Mendapatkan Kacamata "Gratis" dari BPJS


Holaa Teman_DW

Artikel ini lanjutan dari artikel sebelumnya, yakni Cara Mendapatkan Surat Rujukan untuk Klaim Kacamata BPJS. Di sini, saya akan cerita tentang proses periksa mata dan akhirnya dapat kacamata full free dari BPJS.

Nah, di akhir tulisan lalu saya sudah mendapatkan jadwal dan dokter untuk periksa mata di JEC Orbita, Jalan AP Pettarani, Makassar. Ketika saya klik, keterangan di aplikasi JKN Mobile saya  seperti ini : 


Wew ..kenapa ya? Ini  kali pertama saya mendaftar pakai rujukan BPJS, jadi masih  nggak ngerti.

Saya coba ulang, tetap seperti itu. Yodahlah.. ntar datang langsung saja pas hari H. Jadwal yang saya pilih adalah Sabtu, 10 Juni pukul 18.00. Lalu, pada Sabtu pagi saya ada acara di luar dan selesai menjelang pukul 11.00. Kebetulan tempat kegiatan saya nggak jauh dari JEC. Spontan saya ngide untuk langsung ke JEC guna meminta info soal keterangan di aplikasi JKN.

kacamata-bpjs
Foto dari IG @jec.orbita.makassar

Tiba di JEC, tampak banyak orang memenuhi dalam ruangan maupun sisi depan klinik. Waw…antreannya panjang banget. Saya sering lewat JEC dan memang sering penuh gitu sih. Saya bertanya pada satpam yang mengatur antrean dan diarahkan ke bagian informasi. Dari informasi diarahkan ke bagian pendaftaran yang antreanya lumayan.

Sabar–sabar–sabar.. Kalau nggak mau antre panjang, langsung ke optik aja ya kan.. Ga perlu resep kacamata dari dokter, cukup diperiksa pakai alat di toko optik. Tapi ini kan mau kacamata "gratis" (yang sebenernya nggak gratis juga sih, kan bayar iuran tiap bulan ^_^).

Tiba giliran antre, saya memperlihatkan  keterangan di aplikasi JKN pada petugas. Menurut petugas, hal itu tidak masalah. Hanya saja, hari itu dokter yang tertulis pada jadwal yang saya pilih tidak ada jam praktik di JEC.  Wah..ternyata jadwal dokter di aplikasi nggak selalu sinkron dengan jadwal klinik/RS. Petugas menambahkan informasi kalau ada dokter praktik hingga pukul 13.00. 

Yo-dah, ketimbang pulang dulu dan nanti sore datang lagi, saya pilih langsung daftar saat itu juga. Petugas mengecek surat rujukan saya di laptopnya, lalu menyuruh saya mengisi data di berkas (yang ini belum paperless). Selanjutnya saya gabung di antrean dalam gedung. Saya dapat nomor B158 sedangkan saat itu di papan layar antrean tertera B37.

Buseet…mau berapa lama? Mana saya belum sarapan huhuhu.

Saya mencermati panggilan pasien, ternyata tidak mutlak berurut. Nomornya loncat-loncat tak tentu, tapi pasti tetap lama dong sampai B158. Sesaat menimbang, saya memutuskan untuk ngacir sebentar untuk makan bakso di depan JEC. Ndilalah kok ya hujan lumayan deras, jadi agak basah. Nggak apa-apa deh, yang penting perut terisi. Perjuangan antre masih panjang boook…

Selesai makan, saya kembali antre. Lewat pukul 12.00, nomor saya dipanggil. Horeeee…. tuh nggak terlalu lama kok.. Saya ke bagian pencocokan data, lanjut ke bagian pemeriksaan tensi dan beberapa kondisi kesehatan dasar lainnya. Dari sana, saya diarahkan ke bagian Basic Diagnostic Room (BDR). 


kacamata-bpjs
Pemeriksaan di BDR JEC Orbita Makassar

Saya kembali ngantre di situ. Ada beberapa pemandangan menyentuh, yakni pasien-pasien-pasien sepuh (tua) yang mesti didampingi, bahkan pakai kursi roda. Selain tubuh yang sudah renta, pandangan mereka juga sudah sangat kurang. Sebagian bahkan kena katarak, maka itu harus dituntun untuk menjalani pemeriksaan. Bersyukur, staf di sini sabar-sabar melayani para warga senior itu.

Di BDR ini, saya menjalani pemeriksaan mata dengan alat (lupa pemeriksaan apa saja). Saya juga dites kemampuan penglihatannya untuk menentukan minus, plus, dan cylindernya. Selesai di-tes, saya kembali antre untuk konsultasi dengan dokter mata di seberang ruang BDR.

Nah…ternyata antre di situ lumayan lamaaa..huhuhuhu.

Sampai menjelang pukul 15.00, saya belum juga dipanggil. Meski berusaha mengisi waktu dengan blogwalking, browsing, mengamati keadaan dll, tetap aja terserang rasa jenuh. Belum lagi saya kembali merasa lapaaarrr (tadi pagi baksonya porsi kecil dan nggak pakai mie). Menimbang situasi, saya kembali keluar guna urusan perut hahaha. Saya kabur ke Indomaret yang agak jauh dari JEC untuk beli roti dan minuman. 

Kembali ke JEC, ternyata masih antre dong. Fiuuuh… Tapi kan sudah tau, ini konsekuensi pakai BPJS, gosah ngeluh hehehe. Puji Tuhan, akhirnya terdengar nomor saya dipanggil oleh perawat. Saya diperiksa dokter mata. Dari dokter dapat surat hasil periksa yang harus saya bawa ke optik di ruang depan JEC.

Bukan…kacamatanya bukan ambil di optik itu. Bisa saja sih ambil kacamata di situ, tetapi dengan pembayaran umum. Sementara tujuan dari semua proses yang saya lakoni itu adalah karena mau ambil kacamata BPJS. Petugas optik mengeluarkan beberapa berkas yang bisa saya bawa optik rekanan BPJS.Saya juga diperlihatkan daftar optik rekanan BPJS di Kota Makassar.



Oke..sip.. Puji Tuhan, akhirnya sekitar pukul 16.00, saya bisa keluar dari JEC Orbita dengan membawa berkas BPJS untuk klaim kacamata di toko optik. Hohoho..antrenya dari pukul 11.00 dooong.. Entah gimana deh suasana antrean di Faskes II lainnya, apakah sama, lebih sepi, atau malah lebih rame? Kalau pasien umum, apakah ngantrenya beda dengan pasien BPJS? Hmmmh..kutak tahu.

Hari Selasa minggu depannya, saya ke optik Tunggal Jaya di Jalan Rappocini untuk mengklaim kacamata. Pilih optik ini karena alasan sudah tahu tempatnya saja. Lha wong tiap jemput si bocah dari skul hampir pasti lewat Rappocini. Di toko, saya langsung memilih kacamata yang sesuai pagu BPJS, biar nggak usah nambah biaya. 

Dapat cerita dari beberapa teman, mereka masih tetap HARUS tambah biaya ketika klaim kacamata BPJS. Sampai seorang teman bilang, "itu akal-akalan orang optik aja biar dapat uang tunai."

Di toko optik Tunggal Jaya, memang ada banyak pilihan kacamata. Tetapi sejak awal dikasih tahu kalau ada kacamata yang harganya sesuai pagu BPJS, bisa juga pilih kacamata yang lebih mahal dengan konsekuensi menambah biaya. 

Sejak awal saya sudah niat mau ambil yang sesuai pagu BPJS saya yakni Rp 330 ribu (kelas 1). Saya ingin punya perbandingan saja, bagaimana kenyamanan kacamata BPJS dengan kacamata lama yang lebih mahal (non-BPJS). Dengan pagu BPJS, saya hanya bisa dapat kacamata dengan lensa jarak jauh (minus) plus silinder. Kalau mau lensa progresif yang sekalian untuk melihat jarak dekat (plus), harus menambah biaya sekian ratus ribu (lupa persisnya, kalau tidak salah tambah Rp 500 ribu). 

Rencananya sih, untuk lensa progresif dan chromatic, saya akan beli di toko online aja. Dulu saya sudah pernah order kacamata suami di toko online.  Jadi, seperti sebelumnya, saya akan punya dua kacamata hehehe.

Pada Sabtu 17 Juni, usai ambil raport, saya dengan BJ dan anak-anak lewat Jl Rappocini untuk mengambil kacamata.  Masih butuh adaptasi dengan kacamata baru tapi lumayan nyaman kok…. Oh ya, dengan jatah BPJS,  kita bisa ganti kacamata lagi minimal setelah dua tahun pemakaian. Caranya dengan mengulangi prosedur mengambil rujukan dari Faskes I.

Puji Tuhan, proses kacamata BPJS saya tergolong lancar. Minus di antre lama saja. Wajar sih, ibarat naik kelas ekonomi, masa mau fasilitas patas? Buat saya, kacamatanya  juga tidak mengecewakan. Semoga awet sampai waktunya ganti kembali.

Bonus foto dengan kacamata ^_^


Tips untuk ambil kacamata BPJS :

● Jangan menunda periksa terlalu lama sejak dari mengambil rujukan. Saya lupa berapa lamanya (bisa ditanyakan ke petugas), yang pasti surat rujukan ada masa berlakunya.

● Sama dengan di atas, setelah dapat resep kacamata, jangan tunda lama-lama untuk mengambil kacamata di toko optik. Jika lewat masa berlaku, harus ulang dari ambil surat rujukan lagi.

● Soal antre lama, mungkin ini juga terjadi di mana-mana. Bisa disiasati dengan datang lebih awal.  Bagi freelance, bisa nih sambil bawa kerjaan untuk mengisi waktu menunggu. Oh ya, jangan lupa sarapan yaa.. :D

● Jika tak ingin membayar lebih, pastikan bertanya pada optik tentang keberadaan kacamatan yang sesuai pagu BPJS. 

Prosedur BPJS tentu tak sepraktis pembelian kacamata secara umum. Namun, kalau memang ada waktu dan tenaga, plus mau menghemat uang, kenapa tidak? 

Tadinya paragraf di atas merupakan akhir tulisan. Namun tadi malam cerita dengan seorang teman di Nusa Tenggara Timur. Dia bilang pengin juga ganti kacamata pakai BPJS. Namun, saat ini tidak ada dokter mata di kota tempat tinggalnya (posisi dia di ibukota kabupaten). Jadi kalau mau ke Faskes II yang ada dokter mata-nya harus ke kabupaten sebelah dengan lama perjalanan 3-4 jam. 

Huhuhu, dengar itu kok jadi sedih yaaa… Fasilitas kesehatan kita masih belum merata, ya kan? Di Makassar, saya bisa memilih sekian alternatif Faskes II yang punya dokter spesialis mata. Sementara dia harus ke kabupaten sebelah. Transportasinya jelas butuh biaya dong...Hal seperti ini bukan cerita baru sih…Semoga terus ada perbaikan ke depannya. Fasilitas kesehatan hak semua anak bangsa. (LSD)



17 komentar untuk "Mendapatkan Kacamata "Gratis" dari BPJS"

  1. Baru tahu kalau kacamata bisa gratis dari BPJS kemarin karena informasi dari teman, pas banget ini informasinya. Jadi lebih tahu bagaimana caranya, sempat mengeluhkan mau ganti kacamata juga. Terima kasih informasinya!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama2 mb Nisa..kita geng kacamata kan hehehe

      Hapus
  2. Antrinya lama ya, tapi setuju juga sih selama ada waktu dan tenaga, kenapa enggak ya, kan jadinya bisa berhemat.
    Aku belum pernah mencoba dapat kacamata gratis dari BPJS, mama mertuaku yang pernah, udah lama juga sih, lebih dari 3 tahun. Untungnya waktu itu prosesnya lancar dan gak antri terlalu lama.

    BalasHapus
  3. aku bacanya kok capek mbaaak, karena antriannya lama banget apalagi nomernya nggak urut, berasa ikutan sebel dan laper, Bapakku juga baru ambil kacamata lewat bpjs, emang nggak semahal yang biasa beliau pakai, tapi tetap nyaman dipakai

    BalasHapus
  4. Aku jadi mendapat informasi dengan adanya kacamata gratis ini. teryata memang menunggu lama ya mba. Tapi bagus juga periksa di JEC ini walau antri tapi bagus dan sudah terbukti juga

    BalasHapus
  5. Waduh bayar itu bisa jadi akal-akalan orang optik ya...mesti kasih tahu Bapak Ibuku nih, mereka selama ini dapat kacamata gratis dari BPJS, tapi nambah uang katanya.
    Btw, selamat untuk kacamatanya, terlihat pas dan pantas, Mbak Lisdha:)

    BalasHapus
  6. Ternyata yang namanya antrian BPJS tidak lihat lokasi ya. Di Makasarpun sama ya. Aku juga BPJS kelas 1,mandiri. Sepertinya kacamata ini harus segera diganti karena so nyanda nyaman lagi dipakai. Aku mau manfaatin nih fasilitas BPJS

    BalasHapus
  7. Alhamdulillah akhirnya sudah diambil ya mbak kacamatanya. Ini juga jadi catatan nih kalau ingin mengambil kacamata melalui BPJS sudah tau tips-tipsnya, mulai dari cara pengajuan sampai dengan pengambilan.

    BalasHapus
  8. Pengalaman mantap nih. Saya juga periksa mata pakai BPJS. Tapi pas beli kacamata, lensa dan frame saya pilih beli mandiri saja. Di kampung g ada pilihan soalnya hehehe

    BalasHapus
  9. Aku mau coba nih.. kacamataku udah waktunya ganti. Minusnya juga kayaknya makin tebel.. huhuhu..

    BalasHapus
  10. memang kalau mau mendapatkan layanan bpjs ini kuncinya harus sabar ya, mbak. apalagi BPJS juga nyatanya sangat membantu saat kita perlu berobat dengan pengobatan rutin seperti ibu saya yang harus selalu ke dokter setiap bulan karena sakit hipertiroidnya.

    BalasHapus
  11. kece bangettt pakai kacamata eniih mbaaa

    yah emang klo mau pakai bpjs, deramaahhhnya mayan banyaakk 😆 d sby gt juga

    BalasHapus
  12. Untunglah penggantian kaca mata bisa diusahakan dengan BPJS. Memang sih kayanya kalau antrian lama pakai BPJS kayanya di mana-mana hampir sama. Masih beruntung ya Mba di Kota besar kalau yang di pelosok mau ke faskesnya jaraknya jauh ya Mba.

    BalasHapus
  13. Aku udah pernah urus kacamata progresif pake BPJS. Intinya sih di optik kalo ada indikasi sakit ya tetap diberikan. Jadi meski pagi kelas 1 waktu itu aku tetap bisa minta kacamata progresif karena ada indikasi . Kalo tidak ada indikasi ya gak bisa karena dianggap kacamata aksesories

    BalasHapus
  14. Aku langsung sumringah liat ada fotonya kak Lis sama kacamata baruuu..
    Senangnyaa..
    Intinya kalau pasien BPJS kudu banyak sabar, legowo dan itu bagian dari bersosialisasi juga ya.. Aku suka ngobrol sama sesama pasien, jadi pulang-pulang kaya akan carita, hihihi..

    Cancii, kak Liiss..

    BalasHapus
  15. Semoga setelah dapat kacamata jadinya makin bisa produktif ya
    Saya juga sebenarnya sudah butuh tetapi masih di tahan karena anak anak masih didahulukan keperluannya

    BalasHapus
  16. Nanti kalau ganti kacamata mau juga pakai BPJS nih, lumayan berhemat ya, apalagi sering depan laptop ini

    BalasHapus

Terima kasih atas kunjungannya. Mohon tidak meninggalkan link hidup dalam komentar ya :)