Cassiopeia dan Tips Mengurangi Risiko Demensia



Rabu (30/11). Pagi-pagi aku ke tempat laundry untuk ambil pakaian. Tempat laundry-nya dekat sih, masih satu kompleks. Namun, karena pagi itu cukup hectic aku memutuskan naik kereta. 

~Ntah-lah kenapa sulit melepas istilah kereta. Padahal sudah  lewat dua tahun di meninggalkan Medan untuk tinggal di Makassar. Namun lidahku nasih suka otomatis bilang kereta untuk sepeda motor😀.

Tiba di tempat laundry, aku ambil pakaian sambil bincang ala kadar sama empunya. Tak sampai lima menit, aku langsung pulang. Sekitar satu jam berselang, si ayah yang bersiap mengantar anak-anak ke sekolah berkata dari teras. “Lho Bund, motor kita di mana? Kok nggak ada?”

Wah...motornya nggak ada? GAZWAT!! Namun, sedetik - dua detik kemudian, otakku langsung mendapatkan jawaban. Laaah, iyaaaaa, tadi motorku masih di tempat laundry!!! Ya amfuuun… Wkwkwkw...dudul memang. Pantes dong menertawakan kedudulan diri.

Si bungsu yang mendengar obrolan kami langsung menimpal. “Bunda kena karma hahaha.”

“Karma instan ya..,” kataku masih merasa dudul. Bisa-bisanya yaaa, merasa buru-buru jadi pergi pakai kereta. Tapi pulangnya malah jalan kaki sambil bawa bungkusan pakaian. Ga jelas memang emak satu ini.

“Nggak instan sih, kan Bunda ngerjain Elo kemarin,” kata si bocah.

Hehehe, dasar emak usil. Kejadian yang dimaksud Elo adalah ketika aku menjemputnya di sekolah. Dari kelas, dia minta tolong dibawakan tas-nya. Oke, sesekali nggak apa-apalah. Biasanya kusuruh bawa sendiri sampai kendaraan (latihan menganggung beban hidup ya kan.. 😀). Kami cerita-cerita sambil jalan keluar gerbang. Begitu tiba di gerbang, aku isengin Elo. “Lo! Tas kamu mana?”

Si bocah yang sedang asik bercerita langsung tertegun. Cepat-cepat ia balik badan, mau kembali ke sekolah karena merasa tidak menggendong tas. Baru beberapa langkah dia sudah tersadar. Seketika dia balik ke arahku seraya tertawa kesal. “Awasss Bunda yaaaa…”

Keesokan paginya, semesta membalaskan keisenganku pada Elo secara paripurna hahaha.

Belakangan, masalah lupa atau selip bicara sering menjadi bahan kelucuan di rumah ini. Ini biasanya terjadi ketika nggak fokus melakukan sesuatu sih. Misalnya saja beberapa hari lalu, aku lupa sedang ngapain. Pokoknya aku sedang melakukan sesuatu tetapi aku juga mau bilang “tolong ambilkan powerbank.” Lha kok yang meluncur di bibir “tolong ambilkan magic com.”

Apa waktu itu lagi laper ya, jadi mau bilang power bank malah magic com. Jauuuuh banget kaaaan…. Parah! Semoga ini karena nggak fokus saja, bukan karena tanda-tanda kepikunan dini hihihi.

****

Ndilalah, beberapa minggu lalu aku menonton film Korea berjudul Cassiopeia. Film ber-genre drama ini dibintangi Seo Hyun-jin yang berperan sebagai anak dari Ahn Sung-ki. Seo Hyun-jin berperan sebagai Soo Jin, seorang single mom dengan karir sukses sebagai pengacara. Soo Jin tinggal bersama putri semata wayangnya Gina (Joo Ye Rim) dan ayahnya (kakek Gina), yaitu In Woo (Ahn Sung Ki). 

Suatu hari, Soo Jin mengalami kecelakaan yang mengubah arah hidupnya. Pasca kecelakaan, Soo Jin sering lupa pada berbagai hal dan ujungnya ia didiagnosa menderita alzheimer dini.  Diagnosa yang membuat hidupnya seperti terjun bebas.

Dalam rentang waktu yang terbilang singkat, Soo Jin mengalami perubahan drastis. Tingkah lakunya menjadi seperti anak kecil. Bahkan untuk menjalani hidup sehari-hari, ia tak bisa lagi mandiri. Tiba-tiba, ia menjadi tergantung secara fisik maupun psikis pada ayahnya.

Dari hasil browsing, ada dua pengertian dari cassiopeia, yakni jenis rasi bintang dan jenis ubur-ubur. 

Film Cassiopeia mengambil arti yang pertama, yakni nama sebuah rasi bintang di langit utara. Rasi ini bisa ditemukan di daerah subtropis dan diidentifikasi dari bentuknya yang mirip huruf W.



Nama Cassiopeia diambil dari mitologi kuno. Tentang mitologi Cassiopeia, aku membaca beberapa versi yang beda-beda tipis. Salah satu versinya sebagai berikut : Cassiopeia adalah istri Raja Cepheus dari kerajaan Etiopa. Cassiopeia mengklaim bahwa ia dan putrinya, Andromeda, lebih cantik dari para putri Dewa Laut, Poseidon.

Mendengar kesombongan itu, Poseidon pun murka. Ia mengutus monster laut bernama Cetus untuk menghancurkan kerajaan Etiopia. Cassiopeia pun menjalani kisah tragis, yakni dihukum Poseidon dengan cara diikat di kursi singgasana lalu ditaruh di langit dengan posisi terbalik.

Apakah Cassiopeia melambangkan kisah Soo Jin yang cantik kemudian hidupnya terbalik karena alzheimer? Jujur, aku tidak fokus menonton film-nya karena sembari mengerjakan ini itu. Mudah-mudahan ada yang bisa menjelaskan soal itu di kolom komentar ya...(terima kasih sebelumnya).

****

Menonton Cassiopeia mengingatkanku pada seorang simbah yang masih ada hubungan kerabat. Orangtua yang pikun, biasanya dianggap wajar. Namun, simbah ini dulu mengalami pikun yang cukup berat. Kalau pergi keluar, ia sering kesasar dan lupa pulang. Bahkan, ketika tubuhnya sudah melemah dan bed-rest di kamar, pikun si mbah makin bertambah. 

Seperti Soo Jin, ia pun melakukan tindakan di luar nalar. Aku ingat adegan ketika Soo Jin memakan kertas saat di rumah sakit. Sedangkan simbah (yang sekarang sudah almarhumah) sempat merobek-robek sarung kasur dan memakan kapuknya.

Waktu itu, aku memang tidak mendengar kata alzheimer atau demensia terkait penyakit simbah. Di kalangan keluarga yang awam medis, keadaan seperti simbah disebut pikun parah saja. Kondisi yang juga cukup dimaklumi karena beliau memang sudah lanjut usia. Aku bahkan baru mengerti dari film Cassiopeia jika penyakit alzheimer bisa menyerang usia muda. (Di shitnetron Indonesia juga sering ada cerita gangguan ingatan yang menyerang anak muda, yakni amnesia. Sedikit-sedikit kena amnesia dah😕😕).

Jujur, gara-gara nonton Cassiopeia aku jadi penasaran dengan istilah alzheimer dan demensia. Selama ini aku sering menganggap keduanya sebagai penyakit yang sama. Kasusnya sama dengan aku mengira kalau test IVA dan papsmear adalah prosedur yang sama untuk deteksi dini kanker serviks.

Baca : Pengalaman Test IVA di Puskesmas Samata

Ternyata aku salah. Demensia dan alzheimer memang sama-sama menyerang ingatan, tetapi keduanya tidaklah serupa. Secara mudahnya, alzheimer merupakan salah satu bentuk dari demensia.

Aku menemukan laman khusus yang membahas tentang serba-serbi demensia, yakni www.alzi.or.id. Laman ini menjelaskan demensia sebagai istilah umum yang menggambarkan gejala yang terjadi ketika otak dipengaruhi oleh penyakit atau kondisi tertentu.

Selain alzheimer, jenis-jenis demensia antara lain demensia vaskuler, demensia lewy body, dan demensia parkinson. Adapun nama penyakit alzheimer diambil dari ahli saraf Jerman yang pertama kali menjelaskan tentang penyakit ini, yaitu Alois Alzheimer. Selama penyakit Alzheimer berlangsung, zat kimia dan struktur otak berubah sehingga menyebabkan kematian sel-sel otak.

Masih menurut laman alzi.or.id, sejauh ini tidak ada satu faktor utama yang bisa dituding sebagai penyebab penyakit Alzheimer. Penyakit ini sangat mungkin dipengaruhi oleh kombinasi faktor, seperti usia, genetik, lingkungan, gaya hidup, dan kesehatan umum. Mirisnya, penyakit ini bisa berkembang diam-diam selama bertahun-tahun hingga gejalanya muncul.

Hadeeeeh, apakah lupa bawa sepeda motor yang kualami merupakan tanda jika ada sesuatu yang buruk sedang berkembang dalam otakku? 

Naaah naaah naaaah, bibit-bibit overthinking nih. Ketimbang dikuasai ketakutan, mending aku refleksi sih. Biasanya, aku suka dudul gitu kalau tidak fokus, tidak mindfull menjalani sesuatu. Dalam kejadian lupa motor, pagi itu aku memang hectic banget.  Meski tetep aneh sih, hectic dan buru-buru tapi malah lupa motor yang bisa bikin cepet.

Anyway, kabar baiknya, risiko demensia bisa dikurangi dengan langkah-langkah berikut ini



Bagi aku dan semua teman_dw yang membaca ini, semoga dikaruniai kesehatan ingatan di hari ini dan nanti. Terlebih bagi kita-kita yang sudah menjalani separuh angka harapan hidup, semoga bisa menua dengan daya ingat yang terjaga.

Aku juga mengharapkan hal-hal baik bagi teman_dw yang saat ini menjadi caregiver (pendamping) bagi keluarga dengan penyakit demensia. Semoga teman-teman dilimpahi kekuatan, kesabaran, dan sukacita dalam menjalani peran sebagai caregiver. God bless...

_____________
Sumber gambar :
1. Vidio
2. https://arabiannightsrum.com/stars/circumpolar-constellations/cassiopeia/






30 komentar untuk "Cassiopeia dan Tips Mengurangi Risiko Demensia"

  1. Mbaaaa kok kocak siiih ketinggalan motor 🤣🤣. Ama yg power bank dan magic com jauuuh mbaa 😂.

    Tapi memang demensia ini diliat hanya pikun, tapi sebenernya serem sih 😣. Tanteku, kakaknya mama yg tinggal di Bali, udah setahunan ini divonis alzheimer. Maret kemarin aku ke Bali, sekalian jenguk si Tante. Pas aku datang dia seneeng banget, tapi dia ingetnya aku tuh ponakan dia yg tinggal di Ambon. Trus dia msh menganggab anaknya yg pertama masih hidup, padahal sebenernya sudah meninggal. Apa yg ribivarain menyimpang semua dari yg sebenernya, tapi semua diucapinbdengan semangat, ceria sekolah2 Tante sehat. Aku jujur sediiih banget. Tapi suami Ama salah satu menantu Tante, ikutan bersikap ceria, mengiyakan apa aja yg dibilang Tante, katanya supaya Tante ttp senang juga.

    Aku sedih Krn tau bgt si Tante dulu seperti apa. Aktif dan semangat memang. Tiap bicara Ama mamaku juga ga ngenalin. Tapi dia seneng ngobrol tiap nelpon walopun mama dianggabnya orang lain :(

    Semoga aja penyakit ini bukan turunan. Makanya aku pun semangat olahraga dan membaca, ngerjain TTS, atau menghapal surah Alquran, salah satunya mencegah ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak. Demensia bukan sekadar pikun, tapi jauuu lebih mengerikan. Dan jd caregiver buat penderita demensia sangat butuh energi ekstra. Film cassiopeia bener2 membuka mataku soal ini.

      Hapus
  2. Luar biasa ya caregiver yang mendampingi orang2 demensia ya, kesabarannya harus lebih. Jadi ingat, Nani Wijaya (artis lawas), sekarang sedang mengalami demensia. Dalam sebuah wawancara, dia mau memasukkan mikrofon ke mulutnya .. kembali jadi anak2. Bagaimana kita nanti ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya sekilas aja baca soal ibu nani. Ternyata beliau demensia ya? Iya mbak, kdg terpikir bagaimana nanti. Semoga dg waspada dini jd bisa lebih ekstra dlm melakuan tindakan preventif

      Hapus
  3. Ngakak part minta ambilin power bank koo yang keluar magic com :D nah ngeri ya mba penyakit ini alzheimer ternyata bisa serang usia muda ga cuma yang tua saja :( btw filmnya keren nih kukira casiiopea tuh sejenis makanan ealah ternyata rasi bintang mitologi dulu ya. jadi penasaran pengen nonton filmnya deh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi..dudul banget kan mbak...jauh bgt keplesetnya.

      Hapus
  4. Kakak ipar pernah, ke mesjid naik motor pulang jalan kaki. temenku lebih parah, waktu awal nikah, dia ditinggal suaminya di tanah abang, katanya lupa kalau udah nikah dan punya istri, wkwkwk.

    Btw filmnya mau banget aku tonton, kok seru bangett ini sinopsisnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lupa uda nikah? Waah ini beneran lupa apa modyuusss? Hihihi..eh aku ada temen lupa bawa motor hahaha

      Hapus
  5. Memang kudu mindfull dan konsentrasi ya mbaa.

    Aku jg kadang linglung, kalo masak d dapur. Misal abis mecahin telor, kdg kulitnya yg ke wajan, telornya (hampir) masuk wadah sampah 😂 gitu itu biasanya kalo aku rada nglamun.

    Makanya ini aku berusahaaaaaa bgt engga bengong.

    Klo bengong, aku better putar youtube, nyetel ceramah agama gt

    BalasHapus
  6. Iya mbak..ngalamun dan multitasking beneran rawan selip ingatan wkwkw

    BalasHapus
  7. Padahal aku wes hobi ngelamun sama multitasking hahahaha makanya sering linglung

    BalasHapus
  8. jadi kepikiran mau nulis demensia/alzheimer juga. Saya pernah mendampingi seseorang yang pikun. Nyebutnya 'pikun', karena di kalangan keluarga, tidak ada yang berniat memeriksakan beliau, sehingga gak tahu istilah tepatnya apa. Seperti biasa di kalangan keluarga ada pemakluman karena dianggap sudah tua. Padahal, setahu saya ada kampanye dari kemkes 'Jangan Maklum dengan Pikun'.
    Tujuan kampanye ini membangun kesadaran sejak dini, kalau pikun (atau apa pun istilah tepatnya) bisa dicegah.

    Nah, ilmu saya masih terbatas nih gimana mencegahnya. Jujur, saya juga sering lupa-lupa atau salah ngomong. Semoga habis ini bisa cari tahu lebih banyak dan bisa cerita pengalaman jadi caregiver singkat.


    BalasHapus
  9. Aamiin... aamiin... semoga kita diberikan kesehatan ingatan sampai menua nanti ya mbak, dijauhkan dari bermacam demensia atau pikun istilah umumnya.

    Dan peristiwa lupa bawa motornya cukup sekali aja kejadiannya, semoga nggak terulang lagi. Eh tapi gegara itu jadi bisa berbagi ilmu tentang demensia kan di blog ini

    BalasHapus
  10. Aku pernah bawa sepeda dan pulang jalan kaki. Sadarnya lumayan cepat sih. Semoga ini hanya lupa biasa, hehehe. Makanya sebisa mungkin tetap buat otak berpikir, tapi bukan yang overthinking. Btw, aku udah masukin Cassiopeia ke liat tontonan. Kayanya tahun baru nanti boleh ditonton

    BalasHapus
  11. Mbaaa, aku pernah beberapa kali lupa dengan apa yg udah aku lakukan... aku baca cerita mba, wah aku ada temennya :)) pernah lupa naruh panci kesayangan, aku udah tanya anak aku, manaa hayo dimainin nggak nih? aku mikir keras di mana yaaa, alhamdulillah ingat juga walau lebih dari 3 menit mikirnyeee >.<

    BalasHapus
  12. Wah ketinggalan motor? Suamiku pernah mbak, nitip motor di terminal saat pergi luar kota
    Pas balik eh dia malah naik ojol, motornya ditinggal
    Dia lupa bawa motor
    Untungnya g pernah lagi sih, semoga bukan gejala awal demensia ya

    BalasHapus
  13. Suami aku pernah tuh bun, kadang ke masjid naik motor, eh pulangnya jalan kaki. abis itu balik lagi buat ambil motornya hehehe. Semoga ini cuma masalah kebiasaan aja ya bukan karena demensia

    BalasHapus
  14. Lucu kali ceritamu, Wak!
    Bisa-bisanya kereta ketinggalan.
    Kalau kunci atau peniti, maklumlah aku.
    Ini, kereta, Wak, kereta.
    Hahaha.

    Btw,
    Sudah beberapa minggu ini, aku suka banget buka test IQ di internet.
    Testnya berupa mencari perbedaan dari 2 objek.
    Terkadang ada 3, bahkan 5 perbedaan, namun dengan waktu terbatas, misalnya 13 detik.
    Pernah juga 7 detik.
    Biar seru, kata pembuka artikelnya.
    Alamak!

    Kalau pas berhasil menuntaskan test, begh aku jingkrak-jingkrak kesenangan.
    Seru banget!

    Sebaliknya kalau tak berhasil, jadi kepo dan buru-buru ngintip kunci jawaban.
    Hahaha.

    BalasHapus
  15. Biasanya aku nonton drama ataupun film yang tokohnya mengalami demensia. Sedih banget deh Semoga orang yang menemani menjadi lebih kuat dan lebih sabar

    BalasHapus
  16. Budeku dulu pikun parah juga, masak pulang ke rumah sendiri lupa. Pernah sampai seluruh keluarga dikerahkan untuk mencarinya, karena nggak pulang pulang. Nangis rasanya karena beliau sayang banget dengan ponakan2nya termasuk aku. Menjadi Caregiver penderita demensia itu butuh tenaga ekstra, sabar, dan tetap ekstra sayang, gak boleh lengah ntar tahu tahu hilang lagi kalo gak diawasi.

    Soal motor ditinggal karena lupa, ada juga tetangga yang gini, di rumah diketawain suaminya, hihii

    BalasHapus
  17. Lucuu banget sih maak aleee ketinggalan motor aslii akuu ngakakkk🤭...faktor U ya maaak.

    BalasHapus
  18. ya Allaah, kok ya bisaa gitu gak sadar yaa bawa-bawa cucian sepanjang jalan, hahaha. Iya, care giver seorang Alzheimer itu gak mudah. Soalnya selain punya masalah ingatan, Alzheimer ini suka berlaku seperti anak kecil lagi, atau yang diingat ya ingatan-ingatan masa lalu yang sudah lama sekali berlalu. anaknya yang sekarang sudah dewasa aja terkadang ingatnya anak itu masih kecil.
    Subhanallah deh ya, semoga para caregiver diberi kesabaran berlimpah yaa

    BalasHapus
  19. eh pemeran Thor itu juga didiagnosa alzheimer juga kan ya. Kalau menulis apakah bisa membantu mencegah demensia ya mak?

    BalasHapus
  20. Aku dulu gak percaya kalau alzheimer ini bisa diderita di usia muda. Tapi iya nih, karena film Cassiopeia, aku jadi mengevaluasi banyak hal, termasuk gaya hidup kali ya..

    Tapi kalau lupa masih dalam batas wajar, mah.. rasanya masih oke ya..
    Hihi...aku sering, terutama kelupaan HP.

    BalasHapus
  21. hiburan banget baca pengalaman kalian, hahaha
    kalau aku rekor lupa taruh kacamata di rumah tapi alhamdulillah suami sabar banget bantu carikan sampai ketemu
    btw, demensia itu apa efek dari multitasking di masa muda?
    trus kalau mengisi TTS apa bisa jadi stimulus bagus supaya mengurangi potensi demensia?

    BalasHapus
  22. Aku juga pernah hlo Mbak,nyari kacamata padahal aku pakai 🤭 kalau pergi bawa motor pulang jalan kaki, justeru suami nih pernah ngalamin waktu ada acara yasinan di rumah tetangga yang kebetulan rumahnya agak jauh.
    Tapi sekarang enggak, semoga yaa itu cuma soal kebiasaan aja.

    BalasHapus
  23. Kalau aku nih beberapa kali nanya kacamataku di mana, padahal si kacamata bertengger di jidat ahahahaa... jadi malu kalau pas inget ini. Kacauuu deh. Kayaknya kalau kita bukan karena pikun kok mbak, ada banyak pikiran yang sedang jalan berbarengan dan mengacaukan sistem syaraf. Hehehe... pembelaan diri deh pokoknya.

    BalasHapus
  24. soal lupa - lupa begini aku juga jagonya hahaha... sering lupa tas, HP, kacamata, sampai barang belanjaan. Untungnya masih rezeki dan ketemu lagi barangnya. Tapi memang demensia perlu dipahami biar bisa ditangani dengan baik

    BalasHapus
  25. Aku udah nonton film ini. Kasian banget udah kena alzheimer mana masih muda. Kebayang stresnya di saat usia produktif tapi otaknya udah kayak lansia. Ga sanggup ngebayangin kalo terjadi pada diriku.

    BalasHapus
  26. Ya ampun ga kebayang kalau kena alzaimer atau demensia ya mbak. Apalagi pe makann kertas atau kapuk, hiks. Moga beneran demensia bisa dikurangi faktor risikonya ya

    BalasHapus

Terima kasih atas kunjungannya. Mohon tidak meninggalkan link hidup dalam komentar ya :)