![]() |
pic by @bjluther |
Entah mengapa, duet slow motion dengan slow music selalu berhasil membuatku melankolik. Paduan yang ampuh menggelitik sisi-sisi tersembunyi hingga merasa terusik.
Sejatinya, kalian berayun cepat dalam tawa, dengan bermandi matahari senja. Saat itu, dalam hati aku mendaraskan syukur dan harapan. Kalian yang dikandung dalam rahim yang sama, semoga selalu erat sebagai sahabat hingga akhir masa.
Bukankah banyak terjadi, katanya bersaudara, tapi hati berjarak seperti air dengan minyak. Bahkan, juga banyak terjadi, katanya bersaudara, tapi gampang meledak seperti seperti api dengan petasan.
Menyedihkan. Tapi itu kenyataan.
Tiba di rumah, aku usil mengutak-utik gambar. Dengan kemampuan amatir untuk bermain-main menggunakan aplikasi gratisan. Sekedar melambatkan gerak, melenyapkan tawa, lalu mengisi gambar senyap dengan lagu yang sendu. Editan yang kasar tapi kuputar beberapa kali, sampai kemudian kusadari apa yang terjadi : aku terseret dalam melankolia.
video by me
Barangkali, hidup terkadang seperti bergerak dalam ayunan.
Maju-mundur, tapi tidak cantik.
Hanya maju-mundur, seolah dinamis, tapi sesungguhnya statis.
Hanya di situ-situ saja, tak ada lompatan yang jauuuuuh dari tempat semula.
Tapi haruskah ini membuat sedemikian sedih?
Setidaknya, tanpa lompatan jauh ke depan, tapi
juga tiada kemunduran jauh ke belakang
Mungkin aku harus seperti kalian berdua,
menikmati setiap detik ayunan
dalam tawa riang gembira
toh, hidup tak melulu tentang
seberapa jauh kamu telah melompat (*)
-------------------------------------------------------------
Location : Royal Spring by BSA Land, Gowa (I don't live there btw 😊)
Song : Life's alright by Silicon Estate
sedih ya kalo sama sodara sedarah, se-dna tapi malah gak dekat selayaknya.
ReplyDeletebanyak juga kejadian kayak gitu kan mak..bersyukur sekali jika kita rukun dg sodara
DeleteItu benar sih Mbak. Ada bandqyak di antara kita, yang sama saudara kandung malah bertengkar mulu. Sama orang lain malah akur
ReplyDeletemenyedihkan..tapi fakta :(
DeleteKalau masih kecil, bertengkar dengan saudara kandung itu memang seninya ya, berantem lalu akur lagi. Tapi kalau sudah dewasa, Banyak saya temui saudara kandung yang berantem lalu lama saling mendiamkan. Dan kebanyakan gara-gara perkara harta warisan
ReplyDeletenah ini mbak..saya sampai tpikir utk nggak kasih warisan ke anak2. optimalkan di pendidikan mereka
Deletehihi perumpamaanya boleh juga.. ya itulah kehidupan penuh dengan hal hal yang tidak kita duga sebelumnya dan memang harus bersiap untuk segara kemungkinan yang akan terjadi ya mbak
ReplyDeletekemunduran kadang nggak bisa ditolak sih mbak :)
DeleteAku lihat videonya jadi ikut melankolis dong, Mbak Liiiiiiis T^T. Jadi kangen masa kecil dulu masih main-main sama adek. Walaupun sering banget berantem, sebenernya aku sayang banget sama adekku waktu itu. Untuk adekku: I love you pokoknya. Semoga aja kita berdua bisa akur terus menerus. Begitu juga dengan Ale dan Elo, semoga terus jadi saudara yang saling menyayangi. :)
ReplyDeleteAmin mba Rowm. Makasih doanya. Dan ikut senang baca pesan Mbak Roem buat adek. Semoga terbaca :)
DeleteNah setuju dengan lompatan lebih jauh membuat kita akan semakin penasaran dengan hasil lompatan berikutnya ya.
ReplyDeleteSemmoga makin hari kita dapat melangkah lebih baik dari sbelumnya
amin Mb Febri.
DeleteAku sama sodaraku untungnya akur banget sih. Kalau zaman piyik dulu hobi berantem memang sama kakak.
ReplyDeleteSkrg anak2ku hobinya rebutan dan berantem, suka pusing. Semoga gedenya aman2
aku sama kakakku, berantem enggak. tapi deket bangeeet juga enggak...hehehe
DeleteMak Lisdha bisa banget bikin tulisan yang bikin orang merenung. Kereen.
ReplyDeleteSemoga anak-anak akur terus yaa. Saya gak tahu ini sedang berayun di tempat atau gimana hehehe.
hehehe..makasih Kak Niar
DeleteSaya memang lg merasa terayun di tempat saja nih. Ini tulisan curcol hahaha
aplikasi gratisannya canvakah mbak? hehe.. kalo itu aku juga sering banget maininnya
ReplyDeleteaplikasi inshot mbak Moly. Tadinya pakai Viva tp entah kenapa error jd pindah ke inshot
DeleteHuhu sedih banget rasanya kalo ada saudara yang saling menjelekkan, bahkan saling menyindir.
ReplyDeleterupanya banyak kejadian seperti itu. Merasa sodaranya sbg orang yg toxic
DeleteJadi mirip sinteron ya pertikaian saudara kandung, mungkin diambil dari versi nyata. Semoga rukun-rukun aja ya kita sama saudara
ReplyDeletebanyak sih kejadian beneran, sodara malah jd berasa orang lain
Deletewhat a beautiful poem.. atau ini bukan puisi? hhe. tapi kata2nya indah.
ReplyDeletesedih pas baca kalimat2 awal. soalnya keluargaku ada yang pernah mengalaminya
hehehe...rasanya sih sedang enggak buat puisi mbak. Mungkin karena mellow jd agak2 puitis
DeleteSaya empat bersaudara, anak terakhir. Sering banget nano nano sama tiga kakak (mana cewek semua pula). Hahaha.. Tapi syukurnya ya gitugitu aja, gak parah banget dan berkepanjangan. Semoga kedepannya bisa lebih baik deh hubungan persaudaraan kami. Mbak juga dengan keluarga yaa :)
ReplyDeleteamiin. Saya cuma dua sodara mbak...keluarga kecil memang. bersyukur baik2 saja dengan kakak meski nggak yg seperti soulmate gitu
DeleteHmmm banyak yg sebenarnya adik-kakak tapi hubungan gak harmonis sih, kayak air dan minyak, dan ini fakta.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteLove bangeett..
ReplyDeleteTerkadang, kita hanya perlu menikmati setiap momen yang hadir, saat ini, detik ini dan melewati waktu begitu saja.
Membiarkan angin menghembus...lembut kulit dua saudara yang sedang berayun bersama.
celebrating every moment ya teh lendy :)
Deletesemoga hari yang keras dapat dilembutkan ya mba... dan semua persoalan dapat diselesaikan... doa terbaik bagi kota semua...
ReplyDeleteAmin mbak Ira :)
DeleteSemoga kta semua akur2 saling menghargai satu sama lain karena waktu ini sangat berharga hanya buat marah dan berdebat
ReplyDeleteamin. makasih mak echa imut :)
Deletesemoga selalu akur ya mba dengan saudara tapi terasa sekali oleh aku dimana justru saudara yang memilih bikin hubungan ga baik hehhee
ReplyDeleteat least bukan kemauan kita utk tdk berhubungan baik ya mbak.
DeleteAku mengalaminya
ReplyDeleteSemua karena uang bisa saja ga baik
Seperti saat ini
Aku memilih menjauh karena miskin
Aku bersyukur kami b4 dididik untuk saling support satu sama lain. Mama slalu bilang, darah itu slalu LBH kental drpd air. Jgn prnh berantem hanya Krn warisan ato masalah2 duniawi lainnya ke saudara kandung. Bersyukur kami saling sayang dan srg komunikasi 1 sama lain. Malah kdg kangen, Krn masing2 terpencar, aku dan adek kedua di Jakarta, adek ketiga di Sibolga dan yg bungsu di Medan.
ReplyDeleteRasanya selesai pandemi ini, kota domestik yg pertama bakal aku datangin Medan sih. Sekalian mudik ke Sibolga :) udh kangen banget