Tiga Per Empat Beres Urusan Pilpres


Hasil gambar untuk ayo memilih 2019
maskot pemilu 2019 (grid.id)


Ini sambungan dari tulisan “Setengah Beres Urusan Pilpres”yang aku post beberapa waktu lalu. Weideih, urusan pilpres kok kayak kredit, pakai dicicil-cicil. Tempo hari setengah dan kini tiga perempat.  Ya karena buatku urusan ini memang belum lunas. Cicilannya baru selesai  nanti di 17 April, ketika jari sudah tercelup tinta biru.


Saat masih setengah beres kan ceritanya aku dan BJ (suami) sudah dapat form A5. Kenapa butuh form A5 dan bagaimana mengurusnya ada pada link di alinea pertama. Nah, setelah dapat form A5 yang ditandatangani Ketua KPUD Kota Medan, kami memang diarahkan untuk lapor ke Petugas Pemilih di tingkat kelurahan guna penentuan Tempat Pemungutan Suara (TPS). Sesuai alamat di form A5 maka kami mesti ke Kelurahan Pangkalan Masyur, Kecamatan Johor.  

Petugas KPUD nggak bilang ASAP (as soon as possible), pokoknya asal jangan pas hari H supaya lebih nyaman. Jadilah aku menunda-nunda. Eh sebenernya pas hari Sabtu usai dapat form A5, aku dan BJ sudah langsung cuzz ke kelurahan sih. Tapi ternyata week-end kelurahan libur. Jadilah, baru kemarin ini aku kembali ke kelurahan.

form A5-ku

Jujur, kami nggak pakai alamat rumah tinggal untuk mengurus A5. Karena kalau pakai alamat itu, kami mesti mengurus ke KPUD Kabupaten Deli Serdang yang jelas lebih jauh daripada ke KPUD Kota Medan. Jadi jatuhnya ke Kelurahan Pangkalan Masyur ini karena kami menggunakan alamat kerja BJ yang letaknya (menurutku) lumayan jauh dari kantor kelurahan. Maka itu, saat pergi ke kantor kelurahan, aku agak-agak mikir. Tentang alamat tinggal yang sebenarnya masuk area administrasi Deli Serdang bakalan jadi masalah nggak ya?

Ternyata no problemo sodara-sodara. Begitu masuk ke kelurahan, aku diarahkan ke ruang petugas pemilihan di samping gedung utama. Di sana aku menyerahkan form A5 punyaku dan BJ. Habis itu aku malah keluar mengawasi Ale dan Elo yang manjat-manjat di arena main anak PAUD Pangkalan Masyur. Panjatannya lumayan tinggi, jadi serem juga kalau ninggalin mereka gitu aja. Sekitar sepuluh menit, aku masuk ruangan lagi dan  urusan TPS sudah beres. Ternyata kami berdua ditaruh di TPS yang berbeda. BJ di TPS 013 dan aku di TPS 014. Tapi kata petugas, dua TPS itu letaknya berdampingan di ruas jalan yang sama. Okelah, nggak terlalu ribet kalau gitu sih.

Jadi sudah, hari itu, beres sudah urusan TPS. Tinggal nanti tanggal 17 April datang ke TPS untuk menyerahkan suara. Berhubung aku pemilih pindahan, ntar aku cuma dapat kertas suara untuk pemilihan presiden. Jadi nggak perlu ribet dengan sekian kertas suara untuk pemilihan legislatif dan DPD.

By the way, di pagi hari sebelum pergi ke kelurahan, seorang teman telepon soal pengurusan pindah pilih ini. Memang, update terbaru, pengurusan pindah pilih diperpanjang hingga H-7 pemilu alias tanggal 10 April. Kalau sebelumnya kan paling lambat bulan kemarin (H-30).  Entah deh, perpanjangan waktu ini banyak dimanfaatkan tidak oleh para calon pemilih.  Aku nggak mengikuti beritanya. Tapi memang, saat aku posting link tulisan pertama di facebook, beberapa teman mengaku belum mengurus A5. Alhasil saat itu ada temen yang jadi buru-buru mengurus form A-5nya.

Meski ada perpanjangan, beberapa temanku tetap nggak bisa memilih alias golput. Padahal, aslinya mereka mau menggunakan hak suaranya. Apa daya, prosedur pindah pilih ini memang agak ribet bagi  pemilih dengan domisili yang berbeda dengan alamat KTP. Meski KPU memang sudah jauh-jauh hari sounding soal lindungi-hak-pilihmu, tetap saja karena berbagai alasan akhirnya hak pilih itu jadi hangus karena prosedur yang kurang praktis.

Dari yang sejauh aku tahu dan alami (cmiiw), untuk pindah pilih beda provinsi, pemilih mesti mengurus form A5 di tempat asal atau KPUD tempat sekarang. Lebih enak kalau mau pindah pilih keluar daerah karena bisa mengurus di kelurahan setempat (dan entah, aku nggak tahu nanti bagaimana penentuan TPS tujuan. Teman-teman yang tahu, semoga berkenan share di komentar). Tapi bagi yang mengurus di kota domisili (bukan daerah sesuai KTP), pemilih harus datang ke KPUD lalu nanti lanjut konfirmasi ke kelurahan lokasi TPS. Mana urusan form A5 di KPUD itu sangat mungkin nggak sehari jadi. Seperti kami waktu itu, mengurus Kamis dan selesai Sabtu (Jumat bisa jadi sudah selesai, tapi mereka nggak mau jamin makanya kami datang lagi hari Sabtu).

Prosedur yang lumayan makan waktu dan kurang praktis ini bikin beberapa teman memilih mundur teratur.  Memang sih aku sempat baca berita online kalau KPUD bikin posko-posko untuk menjaring pemilih dari luar daerah. Tapi aku enggak dapat info, di mana saja letak posko-posko itu. Sekalinya mampir ke posko tingkat kelurahan (sekalian jemput Ale sekolah), aku diarahkan ke KPUD. Posko tingkat kelurahan hanya melayani pindah pilih ke keluar daerah, bukan dari luar daerah ke dalam.

Itu riwehnya. Apalagi kalau memang di daerah asal pun nggak masuk DPT dan sedari kemarin-kemarin nggak mengurus ini, ya sudah, gimana lagi? Berat di ongkos untuk pulang sekedar buat nyoblos. Sebab, bagi pemilih yang belum masuk DPT, nyoblos hanya bisa dilakukan di TPS tempat terdaftar. Nggak bisa lagi ngurus pindah pilih.

Hasil gambar untuk pemilu damai 2019
www.faktualnews.com

Seorang tetangga bilang, kalian (aku dan BJ) memang kurang kerjaan niat banget mengurus suara. Haha, aku sih sebenarnya nggak segitunya euforia sama pemilu. Aku mendefinisikan diriku bukan golongan fanatis pada salah satu paslon sampai harus bela-belain mengamankan suara. Aku ini cuma gimana ya..... pokoknya pengin aja menggunakan hak pilih. Kalau golput, ntar di hari H pada posting jari warna biru, masa daku nggak begitu? 

Hahahah...remah kerupuk bener alasannya ya...

Aku pribadi memang nggak terlalu detail menelisik program kampanye capres. Ah, kalau kampanye sih, semua calon pasti bakalan kasih yang baik-baik. Buatku nggak ada pemimpin di dunia ini yang sempurna. Bagus di aspek ini, sangat mungkin lemah di aspek lain. Jadi aku memang malah melewatkan janji-janji kampanye. Jujur, aku menentukan pilihan hanya berdasarkan kenyamanan hati.

Jujur juga kalau aku kepengin April ini segera berlalu. Biar segera lewat situasi panas selama kampanye pilpres maupun pileg ini.  Aku termasuk orang yang jengah dengan segala saling serang selama kampanye. Duuh, buah simalakama demokrasi. Ataukah kita yang belum dewasa berdemokrasi?

Pada politik, aku mempercayai satu hal, yakni tak ada kawan atau lawan yang abadi, yang ada adalah perkara kepentingan.  Ini bukan pesimis atau skeptis pada politik (aku duafa ilmu politik!). Tapi lebih kepada upaya menjaga keseimbangan. Jangan deh terlalu cinta atau terlalu benci pada seorang tokoh politik. Sebab, bisa jadi suatu hari dia berbelok, bahkan berbalik arah karena perubahan kepentingan. 

Uwaaaa, kok jadi berasa berat gini ngomongnya :D

Tapi waktu di bulan April ini tetaplah sama. Satu hari-malam tetap 24 jam dan bulan ini juga tetap 30x24 jam. Jadi aku hanya bisa turut berdoa, supaya pilpres dan pileg berlangsung lancar dan aman. Selanjutnya, pasca pilpres dan pileg, kondisi bisa kembali stabil. Aku ingin bangun pagi tanpa ada berita kerusuhan besar dan militer harus turun tangan mengatasi situasi negeri. Oh mamak...jangan-jangan-janganlah itu sampai terjadi.

Semoga pihak yang menang tidak besar kepala serta menepati janjinya. Yang kalah, kalaupun kecewa,  semoga bisa menerima tanpa drama. Daku cuma rakyat biasa yang kepengin negeri ini aman damai sentosa SIAPAPUN PEMIMPINNYA.   Mungkin ini naif, tapi begitulah. Selamat memilih. Kuy dukung #PemiluAman #PemiluJujur #PemiluDamai dengan apa yang kita bisa.

Hasil gambar untuk kartun pemilu damai 2019
pinterest.com


44 komentar untuk " Tiga Per Empat Beres Urusan Pilpres"

  1. Setuju untuk menggunakan hak pilih, dan semoga yg memang ingin memilih tapi ngga punya KTP atau tdk ada di domisili KTP tetap bisa mengikuti pemilihan presiden tgl 17 nanti. Dan setuju siapapun yg menang, semua harus legowo, ikhlas, dan mendukung presiden terpilih untuk mengemban tugas & melaksanakan fungsinya menuju Indonesia yang lebih baik :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. amiin mbak sandra. tapi ternyata drama belum usai ya...hehehe

      Hapus
  2. Tetapi, memang iya kok. Politik itu bicara kepentingan. Gak ada lawan dan kawan abadi. Makanya sayang banget kalau di kalangan masyarakat malah sampai putus silaturahmi

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mak. dan sayang sekali ada kejadian-kejadian perpecahan gara-gara pilpres ini ya

      Hapus
  3. Hiks aq termasuk yg batal ngurus form A.5. Ya salah sendiri sih emang, baru last minute memutuskan untuk nggak mudik buat nyoblos dan mau nyoblos di rantau aja. Tp ternyata ngurusnya nggak sesederhana dan secepat yg kubayangkan. Alhasil terpaksa Golput. Huaaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. next pemilu, mudah-mudahan lebih mudah ngurus pindah pilih ini ya mbak

      Hapus
  4. Demj bisa nyoblos pas tgl 17.Aprul nanti dibela2in ya Mba ngurus pindah pilih, agar bisa menggunakan hak pilih.. Sayang kan kalo sampe golput..

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha iya mbak. demi hari celup jari nasional

      Hapus
  5. Namanya form A5 ya? Anakku juga pilih di luar kota karena kuliah, cerita sih ada isi form gitu. Jadi untuk yang pindahan ini cuma pilih Presiden aja, baru tau. Tinggal hitungan hari, semoga Pemilu berjalan lancar dan damai.

    BalasHapus
    Balasan
    1. baru balas pasca pemilu nih mbak lianny hihhi..masih ada drama. tp semoga nggak ada hal2 yang tidak kita inginkan

      Hapus
  6. Ada loh temanku yang udah urus pindah tempat, malah udah terbit KTP barunya, tapi masih terdaftar sebagai pemillih di daerah lama yaaa... aneh sekali.
    Ini aku juga belum dapat undangan untuk memilih. Mungkin ntar mepet2 waktunya ya ngebagiinnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya nih mbak, memang masih ada kasus-kasus terkait DPT ini ya...next semoga makin rapih pendataan di negeri ini

      Hapus
  7. jadi inget kemaren juga ngurus A5 tapi susah ngubungin petugasnya euy. Semoga lancar jaya damai pemilunya ya Mak dan pemimpin yang terpilih amanah berkah :)

    BalasHapus
  8. Temenku baru cerita kemarin kalau nama dia dan suami ndak terdaftar di DPT, lalu langsung diledek berjamaah deh. Sudah sejak lama aku cerita form A5, tapi dia nyatai, karena nunggu surat pemberitahuan dari pak RT, lah gimana wong KTP nya saja belum jadi. Semoga di akhir akhir ini, temanku mendapatkan solusinya.

    BalasHapus
  9. Aku juga termasuk yang "Anti Bolos Nyoblos"
    Istilah gerakan ini aku dapatkan dari ig story mba Bulan yang femes itu
    Keren ya!

    Dari semua momen Pemilu, saat menghitung perolehan suara adalah favoritku
    Ada sensasi H2C (Harap-Harap Cemas) gitu, muahahaha
    But... don't worry, it's only for fun!

    BalasHapus
  10. Nyoblos merupakan hal yang harus buat saya. Meskipun masih bingung menentukan pilihan yang mana. Tapi sebagai warga negara, kita berhak untuk mengikuti pemilu.

    Saya juga ingin segera berlalu bulan April. Sudah sangat jengah dengan perkampanyean yang lalu lalang saat ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. usai pilpres...ceb dan kam masih saja rame ya mbak hehehe

      Hapus
  11. Setuju!! Jangan sampai tidak milih. Aku kebetulan TPSnya dikontrakan lama. Jadi nanti milih ya kudu ke sana. Gpp yang penting suara bisa diwujudkan buat Indonesia ❤❤❤

    BalasHapus
    Balasan
    1. semoga ga perlu coblosan ulang di tempat mb echa :)

      Hapus
  12. Yang pasfi tanggal 17 April jangan sampai golput ya, harus menentukan pilihan. Kelar memilih jangan lupa hunting diskonan. Heheheheee

    BalasHapus
    Balasan
    1. abis noblos, saya cuma ngejar bonus minuman di KFC..lha tps-e deket kfc.abis itu balik hehehhe

      Hapus
  13. Mbak aku padamu untuk urusan suara begini..dan aku&suami pun termasuk tipe yang mau berjuang agar enggak kehilangan hak suara. Pengalaman waktu Pemilu 2009, kami pindahan ke Amerika, dan sudah coba urus..tapi apa daya karena ribet di awal masih tinggal di hotel belum dapat apartemen, belum punya alamat untuk pengiriman surat suara..dan ternyata termasuk terlat kalau ngurus ke KJRI, jadi ya sudah pasrah. Yang penting kami sudah berusaha mengurusnya karena enggak berniat golput dari awalnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah seru ya mbak dian punya pengalaman (gagal) pemilu di luar negeri. :)

      Hapus
  14. Aku malah lupa gak nyetahin. Dan gak ada waktu kalau jam kerja harus ke kelurahan padahal pengin nyoblos. Hehe... betul mba dalam politik itu tidak ada kawan atau lawan. Karena akan berakhir pada sebuah kepentingan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah itu mbak, entah gimana biar urusan pindah pilih or whatsoever terkait pemilu ini bisa lebih praktis

      Hapus
  15. Aku jadi mikir, pesta demokrasi ini mesti kita sukseskan bersama...
    Kan namanya pesta rakyat yaa..
    Semua harus ambil bagian, agar suaranya didengar dan bermanfaat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ga semua pengin ikut pesta sih ya teh lendy :)

      Hapus
  16. Salut saya Mak sama dirimu dan suami. Mau rela ribet bolak-balik gitu demi pesta demokrasi dan hak pilihnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. sejujurnya kalau buat saya sih buat variasi jalan2..sekali2 jalan2nya ke kpud hahaha

      Hapus
  17. Ngurus-ngurus A5 jadi ingat waktuu pindah ke Jakarta waktu pemilu 2009.
    Akhirnya sebentar lagi akan selesai ya pemilu. Semoga semuanya lancar dan sukses.

    BalasHapus
    Balasan
    1. gelaran pemilu selesai dan cerita berganti ya mak lis :)

      Hapus
  18. Iya ya kok ga ada.satupun paslon yg ngangkat isu ribetnya mau ikutan pemilu. Padahal kan penting banget buat ngasih suara

    BalasHapus
    Balasan
    1. tertimpa isu-isu lainnya ya mak kei hehehe

      Hapus
  19. Wah, ribet juga urusannya ya mbak. Tapi aku salut walau pun riweh gitu mbak tetap berusaha utk ga golput. Keren, mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. buat pendidikan ke anak juga sih mak. kemarin mereka aku ajakin nyoblos. termasuk ikut masuk ke ruang suara

      Hapus
  20. Baru tahu kalau di Medan kurang informasi soal posko buat mengurus form A5. Untunglah bisa dapat ya, Kak. Doa yang sama. Semoga pemilu 17 April menjalan aman dan lancar. Nggak ada kerusuhan sama sekali. Aamin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. mungkin faktor saya-nya yang kurang info hehehe

      Hapus
  21. Aku memilih di kamoung halaman di Bandung dan yang ngurus2 masih orang tua.. aku tinggal datang terus ngoblos deh.. hihihi

    Semoga pemilihan ini berjakan lancar dan damai ya mba

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalo kampungnya deket aku juga pilih sekalian pulkam sih mak. tapi jauuuuh sih, berat di ongkos :)

      Hapus
  22. Siapapun pemimpinnya yang penting Indonesia damai dan makmur, aamiin. Kita semua sehat, aamiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. amiin mak. tunggu 22 mei atau lebih lagi :)

      Hapus
  23. Semoga kita bisa amanah sebagai warga negara dgn mengikuti pemilu utk memilih siapa pemimpinnya. Siapapun pemimpinnya, semoga membawa kebaikan dan mewakili suara rakyat. Aamin.

    BalasHapus

Terima kasih atas kunjungannya. Mohon tidak meninggalkan link hidup dalam komentar ya :)