Orang-Orang Kaya yang Enggan Mewariskan Harta pada Anak-anaknya.

 

                                              video  Oppie (youtube)

Pengen punya mobil, mewah..
Lengkap dengan AC, tape dan sopir pribadi
(Wiih, kemana-mana tinggal minta anter deh. Pergi santai, sambil denger music sama temen-temen gw. Gak kepanasan lagi. Wuih.. dingin..)
Pengen punya rumah (gedong)
Lengkap dengan pelayan (perabotan lux, plus kolam renang. Kaya di film. Mau ini itu tinggal perintah. Hidup serasa di istana, trus kalo kepanasan, gw ajak temen-temen gw nyebur deh, basah..)

Andai a a a a aku jadi orang kaya
Andai a a a a anggak usah pake kerja (bisa gak ya?! gak bisa)
Andai a a a a aku jadi orang kaya

Andai a a a a anggak usah pake kerja (Huuh..)

Pengen punya kapal (hahaha. Pesiar)
Lengkap dengan pulau pribadi
(dan semua orang gak boleh masuk, kecuali yang baek aja sama gw. Wuih, gw ajak temen-temen gw bikin beach party tiap malem. Bakar ikan, surfing, mancing, pokoknya asik-asik dah) ajak dounkz..

Pengen punya uang (banyak)
Yang depositonya bisa buat 7 turunan (bagi donk)

(jadi kan gw gak pusing-pusing lagi mikirin duit. Anak, cucu, cicit gw bisa hidup senang terus. Eh, kalo loe kekurangan uang, tinggal telfon gw aja)

Andai a a a a aku jadi orang kaya (pinjemin gw  uang ya. Iya, iyah)
Andai a a a a anggak usah pake kerja
Andai a a a adaw! (ngayal mulu. Ih, jangan protes! Gw jadi orang kaya, ihiy..)
Andai a a a a anggak usah pake kerja (gak mungkin..!)
Andai a a a a aku jadi konglomerat

Andai a a a a anggak usah pake kerja
Andai a a a a aku jadi konglomerat
Andai a a a a anggak usah pake kerja
Andai, andai, andai..*

-----------------------------

Hallo millenial dan bukan millenial.... siapa yang dalam dua-tiga detik pertama terdampar di halaman ini langsung membaca dengan nada?

Meski tidak valid, respon cepat  terhadap lagu adalah salah satu penunjuk umur lho. ^-^

Saya Lisdha, lahir tahun 1981. Masih masuk generasi millenial doong. Tahun ini menjelang kepala empat dan #tidakmenolaktua. Karenaaaa, tua itu pasti sedangkan dewasa adalah pilihan. Halaaaaah apa’an sih perkenalan segala :P

Tapi, pernyataan usia ini perlu mengingat tema yang saya tulis, yakni warisan. (Haha, masih melanjutkan tema yang sama dengan tulisan kemarin). 

Baca : Tentang Harta Warisan

Bagaimanapun, di usia ini, mungkin sebagian orang sudah mendapatkan warisan/wasiat dari orangtuanya. Atau bahkan, sudah mulai memikirkan rencana wasiat,  juga giat berinvestasi untuk anak-anaknya kelak.  Seperti seorang teman yang sudah mulai berpikir bahwa kelak rumah yang di sana untuk anak sulung. Sementara rumah yang di sini untuk si bungsu.

Sebab itu saya pakai “intro” lagunya Oppie Andaresta dengan penekanan pada baris yang hurufnya saya bold dan besarkan. Pengen punya uang (bisa diperluas sebagai harta material dalam bentuk apapun) yang bisa diwariskan pada keturunan.

Adakah teman-teman punya keinginan yang sama?

“YA” adalah jawaban yang lazim.

Seturut kata mutiara : kita bisa memberi tanpa cinta, tapi kita tak bisa mencintai tanpa memberi. Adalah normal  jika orangtua mencintai anak-anaknya. Cinta yang menjadi energi  untuk memberi, terlepas dari seberapa besar nilai pemberian.

Namun, terkait warisan, ada sebagian orangtua yang justru merencanakan tindakan tak lazim. Tindakan unpopuler yang justru dilakukan oleh orang-orang yang sangat populer di jagad raya. Mereka super duper kaya raya, langganan masuk dalam list orang tertajir sedunia. Kalau cuma memenuhi impian ala lagu Oppie Andaresta mah keciiiil. Tapi uniknya, orang-orang ini justru berencana untuk TIDAK mewariskan seluruh harta pada keturunan mereka.

Mungkin teman-teman sudah tahu tentang ini ya.... Sebab informasi tentang ini sudah tersebar di banyak media massa. Tapi nggak ada salahnya untuk saya tuliskan juga di sini. Berikut beberapa nama orang kaya-raya tersebut :

Bill Gates 

pic : nytimes

Di kalangan penduduk bumi, nama Bill Gates sangatlah kondang (kalau alien itu ada, mungkin mereka juga tahu siapa itu Bill Gates hehehe). Bukan kaleng-kaleng, di tahun 2020 ini, kekayaan penemu Microsoft ini diperkirakan mencapai 112,7 miliar USD atau sekitar 1,6 kuadriliun (1 kuadriliun = 1.000 triliun). Jika dibandingkan, pendapatan negara RI 2020 adalah sekitar 2,5 kuadriliun. Artinya....... monggo diartikan sendiri hehehe.

Dengan kekayaan sebesar itu, bisa-bisa saja untuk foya-foya tujuh turunan. Namun, pasangan ini memilih untuk mewariskan hanya sebagian kecil harta pada tiga anaknya. Sebagian besar harta Gates akan dihibahkan untuk kegiatan filantropis yang menjangkau berbagai belahan dunia.

Mark Zuckenberg

 pic : idxchannel


Pendiri Facebook ini juga berencana untuk menggunakan sebagian besar hartanya untuk kegiatan filantropis. Bersama istrinya, Priscilla Chan, Zuck mendirikan Chan Zuckerberg Initiative untuk menjalankan misi kemanusiannya.

Warren Buffet



Investor saham kelas dunia ini juga berencana untuk mewariskan limpahan harta kekayaannya bagi kegiatan amal. Pemilik perusahaan investasi Bershire Hathaway ini juga terkenal dengan gaya hidup sederhana.

***

Mengandaikan saya sebagai salah satu anak-anak mereka. Fiuuuuh, kira-kira bete nggak ya wkwkwkw. Enakan diwarisi kekayaan kayak Paris Hilton dooong hehehe. Nah, daripada membayangkan yang enggak-enggak, mending belajar beberapa nilai positif dari tindakan mereka:

Mendidik anak bahwa uang bukan segalanya. Saya pernah membaca perdebatan dari pernyataan “uang tidak bisa membeli kebahagiaan.” Ada yang berpendapat jika “menangis sedih di dalam mobil Alpard masih lebih nyaman dibandingkan bergalau-galau di atas jok motor Astrea.” :P. Saya cenderung setuju dengan pendapat jika uang tak bisa membeli kebahagiaan. Tapi memang, dengan level spiritualitas terbatas, kekurangan uang adalah tantangan berat untuk bahagia. Salah-salah malah terjerumus dalam kriminalitas.

Mendidik anak untuk mandiri. Menurut Gates, bukan hal yang baik untuk memberikan anak-anak mereka harta dalam jumlah besar. Anak-anaknya harus berjuang untuk “menciptakan sejarahnya sendiri.”

Mengutamakan pendidikan. Pada sebagian orang, kekayaan orangtua menjadi alasan untuk tidak perlu sekolah tinggi-tinggi.  Premisnya : sekolah untuk kerja, kerja untuk cari uang/harta. Jadi ngapain susah-susah sekolah kalau sudah punya banyak harta. Toh tinggal teruskan pekerjaan orangtua.

Memberi teladan dalam kegiatan kemanusiaan. Dibandingkan mewariskan pada anak-anak (jumlah yang terbatas), mereka memilih untuk menghibahkan pada kegiatan kemanusiaan. Terpikir nggak jika kita, dan kelak anak-anak kita, mungkin termasuk dalam orang-orang yang kecipratan warisan para multimiliuner itu? Memang bukan kecipratan secara langsung. Tapi bisa jadi kita merasakan manfaat dari riset dan inovasi yang pendanaannya didukung oleh mereka.   

Sependek jejak penelusuran, saya belum pernah menemukan berita miring tentang anak-anak para miliarder ini. Mereka bisa mengerti keputusan orangtuanya. Ini keren karena berarti orangtuanya berhasil melakukan transfer nilai/prinsip. Bisa jadi, anak-anak ini akan meneruskan nilai yang sama pada keturunannya.

Mungkin kita berpikir, wajar dong mereka bisa seperti itu. Secara, sudah sekaya itu gaisss. Dapat bagian warisan yang sedikit pun pastinya gede bangeeeet. Gates pernah berkata, masing-masing anaknya akan mendapatkan "jatah" Rp 140 miliar. Nah lhooo...buat saya 140 miliar itu guedeeee lho. Auto berasa ratu dan sosialita hahaha.  (Tapi dibandingkan total kekayaan Gates, 140 miliar rupiah mah apa atuuh).

Tapi, kadang besar kecil itu bukan ukuran absolut, melainkan nilai yang relatif.  Jadi, menurut saya, ini bukan masalah tingkat kekayaan, melainkan tentang pilihan. (LSD)

--------------------------------------------

*lirik lagu dari www.wowkeren.com

  

 

 

 


26 komentar untuk "Orang-Orang Kaya yang Enggan Mewariskan Harta pada Anak-anaknya."

  1. AKu baca liriknya pakai nada, heheh ekatauan umur kan jadinya karena kenal lagu ini. Dengan tidak mewariskan semua berarti mengajarkan anak untuk berusaha juga ya mbak, gak terima enaknya. Belajar mandiri dan bertanggung jawab pada dirinay & keluarganya kelak

    BalasHapus
    Balasan
    1. tosss dong mak...mungkin sebaya, setidaknya tak jauh beda hehehe

      Hapus
  2. Orangorang ini enggan mewariskan harta pada anakanaknya. Sementara di sisi lain, masih ada juga yang ramai bahkan ribut sampai hilang ikatan keluarga garagara warisan. Ckck. Lyfe oh lyfe~

    BalasHapus
  3. Hahhaaaa..
    Aku donk auto nyanyik lihat 2 paragrap pertama,ketahuan angkatan jadulnya dah.
    Wiihh tokoh2 milyarder semua ituu, daptar ahh jadi anak adopsinya, eehhh..

    Setuju banget sama ke 4 hal yang diajarkan diatas, semoga bisa mengajarkan begitu juga sama anak meski bukan milyarder.HIhi

    BalasHapus
    Balasan
    1. anak adopsi jg ga dapat warisan bund hehehe

      Hapus
  4. Harus balance nih js orang tua yg lahir n besar harus strugking utk peebaikan ekonomi saat mwngajarkan ttp pentingnya berjuang utj mendapatkan materi dan keseimbangan ha2 yg lain...
    Kadang krn pengalaman hidup yg cukup keras kita suka membawa image diri ke sosok anak2 ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. kemarin baru baca tulisan : seorang anak yg "dendam" sama ortunya gara2 dulu ortunya pelittt banget demi beli sawah (yang nantinya buat warisan :D)

      Hapus
  5. Wah!ini liriknya jebakan umur sekali...kalo ikut nyanyi ketahuan umur haha...Mendidik anak untuk berjuang dan menjadi mandiri adalah hal yang penting ya...Jangan karena orang tua milyader (eh amin jadi milyader) trus jadi bergantung sama harta orang tua

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau nggak bilang2 kan nggak tau mbak..cukup dalam hati saja hahaha

      Hapus
  6. itu lagunya project pop pas tahun kapan ya hehe.. kalo gak salah inget, lupa nih..

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya ampun mb molly...itu aku tulis lhooo : lagunya oppie andaresta. baca cepat ini pasti hihihi

      Hapus
  7. Ini tuh baru jadi pembahasanku semalam dengan pak suami, kebetulan ada saudara kami di luar negeri. Kemarin dia konsultasi dengan keluarga besar untuk membagi sebagian warisannya untuk anak-anak yatim di Indonesia, karena anak-anak hanya mendapatkan sebagian saja. Banyak keluarga kami bingung kenapa gak semua jatuh ke anaknya.

    BalasHapus
  8. Aku malah berharap anak-anakku kelak mandiri secara finansial dan nggak mengharap warisan sih, mbak, haha. Tetap ada sih, cuma pengennya juga sebagian besar hartaku ku sedekahin aja gitu buat pesantren atau fasilitas umum misalnya

    BalasHapus
  9. haloo mba...kita seumuran..eh, tua an aku ding. Selisih 1 tahun. aku pengennya ngasih bekal ke anaknya lebih ke bisa nyekolahin mereka, jadi nanti ke depannya mereka hidup bukan karena/bukan dari warisan, tapi dari modal mereka sendiri. Soalnya klo harta warisan itu malah seringnya bikin rame antar sodara

    BalasHapus
  10. Ini bahasannya pas banget dengan bahasan dengan suami kemarin. Ngebahas surat wasiat nanti bikinnya sama siapa. Mumpung aku dan suami masih sehat, masih bisa berpikir jernih, harus dipersiapkan dari skrg. jangan sampai jadi masalah diantara anak2 kalau nanti orgtuanya udah gak ada di dunia :)

    BalasHapus
  11. Aduh lagunya jebakan umur wkwkw aku 80 lahirnya..iya kalau salah didik, anak orang kaya bisa sengsara dan berantakan hidupnya, karena serba ada ya, seram...

    BalasHapus
  12. Suka banget didikan anak yang baik adalah yang menjadi lebih baik dari kedua orangtuanya.
    Baik sedang "ada" ataupun "tidak ada".
    Bisa jadi pembelajaran bagi orangtua di manapun berada.

    BalasHapus
  13. haha auto nyanyi deh baca liriknya itu :D
    Orang-orang kaya yang mewariskan harnyanya utk kegiatan amal, salut sekali. KIta harus banyak belajar nih dari nilai2 positif tindakan mereka ya. Pengin sekali mendidik anak untuk mandiri.

    BalasHapus
  14. Aku tahu lagunya, hahaha. Seangkatan yaa Kita.
    Btw, Richard Branson yang tajir melintir pun begini, mbak. Anaknya B aja, disuruh usaha sendiri. Karakter baik perlu diwariskan. Kekayaan harta mah nomor sekian.

    BalasHapus
  15. Orangtua yang membimbing dan mendidik anaknya sampai bisa sukses ini luar biasa ya Mba.
    Aku nggak dapet warisan eeheh keluargaku nggak ada turun temurun warisan gitu. Tapi insyaAllah bekal dalam membersarkan ada sebagai warisan

    BalasHapus
  16. Priviledge ttp penting menururku. Walau nanti ga diwariskan kalau masih ada nama ttp mendukung anak 😍

    Swmoga anak2 kita dimudahkan rejekinya

    BalasHapus
  17. iyaa... mereka ini para orang kaya yang inspiratif ya. Mengajarkan anak dengan tidak memanjakan, melatih kemandirian dan bersikap sederhana (minimal terlihat di publik). Perlu banget belajar dari mereka cara mendidik dan mengajarkan kebiasaan baik pada anak ya

    BalasHapus
  18. Itu petuah almarumah mama saya, Mba. Mama tidak mewariskan harta tapi mama ingin kamu berpendidikan tinggi dan berakhlak mulai. Karena menurut beliau harta bisa dicari tapi ilmu dan akhlak ga semua org punya. Mgkn org2 kaya diayas ga mau anaknya menjadi penadah, tapi bagaimana menciptakan harta yg banyak dr usaha sendiri.

    BalasHapus
  19. mengajarkan anak untuk tak mengandalkan kekayaan ortu, mandiri. akdaag ahrta warisan suka bikin ribut bahkan ayng jumlahnya kecil sekalipun

    BalasHapus
  20. Kegiatan filantropis ini apa ya? Kok orang-orang kaya mendonasikan uangnya ke sana. Walaupun hartanya ga diwariskan, tapi anak-anaknya kan udah punya perusahaan sendiri-sendiri hasil didikan orangtuanya hehe

    BalasHapus

Terima kasih atas kunjungannya. Mohon tidak meninggalkan link hidup dalam komentar ya :)