Diet HP (Part 2)

Hasil gambar untuk meme kecanduan gadget
pic : www.loop.co.id

Saya dan suami bukan tipe orangtua yang "mengharamkan" anak-anak pegang gadget. Bagaimanapun, ada hal-hal positif yang bisa didapatkan anak-anak dari gadget. Tapi kami juga sepakat bahwa harus ada batasan bagi anak-anak dalam menggunakan gadget. Makanya, sejak beberapa bulan lalu, kami sudah memulai "diet HP". 

Namanya "diet", selalu berhubungan dengan "menahan diri", ya kan? Nah, ini jadi tantangan banget buat kami yang sudah terbiasa asik gadget-an. Padahal, menjadi orangtua adalah soal keteladanan. Nggak fair kan kalau kami teramat membatasi anak-anak bermain gadget, sementara kami sendiri asik gadgetan di depan mereka? Nggak perlu mengarahkan jari telunjuk ke orang lain, kami pernah (atau sering?) melakukan kesalahan ini. Bahkan program "diet HP" ini dulu awalnya juga dari kesadaran akan kesalahan tersebut.

Baca : Diet HP

Tapiiii... (ihiks...ada tapinya nih...), layaknya diet makanan yang tak selalu berhasil. Diet HP kami naik turun, bahkan gagal. Kegagalan ini dimulai sejak kami pulang kampung saat libur Natal 2016 dan Tahun Baru 2017. Namanya liburan yaaa... biasanya banyak aturan yang jadi lebih longgar. 

Kami jadi permisif bila Ale dan Elo mau main HP. Kegagalan diet saat liburan pulkam disambung kejadian "extra liburan", yakni Elo lima hari rawat inap di rumah sakit setiba kami di Medan. Untuk membunuh kebosanan Ale karena nggak bisa main kemana-mana, sementara saya harus pegang Elo, saya "minta tolong" pada HP. Pun untuk menghibur Elo, saya juga minta tolong pada HP. Main game, lihat foto-foto, lihat video.... Di saat-saat saya juga capek, rasanya HP jadi teman mengasuh yang handal. Siggghh....


Bisa dibilang, diet HP kami berada di titik nadir. (Tsaaaaah....)

Dan dampaknya luwarbiyasa loh... sepulang dari RS, si mungil Elo tampak ada tanda-tanda kecanduan HP. Bangun tidur, langsung minta HP. Dia akan betah sekali pegang HP itu, yakni untuk main game dan lihat Youtube. Dan dia akan menangis marah kalau kami meminta HP tersebut.

Gawaaaat.....

Ale sebenarnya juga dikit-dikit minta HP sih. Tapi dia sudah lumayan bisa dinasihati. 

Kami memang sepakat untuk tidak memberi mereka HP pribadi. Jadinya HP kami-lah yang mereka pakai buat main. Kalau si ayah lagi di rumah sih, duo bocil ini bisa pegang masing-masing. Tapi kalau si ayah lagi tak ada di rumah, cuma HP saya yang bisa dipakai. Kadang mereka bisa rukun lihat game/video di satu HP. Tapi ada kalanya mereka beda keinginan. Si abang sering mengalah. Namun ada juga masanya, dia ogah ngalah. Jadi deh berantem gara-gara HP. 

Huwoooo....mama puciiing jadinyah!! Solusi praktis memang masing-masing pegang HP, kayak gambar di bawah ini. Tapi apa iya, ini solusi? #PertanyaanRetoris


Hmmmmh.... diet HP harus kembali ditegakkan nih. Bukan saja demi menghindari berantemnya dua bersaudara ini, tapi juga kembali mengingat dampak buruk jika anak kebanyakan main gadget. 

Ooooh...maafkan ayah-bundamu yang belum konsisten ini ya Nak...

Jadi kami mulai lagi untuk aksi diet HP jilid 2. Kalau biasanya suami balik kerja lalu asik pegang gadget, sekarang (kecuali untuk urusan kerja yang urgent) tahan dulu sampai anak-anak tidur. Sementara saya, saat anak-anak (terutama Elo) terjaga juga sama sekali nggak pegang HP. 

Nggak cuma obat dan cairan pel lantai, HP pun kudu ditaruh di tempat yang tak terjangkau anak-anak. Mereka hanya kami izinkan bermain HP saat week-end.  Itupun tetap dengan batasan waktu. 

Dampaknya juga luwarbiyasah. Awal-awal diet keras ini, Elo masih suka rewel minta HP. Tapi hari berlalu, dia tak begitu lagi. Paling-paling kalau Senin pagi, dia pasti minta karena terbawa memori main HP saat wiken :D. Tanpa HP, mereka jadi lebih banyak main lego, main di halaman, atau main lainnya. Nonton TV juga sih hehehe.. Kalau Elo bisa lupa, si Ale beda lagi. Dia tampak sekali kalau sangat menahan diri.

Haha, sama sih Le, bunda juga menahan diri. Di Ale, diet HP membuat dia kehilangan kesenangan main game dan nonton video. Sementara di saya, diet ketat ini membuat saya semakin merasa teralienasi dari dunia luar. 

Bagaimana tidak. Saya belum punya banyak teman di Medan. Bahkan, dengan tetangga sekitar pun saya belum punya banyak hubungan perkawanan.Saya juga belum tergabung dengan komunitas offline apapun. Komunitas yang sekali-sekali bisa jadi oase bagi rutinnya suasana keseharian sebagai emak-emak rumah tangga.

Bisa dibilang, HP adalah sarana utama saya untuk tetap terhubung dengan teman-teman di luar. Memang hanya lewat chat, chat grup, dan facebook saja sih. Sempat bikin akun media sosial lain, tapi pada akhirnya cuma facebook yang bisa aktif.

Diet HP yang extra ketat bikin saya jadi nggak bisa mengakses itu semua, kecuali curi-curi kesempatan, semisal Elo pas tidur siang atau main di teras. Satu-satunya kesempatan hanya saat mereka tidur. Tapi kalau malam, biasanya saya ikut ketiduran atau masih ribet dengan kerjaan domestik.

Jadilah, saya sebagai orang yang sering lambaaat merespon chat dan seorang member grup chat yang nyaris selalu jadi silent reader. Saya juga jarang update status facebook. Sekali-kali bisa update status, saya juga slow respon dalam membalas komentar. Kesempatan terbaik untuk bermain gadget adalah malam hari, saat anak-anak sudah tidur lelap. Tapi di saat itu, biasanya saya masih ribet dengan kerjaan domestik atau malah sudah ikutan lelap. Praktis, saya jadi kuper (kurang pergaulan) baik di dunia nyata aupun dunia maya.

Bagaimana mau bisnis online kalau cek gadget saja syusyah? Hehehe

Meski rasanya sih saya belum sampai taraf kecanduan HP, tapi situasi  begini bikin saya kurang waras juga (keciaaaan...hahaha). Bersyukur, akhirnya ketemu solusi. Meski solusi ini jadi tantangan juga sih. Solusi apakah itu???? Rrrrr, sayangnya waktu nulis habis. Jadi belum bisa cerita sekarang deh. Saya ceritakan di tulisan selanjutnya yaaaa.... 😊😊😊😊😊😊







Posting Komentar untuk "Diet HP (Part 2)"