Balada Anak Susah Minum Obat (2)



pilih infus daripada obat

Saya mengawali menulis ini sembari menunggu proses pembayaran rawat inap Elo di RS Murni Teguh Medan oleh asuransi (sisanya saya lanjut di warung bubur dua hari kemudian ^_^). Seperti sebelum-sebelumnya, proses pembayaran dengan asuransi makan waktu cukup lama. Kalau mau cepat ya jangan pakai asuransi tapi bayar sendiri :D (hihi ogaah laah).


Ini untuk yang ketiga kalinya Elo rawat inap di Murni Teguh dan total keempat kalinya dia opname di rumah sakit (yang pertama di RS Horas Insani Siantar). Pemegang rekor terbanyak rawat inap di rumah sakit di keluarga kami ^_^


Opname pertama dan kedua di Murni Teguh adalah karena gangguan pencernaan. Banyak balita memang gitu yaa, rentan sakit bagian pencernaan. Kali ini pun diagnosanya sama, ada gangguan di bagian pencernaan (puji Tuhan cek darah negatif demam berdarah). Pertanyaan pertama dari dokter saat visit perdana adalah : apakah dalam minggu ini (Elo) ada makan rambutan?

Waah ya iyesss bangeet. Dalam minggu ini dia beberapa kali makan rambutan. Mungkin karena kupas langsung makan, jadi ada kotoran berkuman yang terikut masuk ke perut.

Ditambah lagi, minggu-minggu ini tubuhnya mungkin masih adaptasi dengan rutinitas sekolah. Tubuh lelah dan terkena virus/kuman. Kombinasi yang pas pemicu demam.

Masalahnya : Elo adalah anak yang sangat sangat sangat sulit minum obat. Kalau demam, tindakan buat dia ya apa saja selain minum obat. Yang bikin dia seneng dari demam sih : berendam air hangat di ember besar sebagai ganti kompres kain :D.

Saat beberapa waktu lalu kena cacar, dia cuma rawat di rumah dengan obat sederhana dari apotik. Rasanya percuma bawa dia periksa ke dokter, toh dia nggak bakalan mau minum obatnya.

Saat terkena cacar itu, Elo masih mau makan dan minum. Jadi masih ada energi masuk ke tubuhnya. Berbeda dengan demam kali ini, sedikit sekali makanan dan minuman yang masuk. Itu pun sudah pakai merayu, membujuk, bahkan juga emosi jiwa saking susahnya.

Saat demam ini, dia beberapa kali rendam air hangat dan demamnya memang agak turun tapi terus naik lagi. Bahkan sampai 40 derajat celcius koma sekian. Ya memang dia kalau demam sering sampai angka itu sih, tapi mungkin karena juga payah makan minum, jadi dia bener-bener lemesss. Bawaannya tidur melulu dan dalam tidurnya sering meracau. Diajak ngomong atau dikasih hal-hal yang biasanya langsung membuat dia berbinar-binar, kali ini sudah males respon.

Wah sudah nggak bener nih. Elo mulai demam Kamis siang dan Sabtu sore langsung kami bawa ke rumah sakit. Di UGD, Elo langsung dikasih obat penurun panas dan anti kejang lewat (maaf) anusnya. Juga langsung diambil sampel darah dan dipasang cairan infus.

iseng pake pita dari paket buah :P

Sejak di rumah, salah satu rayuan kami supaya dia mau minum obat adalah : "nanti kalau nggak mau minum obat dan nggak mau makan/minum, jadinya diinfus lho." Dan jawabnya : "Elo mau diinfus aja." (Saking segitu emohnya sama obat, yang mana cuma obat sirupppp lhooooh :D)

Jadi saat dipasang jarum infus, dia memang merasa sakit. Tapi nggak seberontak kalau seperti dipaksa minum obat. Elo memang ada teriak-teriak : NDAK TAHAN-NDAK TAHAN (sambil nangis). Tapi apa coba? Selanjutnya dia bilang ndak tahan mau pup!!!

Ya ampuuuun, Naaak. Ada bakat jadi komika apa ya? :D Tapi memang, sejak Kamis dia sama sekali belum buang air besar.

Sedari awal saya jelaskan ke dokter UGD kalau dia emoh moh moh sama obat oral. Makanya, semua obat lewat selang infus. Setahu saya, obatnya juga cuma dua macem : paracetamol dan antibiotik (entah ya kalau ada campuran di dalam botolnya). Tapi memang, cairan infusnya sampai habis empat (atau lima?) botol. Lupa, empat atau lima hahaha.

Makanya jadi bergurau sama BJ, "ini bocah, mau dikasih paracetamol aja kok mahal." (Coba nggak ditanggung asuransi, fiuuuuh). Kalau saja di rumah mau makan minum dan mau obat (taruhlah yang sakit semacam ini Ale), kayaknya nggak bakalan sampai rumah sakit deh.

Bahkan kalau saja mau dibawain obat oral, pas visit Senin sore, dokter bilang sudah bisa pulang Selasa. Tapi karena sama sekali nggak bakalan mau obat oral, jadinya tambah observasi demam satu malam lagi dan Rabu baru balik ke rumah.

Begitulah anak-anak ya...unik-unik. Ada yang takuuuut banget sama jarum suntik (bahkan sampai gede), dan sampai lari naik pohon saat mau disuntik vaksin. Buat dia, mending minum obat banyak (gede-gede ukurannya juga oke) asalkan nggak disuntik. Eh di Elo, dia malah mending disuntik daripada mesti minum obat.

Lucu lagi, dia malah suka nginep di RS. Alasannya : kamarnya lebih bagus daripada di rumah (gubraaaak), dan tempat tidurnya bisa naik turun pakai remote.

Duuuuh... ini bocah. Beneran harus dicateet buat cerita nanti saat dia besar. Kamu sih suka di rumah sakit, tapi kami enggak laaah. Kalau mau staycation mah mending di hotel, bukan di RS. Pokoknya bersyukuuur banget, Puji Tuhan kamu sudah sehat kembali.


Posting Komentar untuk "Balada Anak Susah Minum Obat (2)"