Orangtua Bahagia, Anak(-anak) Bahagia



Pada Rabu 7 Agustus lalu, aku berkesempatan ikut workshop “Grow Happy Parenting, Happy from the Inside Out.” Jujur, ini adalah kesempatan pertamaku ikut dalam acara parenting offline. Maka itu, meski baru sehari sebelumnya si kecil Elo balik dari rumah sakit, aku tetap bela-belain datang. Huhuhu, terasa kontradiktif nggak sih sama judul acaranya? Bela-belain datang ketika anak barusan balik opname?


Tapi setiap tindakan pasti karena ada alasannya, ya kan? Pertama, kondisi Elo sudah cukup kuat. Toh, dia dirawat di rumah sakit bukan karena sakit yang sangat serius, melainkan karena di rumah sama sekali nggak mau minum obat dan susah makan-minum. Daripada minum obat lewat mulut, dia memang memilih “minum obat lewat tangan” alias diinfus :D. Jadi, andaikan mau minum obat dan juga makan-minum, sangat mungkin nggak perlu sampai rumah sakit. 

Kedua, aku sudah janji sama Mak Kina. Membatalkan di saat-saat akhir rasanya kok nggak nyaman di hati. Tapi yang utama sih tetap karena kondisi Elo sudah baikan sih. Andaikan belum tampak baik, tetap saja izin nggak dateng. Jadilah, hari itu aku berdua Elo berangkat ke Cafe Junction di Jalan Keuskupan Agung, Medan. Puji Tuhan, aku nggak sendirian bawa anak. Ada dua momblogger lain yang juga mengajak buah hatinya. Jadi nggak sendirian hehehe

bareng Elo

bareng beberapa momsblogger

Tiba di lokasi, belum terlalu banyak peserta datang. Dan memang, acara mulai agak molor dari waktu yang tertera di undangan. Tapi dalam waktu yang molor itu, jadi malah bisa foto-foto plus kenalan sama peserta-peserta lain. Kalau sebagian peserta sudah saling kenal langsung satu sama lain, aku tidak demikian (kecuali sama satu dua orang saja). Maka itu, ketika salaman jadi bilang, “ooh ini yang di grup whatsapp itu?” Hihihi, aku memang tidak (atau belum?) banyak “beredar” dalam acara-acara offline di Medan.

Happy parenting itu seperti apa sih? Dan juga bagaimana itu happy from the inside out? Bahagia dari dalam keluar. Nggak cuma bahagia yang “tampaknya.” Meski sudah mau satu dekade menjadi orangtua, rasanya masih saja fakir ilmu dalam hal parenting. Sebab itu, tema acara ini tetap relevan buatku.

Brand Executive Nestle Lactogrow, Pramudita Sarastri

Pembicara pertama adalah Brand Executive Nestle Lactogrow, Pramudita Sarastri yang sering dipanggil Mbak Dita. Menurut Mbak Dita, workshop ini diselenggarakan di delapan kota di Indonesia sebagai wujud komitmen Nestle untuk mendukung anak tumbuh bahagia. Tema ini dipilih,  karena Nestle percaya orangtua perlu memenuhi kebutuhan gizi dan mengembangkan kematangan emosi. Tujuannya agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Mbak Dita menambahkan, pada anak kecil, kebahagiaan berasal dari keluarganya.

"Happiness is not a given. To grow happy is a choice we make every day"

Dalam perjalanan sebagai orangtua, tiap waktu aku berjumpa dengan saat-saat bahagia dan nggak bahagia. Persoalan-persoalan pengasuhan seperti anak kolik, anak susah makan, anak sakit-sakitan, de-es-be, bisa memengaruhi kebahagiaan orangtua. Belum lagi kalau juga ada persoalan dengan pasangan, dengan orangtua, dengan mertua, dengan keluarga besar endebre-endebre. (Ah, hidup memang kompleks). Tapi di sisi lain, raga dan jiwa yang sedang lelah lahir batin begitu mudah terbahagiakan saat melihat senyum lebar dan kepolosan anak-anak kita. 

Mbak Dita menjabarkan tiga poin penting untuk kebahagiaan anak, yakni :
  • Orangtua yang bahagia.
  • Nutrisi yang cukup. 
  • Stimulasi untuk tumbuh kembang anak

Poin pentingnya : kalau mau anak happy, orangtua juga harus happy. Sebab itu, Lactogrow Nestle tidak hanya fokus pada produk yang bernutrisi, tapi juga mendukung kampanye kebahagiaan orangtua dan stimulasi tumbuh kembang anak-anak melalui program-programnya.

Perut Sehat, Anak Cerdas

Dr. Ariani Dewi Widodo

Di sesi kedua, ada Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, Sp.A(K) yang mengupas hubungan kebahagiaan anak dengan kesehatan saluran cerna.  Mau tak mau jadi ingat Elo yang di usia setahun didiagnosa  sakit Hirschprung, yakni sebuah kelainan bawaan pada saluran akhir pencernaannya. Kondisi fisik Elo saat itu benar-benar memprihatinkan : perut besar, badan kurus, dan wajah sangat tidak ceria. Bersyukur, penyakit itu bisa kami lewati bersama-sama.


Tapi, tanpa sebuah kelainan bawaan lahir pun, kondisi saluran cerna yang tidak sehat sangat memengaruhi kesehatan dan tumbuh kembang anak. Dokter Ariani menjabarkan penyebab seringnya anak di bawah dua tahun mengalami sakit pencernaan, yakni :


  • Pada anak yang masih kecil, sel-sel usus masih kurang rapat. Di antara sel, masih ada sela-sela yang mengakibatkan kuman-kuman mudah masuk.
  • Lapisan mukosa pada anak-anak masih sangat tipis sehingga kuman juga masih mudah masuk dan anak-anak jadi infeksi.

Dan memang, kalau anak-anak terkena infeksi pencernaan itu dampaknya terasa banget. Dari dua anakku (Ale dan Elo), Elo nih yang rentan saluran pencernaannya. Selain bolak-balik pup, tiap sakit pencernaan Elo jadi demam tinggi, juga malas makan dan minum. Bener-bener kehilangan hari yang ceria.

Menurut dr Ariani, usus merupakan saluran pertahanan tubuh yang terbesar, yakni mencakup 60-70 persen imunitas selular (hayo siapa yang otaknya langsung nyambung ke istilah telepon selular? :P). Bila dibentangkan, total permukaan usus bisa mencapai 300 meter persegi (sementara banyak hunian minimalis yang yang luas tanahnya nggak sampai 100 meter persegi) :D.

Tak heran jika ribuan tahun lalu, Hippocrates yang kemudian ditahbiskan sebagai Bapak Kedokteran Modern menyatakan bahwa :

“SEMUA PENYAKIT DIMULAI DARI USUS”

Sejalan perkembangan ilmu kedokteran memang membuat pendapat Hippocrates ini tak sepenuhnya tepat. Namun, pendapat itu merupakan salah satu tonggak yang penting dalam ilmu kesehatan manusia.

Jadi, penting banget untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan saluran cerna. Bagaimana caranya? Tentu saja dengan mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi dalam jumlah yang cukup dan teratur. Nah, yang sering tidak kita sadari adalah adanya berbagai mikroorganisme dalam proses pencernaan. Dari penjelasan dokter Ariani, aku kembali diingatkan tentang mikroorganisme baik (probiotik), mikrooganimes jahat (patogen), dan bakteri opportunistik (jadi jahat jika ada kesempatan).

Issh, kok jadi ingat Bang Napi yak... yang seumuran sama aku mungkin dulu akrab banget kan sama Bang Napi yang kurang lebih bilang gini : kejahatan bisa terjadi bila ada kesempatan, sebab itu waspadalah-waspadalah ^_^

Kembali ke laptop :

Lebih lanjut, dr Ariani menjelaskan bahwa mikroorganisme probiotik terbukti memiliki sifat menguntungkan bagi kesehatan saluran cerna. Beberapa contoh probiotik adalah Lactobacillus spp, Bifidobacterium spp, Saccharomyces boulardii, dan beberapa spesies E. Coli. (Mendengar nama-nama ini serasa balik ke masa-masa pelajaran mikrobiologi)

Sungguh, baru dalam kesempatan ini aku tahu kalau ada spesies E. Coli yang bermanfaat bagi kesehatan cerna. Selama ini yang aku tahu E. Coli adalah mikroorganisme yang jahat bagi saluran cerna. Ternyata ada juga spesies E Coli yang berguna bagi kesehatan umat manusia. Jadi serasa diingatkan kembali supaya aku nggak selalu serta merta menyama-ratakan segala sesuatu. Mana tahu, dari  sesuatu yang aku anggap baik atau jahat ternyata ada beberapa bagian yang ternyata sebaliknya.

Probiotik terkandung dalam berbagai makanan/minuman, seperti tempe, yoghurt, kefir, kimchi, dan kombucha (di antara lima contoh ini, kimchi dan kombucha mungkin jenis yang nggak ada di warung/toko deket rumah yaa ^-^).

Nah, Lactogrow punya mengandung salah satu probiotik nih, yakni Lactobacillus reuteri. Beberapa keunggulan lactobacillus reuteri adalah :
  • Dapat bertahan hidup pada PH rendah dan lingkungan yang diperkaya enzim.
  • Dapat menempel pada epitelium untuk interaksi host-probiotik.
  • Kompetisi dengan mikroorganisme patogenik.
  • Mikroorganisme yang AMAN

Jadi, Lactobacillus reuteri ini sangat bermanfaat pada berbagai kondisi terkait pencernaan, seperti diare, konstipasi (sembelit), dan kolik. Lebih dari itu, Lactobacillus reuteri juga menghasilkan vitamin B12 yang bagus untuk perkembangan otak. Lactobacillus reuteri juga bermanfaat menjaga suasana hati. Uuuwuwooo.... penjelasannya tentu ilmiah dong gengs. Yakni probiotik membantu melepaskan hormon kortisol penyebab stres. Pada anak, kondisi ini mendukung kemampuan belajar, yakni kemampuan mengingat anak lebih baik.

"Jadi, probiotik itu tak hanya berguna bagi kesehatan saluran cerna tapi juga bagi kecerdasan anak." 
Di sesi ketiga, pembicaranya adalah Psikolog Elizabeth Santoso, M.Psi,Psi,SFP, ACC yang kerap disapa Mbak Lizzy. Wah, penjelasan Mbak Lizzy nih banyak yang mengena banget dengan kondisiku. Seperti di awal tadi aku tulis pertanyaan Mbak Lizzy : MENJADI BAHAGIA ITU MUDAH ATAU SUSAH? Di sesi ini bener-bener dijelaskan lebih detail tentang “pentingnya menjadi orangtua yang bahagia supaya anak-anak juga bahagia.”

Psikolog Elizabeth Santoso

Semua orangtua ingin (anak-)anaknya bahagia. Tapi menurut Mbak Lizzy, masih banyak orangtua yang belum paham bagaimana supaya anaknya bahagia. Ada beberapa kondisi yang masih mudah dijumpai, yakni orangtua hadir/ada tapi tak terlibat dengan anak. Huwaaaa, iya banget nih, kadang aku juga lebih fokus pada gawai padahal mereka butuh aku untuk menemani main. Kondisi lainnya, orangtua menggunakan ukuran kebahagiaannya untuk kebahagiaan anak. Padahal, meski anak adalah keturunan, mereka adalah pribadi yang tersendiri, yang bisa jadi berbeda jauh dengan orangtuanya.

Mbak Lizzy tidak hanya fokus pada peran ibu, tapi juga ayah (pas banget karena yang hadir saat itu bukan hanya mommies, tapi juga para ayah bahkan ada calon ayah^-^). Menurut Mbak Lizzy, sangat diperlukan kerja-sama antara ayah dan ibu untuk kebahagiaan anak. Namun, sebelum lanjut pada kebahagiaan anak, Mbak Lizzy menekankan pentingnya kebahagian ayah dan ibu sebagai masing-masing individu.

Jadi, lanjut Mbak Lizzy, tugas suami bukanlah membahagiakan istri, melainkan untuk meningkatkan kebahagiaan istri. Demikian juga sebaliknya. Jadi memang bener sih, bahagia itu adalah tugas individual. Namun, antar suami istri harus saling menolong supaya menjadi lebih bahagia.

Mengapa membesarkan anak yang bahagia itu penting?

Mengutip pendapat Joan L Luby (2013), seorang profesor psikiatri anak : seorang anak yang dicintai dan mendapat pola asuh yang baik sejak dini akan memiliki hippocampus 10 persen lebih besar. Hippocampus adalah bagian otak yang penting untuk proses belajar, memori, dan respon terhadap stress. Secara umum dapat diasumsikan bahwa masa kecil yang dipenuhi cinta adalah masa kecil yang bahagia.

Sedangkan menurut Profesor Richard Layard (2012), kesehatan emosional atau kebahagiaan masa kecil adalah hal yang paling tepat untuk memprediksi life satisfaction dan well-being pada orang dewasa. Hal ini paling berpengaruh daripada hal lainnya seperti prestasi, pekerjaan, atau kekayaan.

Jadi ingat kalau dalam film-film (atau bahkan kisah nyata) tentang para psikopat. Kalau ditelusuri jauh ke belakangan, mereka memiliki masa kecil yang tidak bahagia dan masih berkutat dengan masa lalu itu. Sementara, orang-orang hebat dan inspiratif  yang masa kecilnya suram rata-rata sudah berhasil melalui kepahitan masa lalunya.

Lalu tips praktis apa saja yang dibagikan Mbak Lizzy untuk membesarkan anak agat tumbuh bahagia? 
  • Konsumsi makanan yang bergizi dan tepat waktu. Tentang hal ini, sudah dijabarkan lebih dulu oleh dr Ariani, ya kan?
  • Sediakan waktu bermain dan eksplorasi. Menjadi ibu yang sering bersama anak tidak berarti punya waktu berkualitas dengan anak. Misalnya ibu rumah tangga tapi melulu sibuk dengan pekerjaan rumah tangga, kan berarti miskin waktu bermain dan eksplorasi bersama anak. Demikian juga, orangtua yang bekerja di luar, tetap sediakan waktu di sela kesibukan. Sediakan waktu untuk aktifitas fisik bersama-sama. Intinya, quality time ya kan?
  • Ekspresi emosi positif. Hal ini antara lain bisa dilakukan dengan mengajarkan kebiasaan bersyukur. Anak yang pandai bersyukur anak tumbuh menjadi sosok yang optimis, berempati lebih tinggi, dan lebih bahagia. Mbak Lizzy membagikan cerita tentang toples bersyukur, yakni setiap malam mengajak anak-anaknya untuk menuliskan hal-hal yang disyukuri pada hari tersebut.Setelah beberapa lama, toples tersebut dibuka bersama-sama seperti halnya momen “mecahin tabungan”. Di situ, kita bisa melihat betapa banyak hal yang sudah kita terima dan syukuri.  
  • Cukupi waktu tidur. Jangankan anak-anak, orang dewasa pun kalau kurang tidur bisa jadi uring-uringan dan kurang semangat ya kan?
  • Berikan cinta tanpa syarat. Ini ternyata tak selalu mudah loh. Prinsip reward dan punishment kadang membuat orangtua terjebak dalam hubungan yang bersyarat dengan anak-anak. Bukannya tidak boleh menjalankan punishment dan reward, tapi tindakan tersebut tidak boleh dijadikan dasar dalam hubungan orangtua dengan anak.
  • Antusias saat mendengar. Apa kabar hari ini? Suatu pertanyaan yang yang lazim banget. Pertanyaan klise lalu jawabannya juga klise, semacam “baik” atau “not so bad”. Gitu aja. Tap bagaimana kalau pertanyaannya diubah menjadi “ada kabar baik apa hari ini?” Jawabannya mungkin jadi lebih panjang dan detail. Kalaupun yang dominan adalah kabar buruk, anak-anak mungkin juga lebih gamblang mengungkapkan masalahnya. Kalau sudah begini, jelas dong, sediakan antusiasme untuk mendengar cerita anak. Didengarkan dengan sungguh-sungguh saja sudah bisa membuat mereka happy.

Dan acara hari itu ditutup dengan aktifitas kelompok, yakni membuat menu anak selama 1x24 jam menggunakan playdough warna-warni. Ihiihih, ternyata susah juga ya bikin ikan-ikanan, daging-dagingan, dan sayur-sayuran menggunakan playdough dalam waktu yang sempit. Kelompok kami nggak juara hahaha. Tapi, sisa playdough boleh dibawa pulang. Jadi keesokan harinya, bisa buat main-main deh sama Elo. Terimakasih Lactogrow.

lanjut main di rumah





  


42 komentar untuk "Orangtua Bahagia, Anak(-anak) Bahagia"

  1. Wah bener banget tuh Mbak, memang kebahagiaan anak itu memang sangat penting ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. pasti mbak Nisa. tapi diingetin sama mba lizzy, masih banyak ortu yang salah memahami kebahagiaan anak :)

      Hapus
  2. Banyak banget nih ya Mbak manfaat yang didapatkan dari Lactogrow ini

    BalasHapus
  3. Wah seru banget nih Mbak acaranya. Selain itu juga mendapatkan ilmu baru hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak alvi..serius ilmunya, santai acaranya :)

      Hapus
  4. Oh ternyata penyakit itu dimulai dari usus nih ya Mbak. Terima kasih atas informasinya

    BalasHapus
  5. Orangtua memang juga butuh kebahagiaan nih ya Bunda, sama halnya seperti si kecil

    BalasHapus
    Balasan
    1. so pasti..dan kebahagiaan ortu akan menular ke anak :)

      Hapus
  6. Yes, selain ibu yang happy peran ayah juga tak bisa dipandang sebelah mata ya kak.. ♡♡

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup mak...makanya anak dilahirkan dari ayah dan ibu ya hehehhe

      Hapus
  7. Acaranya bergizi ya, besok acara Lactogrow di Semarang nih jadi tak sabar pengen dengar bahasannya tentang anak dan orang tua yang bahagia..

    BalasHapus
  8. Organ pencernaan merupakan organ terbesar yang dimiliki oleh manusia, oleh karena itu bener banget kita harus memberikan yang terbaik bagi anak-anak kita salah satunya susu dengan kandungan probiotik

    BalasHapus
    Balasan
    1. dulu uda dapat pelajaran biologi, tapi etah dulu nggak ndengerin atau lupa, jadi saya baru tahu (atau baru ingat?) kalau usus itu luasss banget kalo dibentangin hihihi

      Hapus
  9. Sepakat banget ini, orangvtua yang bahagia akan mengasuh anak dengan sabar dan menjadikan anak bahagia pula. Makanya kalau suami lihat saya mulai agak emosi ngasuh anak-anak, dia suruh saya minggir dan masuk kamar buat istirahat dan menenangkan diri, sementara dia menemani anak-anak beraktivitas

    BalasHapus
    Balasan
    1. anak-anakku sekarang malah sudah auto bilang "sabar bunda..sabar ya" tiap saya mulai emosi hahahha

      Hapus
  10. Seru banget acaranya. Besok juga ada acara serupa di semarang.

    BalasHapus
  11. Yang saya rasakan juga begitu sih. Ketika orangtua happy, wajahnya berseri - seri, sering memeluk dan mencium anak, si anak mendapat energi positif dan ikut bahagia juga..

    BalasHapus
    Balasan
    1. betull mbak..kalau kita emosi negatif mereka juga merasa

      Hapus
  12. Yes aku setuju banget mak, kalau mau anak happy orang tua juga harus happy, suka baca info mengenai probiotik nya sekaligus pengin banget ikut keseruan acara kayak gini :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalopun "bohong" seolah-olah happy, sebenernya anak2 juga merasa sih ya mbak

      Hapus
  13. Wah tipsnya berguna banget nih, iya memang kalau anak-anak bahagia dan tumbuh sehat, orangtua juga pasti bahagia, keluarga yang bahagia bikin anak-anak semangat buat belajar ya mak. Mudah-mudahan saya bisa jadi orangtua yang terbaik untuk anak-anak saya.

    BalasHapus
  14. seru acaranya ya mba, setuju poin ortu harus happy biar anak juga happy kerasa sama aku kalau akunya murang maring anak ya ga hepi dan kebalikannya..
    baru ngeh juga penyakit disebabkan oleh usus ya mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihi iya mbak,..kalau kita murang-maring, mereka potensial ikutan murangmaring :D

      Hapus
  15. memang penting untuk pastikan kebahagiaan di rumah..dan kalua orang tua happy, anak - anak akan menjadi lebih happy lagi yaa mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. dan jd nggak perlu cari kebahagiaan di luar kan ya mbak indah

      Hapus
  16. Memang anak itu ngaruh banget dari pola asuh oratunya, makanya perlu juga ya kek bohong bahagia di depan anak meski mumet ama urusan kantor, sebab mas aitu ga akan terulang. saat anak kita tambah besar kita baru sadar bahwa kita banyak terbuang waktunya sama mereka

    BalasHapus
  17. Lactogrow bagus dan gampang dibeli, di minimarket pun ada, dan aku baru tahu kalo dia pake lactobacilus reiteri, bagus buat pencernaan

    BalasHapus
    Balasan
    1. ketersediaan dan kemudahan dibeli..ini penting banget bagi sebuah produk ya kan mbak keina

      Hapus
  18. Bener banget ya, orang tua yang bahagia bisa berimpak ke anak-anak yang bahagia. Terutama ibu. Ini yang bikin sering aku jadikan alesan ke suami kalo lagi suntuk. Minta piknik atau shopping biar ibunya bahagia. Kan nanti anak juga sehat dan bahagia. :)))

    BalasHapus
  19. Aku sekarang lagi repot dengan pola tidur anakku mba, entah kenapa lebih sering tidur malam banget dan bangunnya siang banget. Setuju, kalau ibu bahagia, anak juga bahagia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihi iya mbak..ga semua anak "enak" jam tidurnya yaa...anakku sebelum sekolah gitu juga sih

      Hapus
  20. Banyak banget nih ilmu baru dari baca postingannya Mak. Penting banget ternyata ya kesehatan saluran cerna :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyes mbak nia..saya juga baru tercerahkan hahaha

      Hapus
  21. Benar mba orangtua bahagian anak bahagia krn kita akan membimbing mereka tanpa stress tp happy ...aura positif kita menular ke anak2, mereka jd happy juga

    BalasHapus
    Balasan
    1. growing happy together pokoknya ya mbak :)

      Hapus

Terima kasih atas kunjungannya. Mohon tidak meninggalkan link hidup dalam komentar ya :)