Celebrating Daily Life




Sejak September 2019, aku menggunakan “Celebrating Daily Life” sebagai tagline blog ini. Tepatnya setelah ikutan Durian Blog M dengan tema desain blog yang dibawain kawan Fajar Siagian (thanks a lot Blog M and bro Fajar). Tak lama setelah itu, aku ganti template, merapikan label, dan sekalian-lah bikin tagline. Yuhuuu, akhirnya punya tagline (plok plok plok).


Btw, sebenarnya kata tagline belum ada dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Tapi karena ini juga bukan tulisan baku, jadi kan nggak harus pakai kata-kata yang baku hehehe. Merujuk berbagai referensi, tagline identik dengan slogan.

Sebenernya sih sudah sejak lama kepengin punya tagline buat blogku. Tapi beberapa kali mencoba utak-atik kata, rasanya nggak sreg juga sehingga akhirnya menyerah. Bagaimanapun, tagline itu kan harus menggambarkan isi (atau setidaknya tujuan) dari blog itu. Sementara aku selalu merasa blogku itu masih kajol (hwahwahwa...ini kosakata baru lhoo buatkuh, baru dengar beberapa hari lalu dari seorang temen -- bukan Kajol bintang Bollywood melainkan kagak jolas alias gak jelas alias geje ^-^). 

Atau mungkin aku-nya yang kajol sampai nggak nemu juga kata-kata yang pas. Sampai kemudian dapatlah “celebrating daily life.” (Horeeeee....)

Ada dua alasanku sehingga merasa related dengan tiga kata ini, yakni : satu, ada kata daily yang nyambung dengan nama blogku, daily-wife. Dua, ini adalah reminder buatku, bahwa daily life itu memang perlu selebrasi. Jadi, nggak cuman gol indah saja yang perlu selebrasi, kawan. Juga, tak hanya momen-momen tertentu yang layak dirayakan.

Jujur, hidup sehari-hariku selaku ibu rumah tangga itu terbilang monoton (atau monokrom? ^-^). Bangun pagi, doa pagi, menyiapkan ini itu untuk anak sekolah dan suami bekerja, lalu mengantar anak sekolah (kecuali BJ sedang bisa menggantikan), habis mengantar lalu pulang sembari belanja, lanjut beres-beres dan memasak untuk makan siang-sore, lalu kembali ke sekolah untuk menjemput anak-anak, menemani mengerjakan PR dan lain-lain aktifitas di sore-malam hari, lalu tidur. Lalu besok, akan terulang rutinitas yang sama lagi.

Ya memang sih, bukan berarti plek-presisi seperti itu. Pastinya kadang ada juga aktifitas-aktifitas di luar itu. Tapi secara garis besar, seperti itulah pola keseharianku. Kalau menarik ingatanku ke tahun-tahun yang sudah lama lewat, betapa aku menjalani hidup yang kontras. Dari seseorang yang nyaris selalu  keluar rumah untuk berbagai aktifitas, lalu kini menjalani peran yang sangat konservatif.

Tapi aku sudah memilih.

Aku tak pernah menginginkan mesin waktu yang bisa mengirimku kembali ke masa lalu untuk mengubah pilihan itu. Meski memang, jujur saja aku kadang ada rasa jenuh. Perasaan jenuh yang rasanya lazim dialami ibu-ibu rumahan. Sesuatu yang sudah aku prediksi jauh hari sebelum memutuskan untuk memilih jalan hidup sebagai stay at home wife (atau justru karena sudah memprediksi – yang bisa ditafsirkan sebagai “mengimani”-, maka terjadi demikian? Haha entahlah). Yang pasti, duluuuu ketika start berubah status dari perempuan bekerja menjadi perempuan rumah tangga, aku bahkan sudah berujar : “kalau nanti tidak depresi, itu sudah sebuah prestasi.” LOL

Dan yang terjadi, aku memang sempat mengalami depresi (haha, artinya gagal berprestasi, sodara-sodara).

Waah?? Beneran, Mbak?? 

Ya sih, ini memang sekedar diagnosa pribadi berdasarkan referensi berbagai artikel temuan google, LOL. Sama sekali bukan diagnosa klinis dari ahli. Sebab, ketika itu terjadi, aku memang tidak kesampaian untuk datang ke psikolog atau psikiater (kecenderungan banyak orang yang mengalami mental illness : tidak datang ke psikolog/psikiater). Jadi kata depresi itu mungkin layak dipertanyakan. Tapi aku memutuskan menggunakan kata tersebut. Sebab, apa yang kurasakan saat itu cocok dengan beberapa parameter yang disebutkan dalam berbagai artikel. Memang bukan depresi akut yang gejalanya seram (sampai ingin bunuh diri, misalnya). Mungkin depresiku baru level ringan (atau paling banter level medium) yang puji Tuhan bisa kulalui.

Memang pencetusnya bukan semata karena jenuh. Tapi kejenuhan pasti turut berperan dalam situasi tersebut. Yang pasti, dari kejadian itu, aku jadi bisa lebih menghargai hidup sehari-hari. Meski itu mungkin adalah keseharian yang biasa, yang monokrom tanpa ledakan konfeti warna-warni.

Lagipula, kebenarannya adalah kejenuhan itu bukan terletak pada “jenis aktifitasnya”, tetapi pada sikap hati kita. Siapapun (!) bisa mengalami kejenuhan dengan hidup sehari-harinya. Kalau dalam kasusku, oke, mungkin buanyak orang akan sependapat bahwa rutininitas ibu rumah tangga itu punya potensi membosankan yang tinggi. Tapi jenuh itu melintasi berbagai batasan profesi. Orang-orang dengan profesi yang keren dan penuh warna (juga penghasilan besar) pun bisa jenuh dengan rutinitas hariannya. 

Jadi, apakah harus melewati pengalaman mati suri atau nyaris mati, supaya bisa lebih menghargai hidup sehari-hari? Kalau ini pilihan biner yes or no, aku sih NO!

Seorang penulis Amerika yang sudah lama pergi, Arthur Gordon dalam buku berjudul Wonder menyatakan : “bagi saya menjalani kehidupan itu seperti tiket gratis untuk menyaksikan suatu drama yang menakjubkan. Setiap hari tirainya terbuka untuk suatu cerita yang baru, menyegarkan, menyenangkan.”

Jika hanya mengutip bagian ini, hidup terasa megah sekali ya... Tapi pada banyak bagian lain buku itu ia menceritakan tentang kejatuhan, kegagalan, kelesuan, terjebak rutinitas dan lain-lain yang rasanya bukanlah “cerita baru yang menyegarkan dan menyenangkan.”

But that’s life...

Justru karena pernah ada kejatuhan, kegagalan, kelesuan, maka hidup sehari-hari perlu dirayakan. Memang bukan perayaan dengan pesta, dengan bunga, dengan berbagai makanan, dengan dekorasi ruangan, dan dengan tamu undangan. Melainkan perayaan oleh diri sendiri, perayaan dengan hati.

Let’s celebrate our daily life    






55 komentar untuk " Celebrating Daily Life"

  1. tagline, aku apa ya taglineku belum kepikiran, mungkin karena bolos durian itu hari, jadi belum dapat motivasi untuk membuatnya, nanti harus dibuatlah biar orang pun lebih mudah mengenal blog kita ya kan kak...

    BalasHapus
    Balasan
    1. ayo bikin tagline-nya....ntar tagline yoga pasti kereeen ^-^

      Hapus
  2. Cause everyday should be celebrated, kan kak...

    BalasHapus
  3. Kalo tagline blogku #DiaryBloggerAbsurd hehehe yaaahhh dari katanya udh tau lah kak maknanya gimana...

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha..paham banget.pasti seabsurd empunya blog :P

      Hapus
  4. Tagline-nya kereeenn Mba
    Celebrate Daly Life!!
    Semacam ajakan untuk selalu bersyukur atas apapun takdir yg Tuhan berikan ya
    Semangaaaaatt Mba
    --bukanbocahbiasa(dot)com--

    BalasHapus
    Balasan
    1. nuwun mbak nurul. bener, memang self-reminder untuk lebih bersyukur

      Hapus
  5. ku juga mikir berkali-kali sebelum menemukan tagline yang cocok ditulis di blog. Susah-susah gampang emang, hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. ketika nemu jadi kayak moment AHA ya mbak eka hehehe...AHA...ini dia nih

      Hapus
  6. Celebrate Daily Life, sungguh positive vibes diantara rutinitas itu itu aja ya, Mak.
    Dengan mendengungkan kata in berkali kali bikin kita jadi kepikiran bahwa, dalam hidup akan selalu datang hal yang istimewa untuk dirayakan. Dan pasti ada.
    Tugas kita cuma eling dengan sesuatu itu yah.
    semangat ibuuuu :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eling...kata yang bagiku terdengar merdu sekali mbaaak dita. Eling lan waspada hehehe

      Hapus
  7. Aku dulu bingung mikir tagline yang cocok buat aku tuh yang kaya gimana. Memang musti nyari ilham dulu dan setuju bahwa kita kudu melakukan perayaan buat bahagiain diri sendiri

    BalasHapus
    Balasan
    1. ilham kadang datang begitu saja di tengah rutinitas ^-^

      Hapus
  8. tagline-nya keren, bikin aura positif dalam berpikir ya. Share only the positive things, right?

    BalasHapus
    Balasan
    1. yes absulutely mak tanti.. tiap bete, langsung komat-kamit tagline ini hahahah

      Hapus
  9. Bagus deh tagline dan filosofinya. Semoga bisa bikin tambah semangat menjalani daily life nya ya. Blog saya juga pakai slogan good, better, best. Maksudnya supaya segala sesuatunya kian membaik dari hari ke hari. Sudah pakai tagline ini dari awal ngeblog, sampe pernah jadi tema foto prewed juga LOL.

    BalasHapus
    Balasan
    1. aweet ya mbak taglinenya. tagline positif memang menolong kita utk juga positif

      Hapus
  10. Aku dulu juga sempat bingung mikir tagline hehe. Bagus banget mbk taglinenya. Perayaan dengan hal yang positif ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. thanks mbak HM Zwan. Memang perlu banget energi positif itu ya..

      Hapus
  11. saya pernah depresi sampai ingin bunuh diri. tapi saya pendam sendiri dan bangkit sendiri. rasanya memang harus banyak menuangkan rasa agar perasaan tak berlarut2

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah..serius mbak artha? ada diceritakan di blog kah? Aku yang nggak sampai perasaan itu saja sudah merasa blank banget.

      Hapus
  12. Saya justru depresi dulu pas masih single, Mbak. Ya, karena lingkungan sih. Ya, untungnya juga masih yang ringan-ringan aja. Dibawa jalan-jalan bisa sembuh.

    Dan benar juga, kejenuhan itu sebenarnya terjadi pada setiap orang dengan rutinitas yang sama. Entah ibu rumah tangga, entah yang kerja atau bahkan yang lainnya. Karena saya juga suka jenuh kerja terus. Selama 5 hari dalam seminggu, dari pagi sampai sore, itu mulu yang dilihat. Haaa, kadang sampai pusing sendiri.

    Oh ya, selamat untuk tagline barunya, Celebrating Daily Life. Semoga makin eksis dan makin banyak cerita yang dituangkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya kemarin baca postingan mb eri tentan bullying. Bersyukur dulu "cuma" depresi ringan aja ya mbak..

      Hapus
  13. Sepertinya membuat tagline ini penting juga ya, jadi kepikiran mencari sebuah tagline juga deh. Dan aku juga baru buka tautannya, cakep.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mak Chiechie, uda ketemu belum tagline-nya? ^-^

      Hapus
  14. Aku baru tahu kalo tagline blog ini ganti, bagus sih pilihannya 'Celebrating Daily Life'. Seakan tiap hari merayakan ragam rasa hidup.

    Aku selama ini selalu merasa bersyukur dengan setiap kejadian dalam hidupku. Baik yang enggak enak, yang sedih, yang bikin malu, yang hepi, yang menyenangkan. SEmua menjadikan aku seperti sekarang, dan setiap detiknya selalu aku syukuri

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang sebelumnya : a woman, a wife, a mom lebih cenderung deskripsi ya kan mak wati?

      Hapus
  15. Baca kata "celebrating" yang kepikiran adalah, pesta, balon dan cake, hahaha.
    Selamat atas slogannya ya eda.

    Aku pernah baca quote, "rutinitas bisa membunuh kreativitas."
    Kelihatannya serem kali ya.

    Tapi memang begitulah adanya, jadi pandai-pandai kita lah menyikapinya.
    Cari di google, juga boleh, kiat mengatasi rutinitas

    BalasHapus
    Balasan
    1. yupp kk..ini memang perayaan dengan cara yang lebih hening hahaha. BTW, tiap kk menyebutku eda aku jadi ingat seorang temen yang sering menggunakan sebutan mbak-eda untukku (karena orang jawa yang tinggal di medan) dan aku menyebutnya teh-eda (karena dia org batak yang kami kenalnya di bandung) hahaha

      Hapus
  16. tagline akutuh apa ya.. lebih ke make it happen aja segala sesuatunya, hahah karena aku sangat over thinking anaknya mba, gak bagus kan ya apa-apa dipikiran berlebih jadinya sekarang lebih cuek dan make it happen aja dah

    BalasHapus
    Balasan
    1. itu juga bagusss lho mbak..jadi nggak baperan gitu kan?

      Hapus
  17. Dalam banget taglinenya, tapi inilah yang sedang kulakukan juga, mensyukuri hal-hal.yang kupunyai, kujalani, mungkin hari ini hidupku penuh rutinitas biasa sebagai IRT, insya Allah ada waktunya buatku menjelajah hehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. ada waktunya buat menjelajah..someday..semoga sehat dan kuat selalu sampai pada masa itu ya mbak dewi :)

      Hapus
  18. mikirin tagline emang perlu perenungan yang mendalam ya, ahaha itu juga yg sudah kulakukan pada 3 blog punyaku.
    aku suka dengan taglinenya... celebrating daily life membuat kita merasa bersyukur dengan hidup yang sudah dijalani :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. wauuuu..satu tagline aja aku lama mikirnya mbak..apalagi kalo tiga yaaa hehehe...

      Hapus
  19. Taglineku ga peernah kuubah mak dari pertama bikin. Entah mager kayaknya

    Selamat ya mak taglinenya selamat berkaryaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. mager juga ada dalam hal tagline rupanya ya mak echa..pasti karena sudah cocooook banget jd mager heheheh

      Hapus
  20. Selamat atas tagline barunya Mbak. Mungkin selain slogan bahasa Indonesianya tagline ini bisa juga disebut jargon.

    BalasHapus
    Balasan
    1. sinonim ya mbak...aku memang agak2 masih bingung juga, apa memang cuma sinonim atau ada beda meski tipis hihihi

      Hapus
  21. Ternyata itu cerita di balik time line blog ini :D
    Tapi saya setuju sih mbak, sebaiknya setiap detik kita merayakan hidup ini, krn maih bisa hidup, bernafas itu juga rezeki ya, terlepas dr bitter sweetnya hidup :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau sudah sesak nafas, pertolongan oksigen pun mahal ya kan mbak april ^-^

      Hapus
  22. Aku jadi kepikiran tagline apa yang cocok buat blogku nih mbak. Jadi ibu rumah tangga sama saja kayak pekerjaan lainnya. Punya stress tersendiri. Sejak resign dari kerjaan kantor dan full jadi ibu rumah tangga kerasa banget beda ritmenya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. yuk pilih dipilih kata-kata buat taglinenya mam (haha, kok jd berasa pedagang asongan) :D.

      Hapus
  23. Aku jd kipikiran buat ganti tamplate cuma blum2 Juga kak,, tapi tagline di blog ku Suka bngt di blog ini Juga bikin semangat buat yg baru buka blog ☺️

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku pake template yang amat sangat standar mak. karena suka bingung euy kalau macem2 :D

      Hapus
  24. Tagline nya keren kak ada spirit yang menggugah ketika membacanya pastilah sangat berarti buat kk, sukses selalu kak

    BalasHapus
  25. Masih mending punya tagline, blog saya malah gak ada mbak. Tapi emang jadi ibu rumah tangga kadang jenuh tapi semoga dengan adanya tagline ini bisa lebih semangat lagi ya, #ngomongsamadirisendiripula

    BalasHapus
    Balasan
    1. memang ini dasarnya self-reminder sih mbak ivon hehehe

      Hapus
  26. Karena setiap hari memang kudu diselebrasi
    Hanya saja kadang aku sudah terlalu di-riwneuh-i sama rutinitas ibu yang punya bayi lagi heheh

    BalasHapus
    Balasan
    1. wwaaa...masa-masa punya bayi itu beneraaaan : di satu sisi seneeeng, di sisi lain juga rawan jenuh karena "terpenjara" dengan rutinitas yang itu-itu saja

      Hapus
  27. Setiap hari memang kudu dirayakan ya mbak. Karena setiap detik hidup kita berharga. Aku kalo pas jenuh biasanya karena kurang tidur jadi diusahakan dengan tidur cepat

    BalasHapus

Terima kasih atas kunjungannya. Mohon tidak meninggalkan link hidup dalam komentar ya :)