Cerita Tentang Nama Bayi Laki-laki










Cerita tentang nama bayi laki-laki ~ Kita mungkin akrab dengan kutipan karya pujangga Inggris, William Shakespeare : apalah arti sebuah nama? Kutipan itu berasal dari roman Romeo and Juliet yang sangat terkenal. Jujur, saya belum pernah membaca roman tersebut. Saya hanya pernah menonton salah satu versi film-nya, yakni yang dibintangi oleh babang (yang beneran) tamvan Leonardo DiCaprio dan aktris cantik Claire Danes.

Sepertinya, banyak orang mengira jika Shakespeare menganggap nama tidaklah penting. Padahal, kalimat itu dipenggal dan dicerabut dari konteksnya. Dalam versi bahasa Inggris dan kalimat yang lebih panjangnya : What’s in a name? That which we call a rose by any other name would would smell as sweet.



Saya pernah membaca, ucapan Shakespeare tersebut merupakan ekspresi dari sulitnya Romeo dan Juliet untuk bersatu akibat nama belakang keduanya (nama keluarga). Kita tahu, keluarga Romeo dan Juliet merupakan musuh bebuyutan. Situasi pelik yang membuat menjadi latar belakang dramatisnya ending cinta Romeo dan Juliet.

Hmmh, jadi terasa pentingnya kecerdasan literasi yaaa... Melencengnya sebuah kalimat dari konteks bisa menimbulkan arti yang jauh berbeda. Lebih lanjut, makna berbeda yang diterima secara luas bisa saja mengakibatkan dampak berbahaya. Terutama jika mengenai isu-isu sensitif.

***

Tentang nama, ada satu novel favorit saya, yakni karya penulis keturunan India yang banyak tinggal di Amerika, Jhumpa Lahiri. Novel yang sudah berulang kali saya baca, tapi bosan belum juga terasa. Setiap kali saya rindu membaca tulisan yang sangat bagus (menurut saya) dalam mendeskripsikan benda, suasana, orang, dan sebagainya, saya selalu kembali pada novel itu. Judul aslinya adalah “The Namesake”, dan dalam versi Indonesia menjadi “Makna Sebuah Nama”.

Garis besar novel dengan latar tahun 1970-1980an itu bercerita tentang seorang lelaki bernama Gogol. Ia lahir di Amerika dari ayah – ibu yang berasal dari India. Nama Gogol merupakan pemberian spontan dari ayahnya setelah kiriman nama dari nenek Gogol di India tidak juga tiba.

Sejak kecil, Gogol membenci namanya yang terasa aneh dan “tidak Amerika.” Saat bertumbuh dewasa, Gogol mengganti namanya menjadi Nikhil dan menjalani sekian konflik identitas yang terceritakan dengan apik. Menjelang akhir cerita, barulah Gogol berdamai dengan namanya. Gogol bukan nama dari India atau Amerika, tapi justru berasal dari Rusia.

Dalam kehidupan nyata, memang ada saja orang-orang yang tidak menyukai namanya. Penyebabnya bisa berbeda-beda. Lalu, bisa jadi orang tersebut berusaha untuk mengganti nama bayi-nya (nama pemberian) dengan nama pilihan sendiri.

Well, mungkin kita sepakat kalau nama itu penting yaaa...

***

Saya termasuk orang yang menyukai cerita tentang asal-usul nama tempat. Saya juga menyukai cerita tentang arti atau latar belakang nama orang-orang. Tapi aneh, saya bahkan belum memastikan lagi tentang arti nama saya sendiri. Duluuu, semasa bapak masih hidup, saya pernah menanyakan itu. Tapi kok saya merasa masih ada yang menggantung dari penjelasan almarhum bapak😀

Baca : Mencicip Nasu Cemba di Gunung Nona

Nama lengkap saya, Lis Dhaniati. Saya biasa dipanggil Lis, tapi semasa mulai kuliah saya memilih dipanggil Lisdha –tanpa spasi). Dari penjelasan mendiang bapak, sepertinya nama saya tak punya arti istimewa (dalam arti bukan nama dengan arti atau harapan yang indah-indah gitu).

Sepenjelasan bapak yang bisa saya ingat, Lis berasal dari nama kartu iuran gereja – (wah, dulu lupa tanya, apa kelahiran saya pas barengan pembagian kartu iuran gereja?😀) Lalu Dhaniati berasal dari artis berwajah sendu, Nia Daniati. Etapi kenapa di saya jadi Dhaniati (pakai –h?😃). Nama ini juga tidak menjadikan saya berwajah cantik nan sendu laiknya sang artis. Eh sendu juga sih, tapi bukan di wajah. Saya sendu yang....seneng duit😀😀😀😀.

Hmhhh... kok jadi teringatkan lagi kalau saya belum sepenuhnya tahu dengan cerita di balik nama sendiri. Kapan-kapan nanyak emak ah...

***

Hhhm...panjang amat prolognya.

Padahal seturut judul, tulisan ini adalah cerita lama tentang pemberian nama Ale dan Elo. Dua anak laki-laki yang dianugrahkan Tuhan dalam pernikahan saya dan BJ.

Masing-masing keluarga pasti punya punya cerita tentang pemberian nama anak-anaknya yaa... Apalagi sekarang, jarang nama anak yang pendek-pendek seperti masa di masa lalu. Banyak buku atau website tentang nama bayi bisa dijadikan referensi. Dulu, say dan suami juga padu padan dengan referensi dari sana-sini.

Dua anak kami adalah pujakesuma-ra alias putra jawa kelahiran sumatra –utara.

Anak pertama lahir tahun 2010 di Kabupaten Karo, daerah pegunung yang terkenal dengan tempat wisata Berastagi-nya. Sejak USG dan diketahui jenis kelamin si janin, saya dan BJ sering memanggilnya Ale, akronim dari anak lelaki. Panggilan ini terinspirasi dari nama anak Melly Goeslaw dan Anto Hoed. Meski sering memanggilnya Ale, saat itu belum fix untuk menjadikannya sebagai nama setelah si bayi lahir nanti.

Lalu tak-tik-tuk...otak-atik-gatuk.

Proses mencari alternatif nama-nama lalu mencoba memadu-madankannya ternyata suatu keasikan tersendiri ya... Tentunya dengan berdoa supaya kelak si anak tidak membenci namanya sendiri, laiknya Gogol dalam novel Makna Sebuah Nama.

Finally saya dan suami sepakat untuk tetap menggunakan nama Ale. Supaya tidak 100 persen mengekor Melly Goeslaw dan Anto Hoed, Ale kami bukanlah akronim dari anak lelaki melainkan singkatan inisial. Kepanjangan dari ALE adalah Amazea Ladika Evan.

Amazea sendiri juga sudah merupakan gabungan dari dua kata, yakni Amazing dan Zea. Amazing karena semula saya tidak ingin punya anak biologis (i know, ini tidak lazim, mungkin saya harus bikin tulisan tersendiri untuk topik childfree ini). Namun, kemudian saya menjalani kehamilan yang prosesnya ternyata amazing. Sedangkan zea berasal dari Zea mays, karena BJ bekerja di perusahaan produksi dan distribusi benih jagung. Bagaimanapun, kami berdua sama-sama jebolan fakultas pertanian.😀

Sedangkan Ladika, pernah saya singgung dalam tulisan tentang pulang dan akar. Ladika adalah akronim dari Lahir di Karo. Sejak kehamilan saya memang sudah berniat untuk tidak pulang kampung (ke Jawa) saat melahirkan.

Anak kedua menyusul pada tahun 2014. Dari pengalaman nama Ale, saya dan BJ sepakat untuk juga mengenakan inisial tiga huruf pada si adik. Sebelum Elo hadir dalam kandungan, Ale selalu menolak punya adik. Dan Ale punya boneka warna kuning yang dia anggap sebagai adik😍. Seturut warnanya, boneka beruang itu dia namai Yellow yang kemudian sering dilafalkan sebagai Elo.

Hhhmh, nama Elo tampaknya bagus juga. Selain ada kesejajaran suku kata dan pengucapan dengan Ale, waktu itu saya juga nge-fans dengan penyanyi Ello Tahitoe. Si penyanyi memang pakai dua L, tapi dengan satu L-pun terdengar sangat mirip saat diucapkan.

PR selanjutnya adalah mencari kepanjangan dari ELO. Untuk L-nya, sudah ada pola jelas, yakni kota kelahiran. Kalau Ale lahir di Karo, Elo lahir di Siantar yang kemudian disingkat Ladiant. Karo – Siantar sama-sama berada di Sumatra Utara dengan jarak perjalanan kurang lebih tiga jam. Kemudian saja dan BJ sepakat dengan nama panjang ELO yakni Ernest Ladiant Ozora.

Oh ya, karena si mas sudah Zea, sebenarnya sempat ada opsi Oryza untuk huruf O. Zea mays dan Oryza sativa. Jagung dan padi. Basic artinya adalah bahan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia. Namun, pilihan akhir jatuh pada Ozora karena pertimbangan maknanya.

Jadi begitulah pattern memberi nama anak-anak di keluarga kami. Yakni sudah ada nama inisialnya dulu, baru dicari kepanjangan dengan padu-padan dari nama-nama yang memiliki kenangan atau arti positif (doa dan harapan).

***

Ale dan Elo adalah panggilan di rumah dan orang-orang dekat. Setelah masuk sekolah, barulah ada cerita baru tentang nama mereka. Terlebih bagi Ale yang hingga kelas lima ini, sudah menjalani tiga sekolah dasar. Di sekolah pertama, dia sering dipanggil dengan nama belakangnya : Evan. Berbeda dengan di sekolah kedua, guru-guru dan teman-teman baru memanggilnya Amazea.

Ale, Amazea, dan Evan. Kupingnya jadi terbiasa dengan panggilan yang berbeda-beda. Yayaya, ini bisa saja jadi cerita lucu. Semisal kalau ada dua orang, satunya mengenal Ale, satunya mengenal Evan. Lalu keduanya berbincang tentang anak saya dan tak langsung sadar kalau ternyata mereka membicarakan orang yang sama.😇

Si bungsu juga nyaris mengalami hal serupa seandainya sejak awal masuk TK saya tidak menyebut nama Elo pada miss pengajar di kelasnya. Toh sebagian orang tetap memanggil si bocah dengan nama Ernest.

***

Sejak awal saya dan BJ sudah sadar dengan konsekuensi itu sih...

Mudah-mudahan, perbedaan nama panggilan mereka tidak akan membuat ribet, tapi justru menghadirkan cerita-cerita lucu.

Nama Ale dan Elo “mengesahkan” kami sebagai keluarga dengan nama inisial. Seperti pada banner blog ini, selain Ale dan Elo, ada LSD sebagai inisial saya dan BJ sebagai inisial BJ.

Saya sudah menyebutkan nama lengkap saya di atas. Jadi, bisa ditebak kalau LSD berasal dari Lis Dhaniati (ya sih, inisialnya bukan dari huruf depan masing-masing nama...lha nama saya cuma dua kata). Sedangkan inisial BJ pernah disangka sebagai singkatan dari BOJO😁😁. Harusnya BJ malah bukan hanya dua huruf melainkan empat huruf karena nama panjangnya adalah Budi Jalu Raharjo Raden.

Begitulah cerita tentang pemberian nama bayi laki-laki kami (kan kasih namanya saat bayi). Sekaligus bonus cerita tentang inisial nama kedua orangtuanya.

Tiap orang/keluarga, pasti punya cerita masing-masing tentang nama. Bagaimana cerita kalian?

----------------------------------------

Previous post : Pulang dan Akar

30 komentar untuk "Cerita Tentang Nama Bayi Laki-laki"

  1. Nama-nama anaknya bagus, setiap kata punya arti, menandakan ibunya sangat detail. Pada saat pemberian nama anak, apakah ibu dan bapak (nenek kakeknya anak-anak) pernah ingin ikut menyumbang nama, mbak?
    Kalau anak pertamaku, 4 kata. Panjang pokoknya haha. 1 kata dari mbah putri dan mbah akungnya, 1 kata dari neneknya, 1 kata dari saya, 1 kata dari suami. Pas liat akte, wuaah panjang haha tapi udah terlanjur, jadi nggak bisa diubah. Pas anak kedua lahir, cukup 2 kata saja. Kapok panjang2. Tapi Ale 3 kata ya, dan kata nya pendek2, masih bagus dan enak dibaca.

    BalasHapus
    Balasan
    1. unik juga ceritanya mbak katerina. Ahaha...nama panjang itu mmg ada tantangannya ya. Ya itu di dokumen2 resmi. Tapi selebihnya unik :)

      Ketika banyak anggota kluarga menyumbang nama, terasa banget kalau si bayi disayang kluarga. Meski mmg jadi panjang hehehe. Kalau di kami mmg diserahkan ke kami berdua sih...jd bener2 padu padan berdua :)

      Hapus
  2. cakep namanya bund😍.

    numpang sharing cerita ttg nm bund, anak ku dr 2 suku jawa n flores, dan kebiasaan org di flores bagian sini, Bajawa, memberi nama mengukuti nm nenek moyang, semacam marga tp tdk selalu sama dlm 1 kk,
    ini contoh nm anakku
    1. Justina Silvandra Violleta Moi,
    Justina Moi adlh nama nenek kandung ayhe vio
    2. Thomas Silvandro Victor Ria, Thomas adl nm bpk ku, dan Ria adlh marga bpk mertua
    3. Maria Silvansha Maheswari Wona, Maria adl nm mama mertua, dan Wona adlh nm marga nenek suami dr bpk mertua

    sempat bertanya2 jg... knpnama marga nya nggak di samain aja semua nya, spt org Batak, tp ya dsini mmg begitu, terkadang nm marga sama, tp blm tentu satu keluarga.


    BalasHapus
    Balasan
    1. waah aku baru ngerti tata cara penamaan di NTT. Kupikir karena ada marga (meski kamu cerita sistemnya matrilineal), penerapan nama akan seperti di batak atau toraja. Ternyata beda yaaa...
      Thank you for sharing here mak :)

      Hapus
  3. Selalu hepiii dan senyum2 dewe kalo baca daily stories ala mamak daily life ini.
    Seruuuuu!
    Utk calon ortu, harus lebih detail yaa kalo kasih nama

    BalasHapus
  4. Aku termasuk yang memberi nama anak dengan mencari cari dulu artinya dan menyakini bahwa nama anak itu adalah doa.. makanya mencari dan memilih nama bayi tuh jadi PR juga hehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. bener maak...dan lalu harus bener2 memilih ketika dapat banyak alternatif nama bagus plus arti bagus :)

      Hapus
  5. Setiap nama punya cerita ya mba... Aku jadi inget sama temenku, namanya terinspirasi dari tanggal dan lokasi lahir. Jadinya one of a kind. Unik. Yang pasti nama adalah doa ya,harapan agar anak kita kelak menjadi pribadi yang berguna bagi sesama.

    BalasHapus
    Balasan
    1. jadi inget terus ya mam.
      karena sudah ditabalkan jd nama :)
      eh temenku ada juga yg begitu, jangan2 temen kita sama hahaha

      Hapus
  6. Waktu tau bayi yang aku kandung anak laki-laki, sudah pasti aku pengen banget kasih nama anakku KEANE LAVINE. Kedua nama ini dari penyanyi band favoritku tentunya, tapi terpikir bahwa kebayang nanti disini nama KEANE bukan dipanggil KIN melainkan keyane. Akhirnya suamiku deh yang mencarikan namanya.

    BalasHapus
  7. Unik cara membuat namanya. Ada unsur kota lahir dan istilah pertanian. Hihihi. Dan panggilannya tetap akronim namanya. Memang jadina beda panggilan, ya.
    Saya jadi ingat hamil pertama selalu panggil Dedek, akhirnya ketemu nama Destin. Memang selalu ada sejarah di balik nama

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dedek ~ Destin..masih sama de-nya ya mbak :)

      Hapus
  8. Wah proses pembuatan namanya detail banget ya Bund. Unik pula nama kakak dan adik. Rata rata orang tua memberi nama anak-anak nya mirip kakak adik. tapi saya lain sendiri kayanya. Nggak ada pattern tertentu tapi memang mempertimbangkan makna yang akan dibawa anak sampai besar (kata orang jawa sih).

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau kita sekelas elon musk, mau kasih nama aneh juga nggak masalah kan mbak..sultan mah bebas hehehe

      Hapus
  9. Oalah unik sekali nama namanya mbak, awalnya aku ngira BJ juga pasti kepanjangan Bojo ternyata buka ya hahaha. Unik nih itulah yang dinamakan panggilan kesayangan untuk orang terkasih pilihan ya Mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihi, ternyata bukan seorang saja yg berpikir BJ itu bojo ya haha
      Ya meski bener juga sih :)

      Hapus
  10. Mbak, aku suka sekali baca tulisannya. Keren banget bisa kepikiran ngasih nama dari kepanjangan lahir di karo , jadi nama Ladika yang cukup unik dan gak pasaran. Semoga mbak dan keluarga selalu diberi kesehatan dan umur panjang

    BalasHapus
  11. Ini sama banget sama kejadianku.
    Karena sekolahnya pindah-pindah terus, aku jadi punya nama panggilan macem-macem. Ada yang Lendy, ada yang Reny. Tapi aku jadi gak punya teman masa kecil, kak Lis.

    Btw,
    Aku baru tau nama lengkap kak LisDha ini Lis Dhaniati.
    Cantiknyaa~

    BalasHapus
  12. Aku baru tahu nama mba dipisah sebenarnya yah Lis Dhaniati hehehe...namaku juga ga ada arti yang gimana-mana mba tapi dulu guru bahasa Indonesiaku saat SMP sempat bilang namaku bagus pasti oratuku terisnpirasi karena tanaman yakni herba wkwkwk...pas kutanya mamakku ga ada arti :p btw nama anak mba bagus2 suka sekali

    BalasHapus
  13. Filosofis ternyata nama-nama anaknya. Aku dulu nyari nama juga kugabung ini itu. Gak tahu deh nanti kalau punya anak betulan akan seperti apa. Yang pasti, namanya gak ribet aja, hehehe

    Btw, saya juga sendu. Seneng duit, ckckck

    BalasHapus
  14. Wah kirain nama "LIsdha" ini nama aslimu mbak ternyata ambil dr dua nama tanpa spasinya hehe.
    Nama anak2mu menarik mbak. Emang ya kalau bahas nama anak ini nyenengin, flashback zaman dulu mikrin namanya,betapa excitednya menyambut kelahirannya. Apalagi kalau namanya unik dan gak pasaran ya :D

    BalasHapus
  15. Mbaak kreatif banget ya bikin nama putra-putranya sampai ada singkatan lahir di kota Siantar juga jadi Ladiant. Hahaha asli kreatif. Saya gak kepikiran loh. Kalau kasih nama anak ketiga sampai lahir malah belum ketemu namanya. Pas mau pulang dari RS baru cari nama soalnya sama RS mau dibikin akte. Nah looh langsung panik cari nama. Wkwkkw....

    BalasHapus
  16. Nah, kalau temenku namanya persis artis itu, Mbak: Nia Daniati. Hihihi kok ya pas dia tuh cantik imut gitu 😊
    Soal nama putra-putra mbak LisDha udah pernah baca. Kreatif sekali memberikan nama, Mbak 😊👍

    BalasHapus
  17. Aku jadi ingat dengan namaku sendiri yang diberi nama Apura 😂 setiap ketemu teman baru suka ditanyain artinya apa? Nebaknya sih aku tuh lahir di Bali atau orang beragama Hindu. Padahal ya bukann.. 😅

    Di rumah tapi tiap anak emang punya nama panggilan sendiri ya mba.. Biasanya punya sejarah dan makan tersendiri.

    Btw, aku baru tau tuh asal usul kutipan apakah arti sesuai nama. Ternyata selamat ini berbeda konteksnya dengan apa yang dipahami.

    BalasHapus
  18. Perjalanan untuk menemukan nama anak memang punya cerita yang sulit dilupakan Mbak
    Sama dengan nama anak-anakku juga
    Keduanya harus S karena ayah bundanya sudah R hahahaha

    BalasHapus
  19. Jadi melayang nih ntar kalau punya anak rekomendasi ngenamainnya bisa dapet tips dari sini hehehe
    karena ibuk dari Bali, bisa jadi ada nama putu, kadek, atau nyoman gitulah kalau aku. Ponakan pertama kemarin juga diberi nama Putu Nian Dayu Falissharina. Putu menandai anak pertama, Dayu dari ida ayu, anak cantik keturunan bali gitulah. Aku pengen juga sih ada tambahan nama Bali.

    BalasHapus
  20. Nama berarti banyak hal, kalau dalam kepercayaan agama sy (muslim) nama anak itu doa dan harapan orangtua 😊. Saya tahu nama Gogol nama Rusia karena ingat Nikolai Gogol nama sastrawan Rusia

    BalasHapus
  21. kalo nanti aku punya anak, pengen banget memberikan nama yang ada unsur kearifan lokal Indonesia :D

    BalasHapus

Terima kasih atas kunjungannya. Mohon tidak meninggalkan link hidup dalam komentar ya :)