Hai Kalian, Ayo Dengar Alam Bernyanyi

air terjun timurung

Air terjun Timurung. Tempat ini adalah “bonus” dari camping kita di Tinambung, Bissoloro, Gowa, Sulawesi Selatan. Saat berangkat camping, kita sama sekali tak tahu tentang air terjun itu. Kita mendengar tentangnya dari tetangga tenda (yang juga baru mau kali pertama pergi ke sana). 


Dari Dimas, pengelola tempat kemping, kita mendapat petunjuk arah. “Setelah bertemu jalan aspal, Anda belok kanan. Jalan terus sampai melewati empat jembatan kuning. Setelah itu, Anda akan menemukan gerobak merah. Nah, Anda parkir di situ dan tinggal jalan kaki ke air terjun. Tidak jauh kok. Dari sini, paling 15 menit saja. Kalau bingung, Anda tinggal tanya orang.” 


Kurang lebih, begitulah petunjuk Dimas saat itu. Petunjuk yang hingga kini masih kuingat karena penggunaan kata ganti “anda”. Itu semacam…….moment langka dalam sebuah percakapan non-formal..


Nah...itu dia tempat yang kita tuju!!


Setelah melintasi jalan setapak di antara ladang jagung, akhirnya kita menemukannya. Benar kata Dimas, air terjun ini tak terlalu jauh dari tempat kita memarkir kendaraan. Paling sekitar 500 meter saja. Namun, saat itu matahari sedang terik. Setengah kilometer sudah membuat kita kepanasan. 


Dalam kegerahan, kita disambut pemandangan air terjun yang jernih dikelilingi bebatuan.  Tidak ada loket tiket di sini, juga belum terlihat bangunan apapun layaknya di tempat wisata. Aiiih, tempat ini benar-benar masih “murni”. Memang bukan air terjun yang sangat tinggi dan lebar. Namun, setelah perjalanan di bawah matahari siang, bening airnya terasa bagai oase. 


Duuh, kalian berdua langsung kepengin nyemplung… 

Air terjun Timurung


Hei.., kita kemari tidak membawa baju ganti! Namun, undangan dari air terlalu kuat untuk kalian tolak. Ya sudah, main air-lah kalian. Mandi nekat seperti ini, pasti akan jadi kenangan yang tidak mudah terlupakan. Little moment today, precious memory tomorrow, right? Urusan baju kita gampangkan. Jalan basah-basah ke kendaraan, tidak masalah bukan?


Beruntunglah kalian yang bisa menikmati berkat alam. Saat hujan sudah jarang, air terjun Timurung di Desa Batumalonro, Bungaya, Gowa, Sulawesi Selatan itu masih mengalirkan kesegaran. Mataku menyapu sekeliling, di atas sana tampak hijau hutan menghampar.


Air terjun Takapala - Malino


Tak sekali ini kita menikmati berkat hutan dalam wujud air terjun yang menyegarkan. Tempo hari di Malino-Gowa, sebelum perjalanan berakhir camping, kita lebih dulu bertemu air terjun Takapala. Air yang terjun dari tebing tinggi. Benturan air dengan bebatuan membuat sekeliling seolah rinai hujan. Meski tak benar-benar hujan, perlu payung agak kita tak kebasahan. 


Ah ya, jauh sebelumnya, kita sempat mandi-mandi di air terjun Bantimurung yang legendaris. Tak hanya air terjun, hutan di tempat ini juga merupakan rumah bagi ribuan kupu-kupu. Pada musimnya, siapa saja bisa menikmati warna-warni indah serangga bersayap itu.


Air terjun Bantimurung

***


Ketiga peristiwa di atas hanya setitik dari sekian banyak berkat hutan yang bisa kita nikmati. Di kelas, guru-guru sudah mengajar kalian tentang aneka manfaat hutan, bukan? Bisa dibilang, #HutanKitaSultan. Bukan sultan kaleng-kaleng, tetapi  benar-benar sultan karena kekayaan hutan yang melimpah-ruah.


Hutan kita sumber pangan, sandang, papan. Dengan mudah kalian bisa menyebutkan contoh pemanfaatan hasil hutan untuk ketiga kebutuhan utama manusia itu. Pangan, meski sistem pertanian sudah berkembang, masih banyak bahan pangan yang diambil langsung dari hutan. Sandang, sebelum berkembang penemuan serat sintetik, bahan pakaian banyak dibuat dari serat alam. Papan, hunian bergaya modern sekalipun, tetap membutuhkan hasil hutan dalam pembangunannya.


Hutan kita sumber ekonomi. Hutan tak hanya menopang ekonomi masyarakat yang tinggal di sekitar hutan. Orang-orang perkotaan, mungkin malah lebih banyak meraih keuntungan ekonomis dari hutan. Pengolahan dan perdagangan hasil hutan membuka lapangan kerja bagi jutaan orang. Ekspor hasil hutan juga mengisi pundi-pundi devisa negara. Jangan lupa, di perut hutan juga tersimpan bahan tambang yang bernilai ekonomis tinggi. 


Hutan kita penjaga lingkungan. Tentang ini, banyak hal yang bisa kita sebutkan bukan. Hutan menyimpan cadangan air, yang sekaligus berarti menghindarkan bencana banjir dan longsor. Hutan juga berfungsi sebagai “paru-paru dunia.” Dalam tubuh, paru-paru adalah organ vital untuk proses pernafasan. Demikianlah pentingnya hutan untuk pernafasan penduduk bumi. Dengan luas hutan jutaan hektar, Indonesia termasuk paru-paru dunia lho… Bayangkan dedaunan hutan sebagai prajurit garda terdepan yang menangkap karbon dioksida. Lalu kecanggihan anatomis pohon mengubah karbon dioksida menjadi oksigen yang adalah kebutuhan vital mahluk hidup lainnya. 


Fungsi hutan sebagai paru-paru juga berkaitan dengan kondisi iklim bumi. Emisi karbondioksida yang terus meningkat menyebabkan suhu bumi semakin panas. Hari-hari ini, istilah “pemanasan global” semakin sering kita dengar dalam berita sehari-hari. Pemanasan global tidak hanya berakibat suhu harian yang semakin gerah. Lebih dari itu, pemanasan global berdampak pada melelehnya es kutub dan peningkatan suhu laut. 


Melihat adengan gunung es meleleh di film animasi Ice Age memang lucu. Namun, akibatnya sungguh tidak lucu. Salah satunya, musim tak lagi teratur sehingga memengaruhi produksi pertanian dan perikanan. Juga banyak bencana alam di mana-mana. Di laut, kenaikan suhu bisa membunuh biota yang merupakan sumber makanan bagi ikan-ikan. Berkurangnya ikan berarti berkurangnya sumber pangan bagi manusia.


Hutan kita penjaga kesehatan. Bahkan, kalian pun sudah tahu istilah healing. Kata yang semula terbatas dipakai dalam urusan penyembuhan kesehatan mental. Namun kini, healing lazim dipakai, layaknya kata “refreshing”. Segarnya hutan cocok untuk pemulihan tubuh dan jiwa bukan?


Dengan sekian manfaatnya bagi Indonesia, bahkan juga dunia, #HutanKitaBikinBangga bukan?


Kerusakan Hutan Kita


Kalian sudah belajar prinsip dasar membedakan kebutuhan dengan keinginan. Aku pernah membaca, entah dari mana, bahwa hutan mampu melayani kebutuhan semua penduduk bumi. Namun, hutan tak akan sanggup memenuhi keinginan (baca : keserakahan) segelintir warga dunia. Pernyataan yang terasa kebenarannya. Sebab, kebutuhan ada batasannya. Sedangkan keinginan tiada ukuran pastinya. 


Bencana alam memang bisa mengakibatkan kerusakan hutan. Namun, berbagai studi menunjukkan, penyebab kerusakan hutan yang utama adalah faktor manusia. Pesatnya pertambahan penduduk berdampak pada peningkatan kebutuhan pangan, sandang, dan papan. Peradaban modern tidak sekadar puas pada terpenuhinya kebutuhan, tetapi berlanjut pada keinginan untuk menumpuk pemilikan yang banyak dan lebih banyak lagi. Hutan sebagai sumber ekonomi mengalami eksploitasi. Kekayaannya diangkut keluar tanpa adanya upaya pemulihan. 


Data Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia menunjukkan, dalam enam tahun terakhir Indonesia mengalami deforestasi seluas 2,1 juta hektar. Juta hektar lho…angka yang sangat banyaaak bukan? Angka yang akan jelas akan melonjak tinggi jika dihitung sejak Indonesia merdeka. Bahkan, sebuah artikel mencatat, eksploitasi hutan di Indonesia bisa ditelusuri sejak zaman pendudukan Hindia Belanda.



Kita Bisa Turut Menyelamatkan Hutan 


Moana, adalah salah satu film lama yang beberapa kali kita lihat bersama-sama. Kita masih ingat, bagaimana gambaran kemarahan Te Fiti, sang ibu bumi karena jantung hatinya dicuri Maui. Te Fiti digambarkan sebagai hutan sangat cantik, tapi sekaligus sangat ganas ketika murkanya terpantik.


Moana harus menempuh sekian marabahaya untuk meredakan amarah Te Fiti. Seperti Moana, kita juga melakukan kebaikan bagi bumi lho… Tentunya tak harus menyeberangi samudera dan berkelahi melawan kepiting raksasa. Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk turut melestarikan kecantikan hutan di bumi.


Kalau ditanya langkah pelestarian hutan, kalian pasti dengan mudah memberikan beberapa contoh nyata. Turut dalam gerakan menanam pohon, benar. Mengadopsi pohon, benar. Bijak menggunakan produk olahan hasil hutan, itu juga benar. Oh ya, jangan lupa, kita perlu mendukung upaya pelestarian hutan dari sisi peraturan perundangan.


Tapi ada juga lho, partisipasi pelestarian hutan yang bisa kita lakukan sambil rebahan. Ah beneran? Iya bener!


Caranya adalah dengan turut mendengarkan lagu #DengarAlamBernyanyi dari platform musik legal, seperti Youtube, Spotify, Apple Music, dan lainnya. Bagaimana hubungan mendengarkan lagu dengan partisipasi kelestarian hutan? Jadi gini, sebagian royalti lagu ini akan disumbangkan untuk perlindungan hutan Indonesia. So, semakin banyak orang mendengarkan lagu ini ini lewat platform resmi, semakin banyak royalti yang bisa dikumpulkan. 


Lagu ini merupakan karya trio musisi Laleilmanino. Nama unik itu merupakan singkatan dari tiga personilnya, yakni, Arya Aditya Ramadhan (Lale), Ilman Ibrahim, dan Anindya Baskoro (Nino). Tak hanya bertiga, Laleilmanino menggandeng Sheila Dara, HIVI!, dan Chicco Jerikho untuk membawakan lagunya. 







Coba deh dengar dan saksikan (sekali lagi, di platform musik legal yaaa…). Lagu ini tidak hanya keren dari sisi lirik dan aransemen. Namun, visual pohon-pohon dan aneka satwa dalam videonya indah dipandang mata. 


Bila kau ada waktu
Lihat aku di sini
Indah lukisan Tuhan
Merintih ingin kau kembali
Beri cintamu lagi
Bila kaujaga aku
Kujaga kau kembali
Berhentilah mengeluh
Ingat, kau yang pegang kendali
Kau yang mampu obati
Sudikah kau kembali?
Pandanglah indahnya biru yang menjingga
Simpanlah gawaimu, hirup dunia
Sambutlah mesranya bisik angin yang bernada
Dengar alam bernyanyi
(Ah, ha, ha)
Bila kau lelah dengan panasnya hari
Jagalah kami agar sejukmu kembali
Bersatulah, hajar selimut polusi
Ingatlah, hai, wahai kau manusia (wahai kau manusia)
Tuhan menitipkan aku
Ho, di genggam tanganmu (di genggam tanganmu)
Pandanglah indahnya biru yang menjingga
Simpanlah gawaimu, hirup dunia
Sambutlah mesranya bisik angin yang bernada
Dengar alam bernyanyi
Dengarkanlah
Bisik mesra
Alam bernyanyi
Bawa canda dan riang tawa
Untuk dunia, oh
Gunakan telinga, hati
Cobalah dengar nyanyian kami, oh-oh-ho
Bayangkanlah hidupmu
Bila tak ada kami
Pandanglah indahnya biru yang menjingga
Simpanlah gawaimu, hirup dunia (dunia)
Sambutlah mesranya bisik angin yang bernada (dengarlah alammu bernada)
Dengar alam bernyanyi
Indahnya biru yang menjingga
Simpanlah gawaimu, hirup dunia (dunia)
Sambutlah mesranya bisik angin yang bernada (alam pun bernada)
(Alam pun bernada)
Dengar alam bernyanyi (jangan tunggu lagi, Kawan)
Jangan kau tunggu nanti (jangan tunggu lagi)
Dengar alam bernyanyi
Dengarkanlah
Dengar alam bernyanyi (dengar alam bernyanyi)
Oh, dengar kami bernyanyi

Ah ya, lirik yang terasa sangat mengena bagi kita. Dalam gempuran candu digital, mari sejenak luangkan waktu untuk mendengarkan suara alam. Resapi dan hayati, lalu ucapkan terima kasih pada alam yang telah menyediakan banyak kebutuhan kita selama ini. Juga katakan pada diri sendiri, untuk turut serta dalam upaya menjaga bumi. (*/DW)








 




 


 



28 komentar untuk "Hai Kalian, Ayo Dengar Alam Bernyanyi"

  1. Kita memang wajib memjaga kelestarian alam dan lingkungan dimulai dari lingkungan keluarga. Yang sederhana saja misalnya membuang sampah pada tempatnya. Soal kerusakan hutan pembalakan, kebakaran hutan, illegal logging dll seakan tak ada hentinya. Betul, perundang2an soal hutan harus disoasialisasikan pada masyarakat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dilema memang ya Mak..antara kelestarian dengan kebutuhan (keinginan deng :D )

      Hapus
  2. Terharu membaca lagu dengarkan Alam Bernyanyi
    Gunakan telinga, hati
    Cobalah dengar nyanyian kami, oh-oh-ho
    Bayangkanlah hidupmu
    Bila tak ada kami

    Alam termasuk hutan HARUS kita jaga kelestariannya. Jika bukan kita yang menjaga siapa lagi

    BalasHapus
  3. Aku pun ingin nyebur mbaa walau lihat dr foto.. huhu bahagia pastiii mreka lihat air di alam bebas gini. Suka banget akuu..
    Waaah hutan udah lama nggak main ke hutan pengin ajak anak2 jg. Biar mereka paham melindungi alam dan hutan..
    Btw lagunya bagus, laleilmanino nggak diragukan lagi yaa.. iramanya tuh langsung asyik di kuping

    BalasHapus
  4. Dan kita juga bersyukur ya mba berada dan tinggal di Indonesia yang memiliki kekayaan alam yang luar biasa indahnya. Dan yuk kita sama sama menjaga bumi semakin baik sehingga menjadi semakin baik

    BalasHapus
  5. Ternyata kita bisa ikut berpartisipasi melestarikan hutan sambil rebahan dong cuma modal dengerin lagu #DengarAlamBernyanyi dari platform legal. Keren kan

    BalasHapus
  6. Sulawesi termasuk kawasan dengan pesona wisata alam air terjun yang masih asri. Semoga pengelola dan pengunjung turut menjaga dengan membuang sampah di tempat yang seharusnya.

    BalasHapus
  7. Indah banget air terjunnya. Semoga terus terjaga lestari ya alam Indonesia kita ini. Lagunya udah denger, enak juga di telinga.

    BalasHapus
  8. Pengen deh main ke hutan, tapi di sini hutan kota nggak asyik, udah ngk kayak hutan. Mana airnya bening gitu. Tapi takut ngk sih ketemu binatang buas, bikin jantungan ya, untung berani

    BalasHapus
  9. Bener banget, kita wajib medukung pelestarian hutan. Apalagi saat ini hutan kita banyak yang rusak akibat ulah kita juga. Untuk menebusnya, kita musti ikut berpartisipasi untuk melestarikan hutan ini cukup dengan mendengarkan lagu saja

    BalasHapus
  10. Bener banget, kita wajib medukung pelestarian hutan. Apalagi saat ini hutan kita banyak yang rusak akibat ulah kita juga. Untuk menebusnya, kita musti ikut berpartisipasi untuk melestarikan hutan ini cukup dengan mendengarkan lagu saja

    BalasHapus
  11. Mendengar alam bernyanyi tuh enak dan syahdu banget loh, gemericik dan suara-suara burung yang berkicauan. Ibaratnya syahdu banget memang... Menjaga kelestarian alam ini memang sudah kewajiban untuk kita semua, karena sedih kalau alamnya menangis nanti.

    BalasHapus
  12. KAlau sudah jalan ke hutan dan lihat ada air terjun wajib banget nyebur apalagi kalau areanya bagus, nyaman dan tidak banyak pengunjung. Makin syahdu deh menikmati alam..lagunya krena banget ini mbak

    BalasHapus
  13. Waaah segernyaa mak lisss...di bekasi panas nampol...
    Tapi sabaar sabar bsk sabtu gantian akuu yg ke air terjun 🤭
    Dengarlah alam bernyanyi aku sukaak maak sampai aku oakai buat reels 2x di Ig

    BalasHapus
  14. Segar sekali anak2 nyebur dan bermain di air terjun yah. Gak papa gak bawa baju juga yang penting moment indah saat itu harus dinikmati yaaah.

    Semoga makin banyak yang menyadari tentang pentingnya menjaga hutan kita agar tetap lestari yaaah

    BalasHapus
  15. Seneng banget melihat Hutan Kita Sultan yaa..
    Rasanya hidup bersanding dengan alaminya hutan dan menikmati hasil yang ada dari hutan, bahkan orang kota pun membutuhkan hutan untuk keseimbangan alam yang kita tinggali.
    Sepatutnya kita menjaga hutan dengan sungguh-sungguh.

    BalasHapus
  16. Sedih ya dengan kerusakan hutan yang terjadi di kita. Semoga dengan semakin banyaknya kampanye perlindungan hutan, akan semakin banyak yang peduli. Terutama generasi muda. Dan semoga nih, kampanye melalui lagu bisa efektif. Banyak yang mendengarkan lagunya. Biar liriknya diresapi, dan royaltinya bisa untuk perlindungan hutan kita.

    BalasHapus
  17. Sedih ya dengan kerusakan hutan yang terjadi di kita. Semoga dengan semakin banyaknya kampanye perlindungan hutan, akan semakin banyak yang peduli. Terutama generasi muda. Dan semoga nih, kampanye melalui lagu bisa efektif. Banyak yang mendengarkan lagunya. Biar liriknya diresapi, dan royaltinya bisa untuk perlindungan hutan kita.

    BalasHapus
  18. Huwaa seru banget mbak, mainmu jauh2 :D
    Kalau hidup di luar Jawa kyknya masih banyak wisata alam yang masih alami banget ya mbak :D
    Menjaga lingkungan khususnya hutan memang tanggung jawab kita bersama, kita bisa berkontribusi salah satu caranya dengan mendengarkan lagu Dengar Alam Bernyanyi supaya bisa ikut berdonasi utk kegiatan konservasi hutan yaa.

    BalasHapus
  19. Mau juga denger alam bernyanyi, aku suka ke hutan, hiking akan lebih afdol dan menghayati huhuhuhu, senengnya.
    Dengerin aja udah turut serta berpartisipasi yaaa.

    BalasHapus
  20. Ayo, kita sering-sering dengarkan lagu ini, dan kasih tahu orang lain ttg lagu ini, supaya semakin banyak yang peduli sama hutan kita

    BalasHapus
  21. bener juga ya, hutan kita tuh emang ibaratnys sultan, punya kekayaan yang banyak dan seolah tak kan ada habisnya.

    Menjaga kelestarian hutan memang tanggung jawab kita semua. Kalau hutan lestari, anak cucu kita nanti yang menikmati

    BalasHapus
  22. Bagus bangett lagunya. Tersentuk sama lirik: "Bila kau lelah dengan panasnya hari, jagalah kami agar sejukmu kembali."

    BalasHapus
  23. Anak-anak suka liat video clip Dengarkan Alam Bernyanyi, ilustrasinya mewakili isi hati alam. Kalau alam bisa menjerit kira-kira ekspresinya bakal lebih dasyat ketimbang apa yang digambarkan di Lagu ini.
    Iramanya juga syahdu khas Laleilmanino

    BalasHapus
  24. alam di Sulawesi Selatan begitu indahnya.
    dadakan ketemu air terjun, siapa bisa menolak untuk nyemplung, ya kaan
    btw, campaign yang menarik untuk mencintai alam degnan mendengarkan lagu Dengarkan Alam Bernyanyi. Semoga berkah yaa dengan membagikan sebagian royalti untuk kelestarian hutan.

    BalasHapus
  25. Seneng banget denger lagu 'Dengar Alam Bernyanyi', lagunya tuh punya vibes positif dan optimis bahwa kita masih bisa kok menyelamatkan hutan. Terlebih lagi yang nyanyinya pada keren dan bisa bawa suasana syahdu sekaligus ceria.

    BalasHapus
  26. Lagunya easy listening banget yah , syahdu.

    BalasHapus
  27. saya tuh penasaran pengen ajak anak main air begini. tp kalau baca2 kdg suka horor pas musim hujan ya. jd mesti nunggu saat yg tepat buat main di air terjun gini ya mba.

    btw lagunya enak bgt, aku jd humming terus >.<

    BalasHapus

Terima kasih atas kunjungannya. Mohon tidak meninggalkan link hidup dalam komentar ya :)