi utk ini dek..pakai npwp ortu atau gimana gitu. lupa juga, saya cuma baca :)
HapusPagi semua, mau minta di ajarin masih buta banget dan butuh pencerahan 😢😢
BalasHapussudah cerah sekarang mas?
HapusBermanfaat banget diparagraf 10 -nya
BalasHapusyang mana ya? haha, saya ga itung paragrafnya :)
Hapuskak mohon infonya kak kalau bank mandiri yg jual reksadana di medan di cabang mana aja ya kak
BalasHapusSetau saya di mandiri jalan perintis kemerdekaan
Hapusmbak, itu pembagian keuntungannya bagaimana? apakah setiap akhir tahun dapat keuntungan?
BalasHapuspagi mbak lisdha,salam hangat, maaf boleh minta kontaknya kah saya mau tanya tanya seputar reksadana...terima kasih sebelumnya
BalasHapusMba mau tanya donk, apa RD keuntunganya bisa di tarik sesuai keinginan kita.
BalasHapusTerimakasih.
Hai mba, mau tanya sy masuk reksa dana jenis apa sy tidak tau, waktu itu customer service tidak memaparkan dengan lengkap, sy hanya menandatangani slip penyetoran dan tidak ada selembar bukti suratpun yg sy miliki sebagai bukti keikut sertaan sy di RD, apa memang begitu ketentuannya? Mohon pencerahannya, makasih...
BalasHapusKak mohon Arahanya, saya masih lajang dan rencana ingin investasi di reksadana dengan harapan mendapat keuntungan yg cepat.
BalasHapusBisakah kk mengarahkan saya krn saya buta dalam hal ini. Terimakasih
Dah nemu tulisan ini dek, ajari mbak dong kl di manggung dimana mau belinya
BalasHapus