Cerita Pindahan

Rumah di Jalan Halilintar, Siantar..selamat tinggal :)
Huaaa... sudah lamaaa sekali nggak update blog. Syediiih.... karena ini menyangkut komitmen pribadi yang kembali terciderai L. Lagi-lagi merasa belum sembuh sepenuhnya dari penyakit kurang konsisten :D.
Alasannya, kemarin-kemarin ribet pindahan hingga belum ketemu ritme harian yang pas selama proses adaptasi. Hiyaaa.... bukan cuma ngeblog yang terbengkalai, tapi juga #nulisbuku proyek Sekolah Perempuan 13. Hhhmmmhh...
Jadi, seperti saya tulis di TULISAN INI, kami sekeluarga dipindah ke Medan karena tugas suami. Ketetapan pindah sih sudah dari tahun lalu, tapi karena berbagai hal, baru deh terlaksana pindah medio 2016 ini. Salah dua dari “berbagai hal” itu adalah : keribetan cari kontrakan yang cocok dan menunggu si sulung Al selesai TK. Ternyata, pindahan yang sudah terpending hampir setahun ini pun masih ketambahan tertunda sehari gara-gara misskomunikasi pihak ekspedisi :D


Ceritanya, setelah sempat keliling-keliling ke beberapa jasa angkutan, kami menetapkan  pilihan pada ekspedisi RAW (Restu Anugrah Wibawa). Belum pernah tahu? Wajar, karena saya pun baru tahu saat di Siantar. Berbeda dengan jasa ekspedisi lain, misal JNE, yang cabangnya ada di mana-mana. Aslinya nggak terlalu tahu bagaimana reputasi RAW soal pindahan barang, tapi kami memutuskan memilihnya karena beberapa alasan.
Pertama, saya kenal dengan beberapa pegawai RAW Siantar. Kenalnya karenaa RAW ini ekspedisi yang bekerja sama dengan Oriflame. Dus, saya dulu aktif bisnis Oriflame. Jadi kenal deh dengan mereka karena sering antar paket atau saya ke kantor kirim paket. Karena kenal, jadi lebih enak komunikasinya.
Kedua, sebelum ke RAW saya sudah ke JNE dulu sih. Tapi pihak JNE Siantar malah nggak menyarankan pindahan memakai jasa mereka, karena “jatuhnya pasti mahal sekali Bu,” ujar pengelola JNE Siantar. Rrrrrr....padahal, mahal pun ditanggung sih sama kantor he2. Tapi ya sudahlah... belakangan ada info kalau untuk pindahan, yang menghandle adalah JNE cargo. Sementara di Siantar adanya JNE ekspress. Kalaupun mau pakai JNE, urusannya dengan JNE cargo di Medan. Benar enggaknya info ini : wallahualam. Ketiga, sudah tanya juga sih ke Indah Cargo. Tapi staff Indah Cargo di Siantar ini kok rasanya kurang informatif dalam melayani (calon) konsumen. Kalau ditanya pendek-pendek jawabnya. Ditelepon pun jawabnya seperti buru-buru. Jadi males duluan :D
Tanggal 4 Juni, adalah acara perpisahan Ale di TK NCC. Jadi, kami sepakat  dengan RAW untuk pindah tanggal 6 Juni. Biaya pindah Siantar – Medan yang diajukan ke kantor suami sebesar Rp 2 juta. Beberapa ekspedisi yang saya datangi, rata-rata memberi ancang-ancang biaya minimal Rp 3 juta. Walau lebih murah, biaya bukan faktor pertimbangan...kan dibayar kantor hehehe.
Sebelum hari H, staf RAW sudah datang untuk survey jumlah barang, disusul packing beberapa barang.  Kami ditanya beberapa tetangga dan kenalan, kenapa sih pakai ekspedisi. Kalau sewa truck langsung dari perorangan kan  bisa lebih murah.
Ya sih, tapi prosedur dari kantor misua tidak memungkinkan untuk menyewa truck dari perorangan. Apalagi kalau belum ada badan usaha. Kalau prosedurnya adalah : perusahaan ekspedisi mengajukan penawaran ke kantor. Nanti kantor akan meminta beberapa kelengkapan seperti  copy surat izin usaha, copy NPWP, dan sebagainya (saya nggak hafal :D). Pembayaran pun ditransfer langsung dari kantor ke perusahaan ekspedisi paling lambat 14 hari kerja. Jadi kami nggak ada urusan uang sama sekali. Agak ribet memang. Tapi nggak apa-apa...daripadda bayar sendiri? hehehe
Tanggal 5 Juni, kami datang ke satu per satu rumah tetangga. Pamitan baik-baik. Terima kasih selama ini diterima dengan baik, plus minta maaf kalau ada kesalahan. Jadi kayak Lebaran deh hehehe. Sengaja nggak menggelar acara perpisahan, karena nanti malah merepotkan orang.  Sempat sih terlontar ide itu, tapi suami bilang nanti tetangga malah terbebani harus “kasih amplop” segala kalau kami bikin acara perpisahan. Ya sih...masuk akal. Di hari itu, barang-barang sudah ready untuk diangkut. Bahkan saya sudah enggak masak dari hari sebelumnya karena kompor dan alat-alat dapur sudah dipak.
Pokoknya, 6 Juni tinggal berangkat aja.
Di hari H, sekitar jam delapan pagi, saya SMS Pak H dari RAW. Untuk memastikan rencana pindahan hari itu. Pak H bilang, truck akan datang sekitar tengah hari. Ok deh..walau kami berharap datangnya sekitar jam 9-10 pagi supaya nggak kesorean sampai Medan.  Kami tunggu aja dengan kondisi rumah yang...gitu deh..namanya juga mau pindahan.
Tengah hari, eh kok nggak datang juga. Akhirnya saya telepon Pak H dan mendapat kabar tidak menggembirakan. Kata Pak H, truk tidak bisa datang. Jadi rupanya, perjalanan truk itu adalah, malam sebelumnya berangkat dari Medan ke Padang Sidempuan,  turun muatan lalu semestinya ke Siantar via Kisaran. Namun, ada misskomunikasi sehingga truk tidak singgah ke Siantar tapi bablas ke Medan.
Uggggh... bener deh rasanya bete banget. KOK BISA-BISANYA LOOOH. Di mana coba profesionalitasnya. Ini bukan truk perorangan lohh...tapi perusahaan.
Setengah memaksa saya meminta, bagaimana caranya kami bisa berangkat hari itu juga. Pak H berjanji akan mengusahakan dengan mencari kendaraan lain. Tapi dalam kontak selanjutnya, alternatif solusi itu gagal. Pak H bilang, “pindahnya besok saja lah Bu.”
Haduuuh, keseel banget. Kan nggak semudah itu. Sebab, suami telanjur cuma ambil cuti dua hari. Senin buat pindahan, Selasa buat beres-beres barang. Rabu kerja lagi. Bergeser sehari akan membuat perubahan agenda.
Tapi sekesal-kesalnya waktu itu, saya tetap berusaha sopan sih. Bayangkan deh, marah di telepon dengan “sopan” hahaha. Saya nggak mau esmosi banget sampai misalnya, memaki-maki. Kan itu hari pertama puasa.  Saya sih nggak puasa. Tapi kemarahan saya bisa bikin berat puasa Pak H hehehe.
Suami nggak mau bicara dengan Pak H. Takut kalau kelepasan emosi hihihi. Malah dia berusaha menentramkan saya. “Sudah-lah, kita bisa apa. Lagipula, kita enggak tahu, apa yang terjadi  kalau pindah hari ini, atau sebaliknya kalau pindah hari besok.”
Ya wis...nyerah! Tak perlu lanjut meneror Pak H. Tapi saya merasa perlu memaastikan agar besok (tanggal  7) tidak misskomunikasi lagi. Pak H janji. Jadinya kami masih semalam lagi di Siantar. Ditanya-tanya juga sih sama tetangga dan teman-teman, kok belum jadi pergi. Dengan tertawa untuk pengalih kekesalan, kami bilang : “rumah ini masih merasa berat untuk kami tinggalkan.” Ya sih...sebenarnya kami juga ada rasa berat pergi dari rumah yang sudah kami tempati sekitar lima tahun.

Hari itu, untuk menenangkan diri, saya bikin status di facebook seperti ini :


Kemarin, ada kejadian yang bikin nggak enak hati. Sebuah miss-komunikasi pihak lain yang membuat rancangan agenda keluarga saya berubah total. Sempat bete sih...tapi puji Tuhan diingatkan pada sebuah cerita ilustrasi. Nggak pakai browsing untuk cari versi lengkapnya. Berdasarkan ingatan saja, jadi mungkin agak2 berbeda dengan versi aslinya ya...
Kurang lebih begini :
Alkisah ada seorang petani yang tinggal bersama istri dan seorang anak lelakinya. Si petani memiliki seekor kuda jantan. Kuda ini satu-satunya harta berharga yang dia miliki. Suatu hari si kuda hilang, dicari kemana-mana tidak ketemu.
Si petani sedih.
Beberapa hari kemudian, si kuda jantan pulang bersama seekor kuda betina. Upsss, rupanya si kuda tidak hilang, melainkan menjemput kekasihnya . Alhasil si petani jadi punya sepasang kuda. Beberapa saat kemudian, si kuda betina melahirkan seekor kuda kecil yang sehat. Anak kuda ini tumbuh sehat menjadi kuda yang gagah.
Anak petani sangat menyukai anak kuda itu. Suatu hari si anak mencoba mengendarai kuda tersebut. Namun nahas, dia terjatuh dan mengalami cacat di kakinya. Dia menjadi pincang permanen.
Si petani kembali sedih.
Sampai suatu hari, tentara kerajaan datang ke desa tersebut. Mereka mencari pemuda-pemuda desa untuk direkrut menjadi tentara, berperang melawan musuh yang kuat. Sudah banyak pemuda yang mati di medan perang.
Karena pincang, anak si petani tidak ikut dibawa untuk berperang. Si petani bersyukur, apa yang dulu dilihatnya sebagai kemalangan, ternyata tak seperti yang ia duga.
Selalu ada hal baik yang akan terjadi. Walau itu tak sekarang kita ketahui, melainkan suatu saat nanti.
‪#‎EdisiMenghiburDiri‬

Pagi harinya, sekitar jam 9, sebuah truk box datang ke rumah. Loh kok roda empat, bukan roda enam seperti dibilang Pak H. Rrrrr...rasa-rasanya sih nggak bakalan sanggup deh memuat semua barang kami. Tetangga-tetangga yang lihat acara muat barang juga sudah pada komentar soal itu. Tapi suami melarang saya komentar. Kalau ada apa-apa, itu sudah tanggung jawab Pak H. Kan sudah disurvey...
Beneran..enggak muat. Mana wajah Pak H sedari datang belum bisa senyum. Mungkin karena terbawa situasi kemarin :D. Tapi saya dan suami sepakat diam. Bener kok...ada solusi. Entah sudah dibicarakan sebelumnya atau mendadak (sepertinya sih mendadak), ada mobil pick up box menyusul datang. Barang-barang yang tidak termuat ke truk box diangkut ke pick up. Ya sudah..pokoknya kami terima beres saja. Truk box berangkat dulu bersama mobil kami. Sedangkan pick up menyusul beberapa jam kemudian.
Singkat cerita, hari itu kami lancar pindahan ke Medan. Puji Tuhan, tak ada cerita mogok di jalan dan lain sebagainya. Kru mobil juga angkat-angkat barang ke rumah dengan wajah ramah, bukan ditekuk seperti kaleng bekas. Terima kasih semuaanya ^-^
Sampai sekarang kami belum ngerti, apa hikmah pending satu hari itu. Entah ada sesuatu atau tidak. Mungkin kami juga tak perlu tahu, atau belum perlu tahu sekarang. Terpenting kami selamat di tujuan. Selamat juga dari luapan amarah yang berlebihan ^-^
   



1 komentar untuk "Cerita Pindahan"

  1. bingung untuk mengirmkan barang anda, dan tidak ada transportasinya, dan harga mahal, kami solusinya dalam pengiriman barang partai besar minimal 100 kg dan kubikasi 0,5 m3. kami siap membantu mengatasi solusi pengiriman barang jauh lebih murah dibandingkan ekspedisi yang lainnya.
    ketepatan kami dan kecepatan kami adalah solusi utama.
    pelayanan kami adalah prioritas kami
    keluhan costumer adalah pembelajaran kami untuk memberikan solusi terbaik buat costumer kami.
    karena kepercayaan costumer prioritas kami,
    segera join dan gabung dalam pengiriman barang
    hub segera contact person,
    atau kunjungi website kami. www. indojayaabadi.com
    atau telpon ke hp 0822 9801 3552
    kami tunggu barang anda ke kami dan kami siap mengirim barang anda dengan tepat waktu.

    BalasHapus

Terima kasih atas kunjungannya. Mohon tidak meninggalkan link hidup dalam komentar ya :)