Cerita Elo Sakit Hirschsprung (Part 2)
Hirschsprung Disease
Ini nama penyakit yang tak familiar buat saya maupun MJ.
Jujur, sebelum diagnosa dari dokter, saya baru sekali ketemu dengan kataHirschsprung,
yakni ketika googling tentang penyakit Ileus. Suatu hari, MJ mem-forward artikel tentang ileus yang bisa
disebabkan konsumsi obat diare sembarangan. Sebab itu ketika dokter bilang ada
pelambatan gerak usus, saya langsung berpikir tentang Ileus. Berhubung saat itu
lagi fokus cari info tentang ileus, jadinya sekilas aja baca tentang Hirschsprung.
Kami juga mendapatkan informasi cukup berharga
dari sini. Ada juga grup di Facebook bernama Kolega
Histomi. Tapi sepertinya kurang begitu update. Solusi yang umum pada penyakit Hirschsprung adalah
OPERASI untuk membuang bagian usus yang kurang persyafarannya, kemudian
menyambung bagian usus yang bagus ke anus. Namun, jika bagian usus yang
persyarafannya bagus kurang panjang, maka terlebih dulu dibuatkan lubang
pembuangan di dinding perut (kolostomi). Kalau nanti usus sudah cukup panjang,
kembali dilakukan operasi untuk penyambungan usus ke anus.
Cerita Elo Sakit Hirschsprung (Part 1)
![]() |
Elo, layu dan tak bisa senyum |
Sebenarnya draft tulisan ini sudah dimulai sejak bulan November. Bahkan draft pertama sempat saya post langsung dari handphone. Tapi karena karena berbagai alasan (duuh..alasan!!) akhirnya tulisan saya rombak total dan baru saya bagikan sekarang. Semoga bermanfaat bagi semua yang sedang membutuhkan –atau suatu saat nanti memerlukan- sharing tentang penyakit Hirschsprung.
Bermula dari Selasa, 29 September 2015. Hanya tinggal hitungan hari menjelang ulangtahun Elo yang pertama. Sudah dua minggu Elo dalam kondisi cukup sehat setelah sebelumnya demam-sembuh-demam-sembuh selama empat minggu. Bocah lelaki mungil itu terlihat ceria. Bahkan pagi itu ia makan agak banyak. Sesuatu yang menggembirakan karena hari-hari sebelumnya dia susah makan.
Tapi siang hari, tiba-tiba saja dia menangis kencang dan susah didiamkam. Saya yang Jawa ini menyebutnya nangis kejer (vokal "e" dibaca seperti pada "ke"). Insting saya langsung bilang, ini bukan nangis yang biasa. Tetangga depan dan sebelah sampai datang ke rumah karena nangisnya memang keras terdengar di luar. Kami sempat mengira Elo digigit serangga, entah lebah atau serangga-berbahaya-yang-kami-tidak-tahu-namanya. Terlebih saat itu di pahanya tampak ada merah-merah. Tapi kalau gigitan serangga kok tidak tampak ada "mata" gigitannya. Sembari kami berusaha memberikan pertolongan pertama, Elo terus saja nangis, sampai akhirnya muntah segala. Duh...jadi bingung. Mana saat itu suami saya (Mas Jalu – MJ) lagi meeting di Medan.