Memang keras dan keji hukum hutan jati. Saya keluarkan buku notes kecil yang selalu saya bawa, sebuah hadiah dari ayah, ketika masuk tentara, dan mengolak-alik halaman-halaman yang bertepi kelabu-abu dan kotoran, mencari tanggal hari kala itu. Selasa..Rabu..Desember.. nanti dulu, kemarin dulu ketika..iya..lalu 22, 23..ya sekarang mestinya 24 Desember 1945, tahun yang ramai ini. Heh, mengapa 25 Desember dicetak merah??
(Natal 1945)
Saaya membaca Natal 1945 dalam “Rumah Bambu”, buku kumpulan
cerita pendek karya salah satu penceriata favorit saya, Romo YB Mangunwijaya. Pertama kali diterbitkan tahun 2000
oleh Kepustakaan Populer Gramedia, buku itu merupakan kumpulan cerpen pertama
dan terakhir Romo Mangun. Saya memiliki cetakan keempat yang terbit tahun 2003 saat
masih kuliah di Solo. Selanjutnya, Rumah Bambu menjadi salah satu buku yang
ikut kemanapun saya berpindah tempat tinggal.