Pospak dan atau Cloth Diaper?


clodi (kiri), pospak (kanan)


Kepalang kemarin sudah posting soal tali dua, sekalian deh nulis soal popok. Mudah-mudahan berguna buat para emaks-to-be atau new-emaks yang lagi giat-giatnya browsing seputar perbayian. Menambahi artikel tentang popok yang sudah bejibun di dunia maya. Tapi sengaja judulnya "dan atau" bukannya "vs" seperti banyak artikel lainnya. Ini karena saya tak ingin seperti menghakimi sebuah pilihan. Sebab, apapun pilihan seorang ibu tentunya didasari situasi dan kondisi masing-masing. Ini sharing pilihan saya berdasarkan situasi dan kondisi saya :)

Baik, mari lihat dulu definisi masing-masing. Definisi dengan kalimat saya pribadi saja ya...biar tak perlu nengok-nengok kamus atau ensiklopedia :D. 

Pospak, akronim dari popok sekali pakai. Sekarang sudah bukan barang aneh dalam keseharian kebanyakan orang lah ya.. Entah kapan si pospak ini mulai jadi barang biasa. Kalau ngobrol sama emak-emak senior sih, dulu pospak termasuk perlengkapan bayi yang wah, hanya umum dipakai bayi-bayi kalangan menengah ke atas. Sekarang sih, warung-warung kecil saja sedia pospak. 

Kalau cloth diaper? Jujur saya baru tau benda satu ini setelah kelahiran Ale. Kenalnya ya gara-gara..... internet. Emak baru gitu lho...masih rajin banget googling segala hal terkait bayi. Lha kan memang nggak ada sekolah menjadi emak, salah satunya ya belajar via internet ^-^



Cloth diaper (lazim disingkat clodi) kalau dibahasa-indonesiakan jadi popok kain (aja) dong. Lah apa bedanya sama popok tali dua yang juga terbuat dari kain? Rupanya si clodi adalah popok kain  dengan bahan dan desain khusus sehingga bisa menampung beberapa kali pipis seperti pospak. Karena terbuat dari kain, clodi bisa dicuci dan dipakai berulang-kali. Model dan motif clodi ini macem-macem, unyu-unyu...salah-salah bisa bikin kalap belanja :D

Masing-masing tentu punya plus minus lah ya... Yuk bentang satu per satu : 

POSPAK
 
Sisi plus yang langsung terasa adalah : praktis. Iya lah, pertama : emaks nggak perlu repot sering mengganti celana bayi yang masih sering pipis. Kedua : emaks nggak perlu repot mencuci popok. Habis pakai..buang..selesai. 

Eh tapi selesai betul nggak ya?

Haha, ini sisi minusnya. Saya pribadi merasa tak nyaman kalau lihat tumpukan sampah pospak. Lihat sampah pospak terserak di jalan rasanya nggak enak... Apalagi kalau ada kotoran di pospak yang belum dibersihkan sebelum dibuang. Bagaimana kalau sampah pospak dari bayi satu kota dikumpulan jadi satu? Rrrrrrr.... Belum cari informasi sih, bagaimana penanganan limbah pospak. Juga berapa lama limbah pospak bisa terdegradasi (jika dibuang begitu saja tanpa treatment khusus).

Selain urusan sampah, selalu pakai pospak jelas tak ramah di kantong ya.. Walau sekarang banyak pospak edisi-ekonomis, tetap saja pemakaian pospak yang sering akan terasa dalam anggaran rumah tangga. Bulanan sih mungkin nggak terlalu terasa ya.... Tapi coba kita akumulasikan dari si bayi mulai pakai sampai lulus pakai pospak. Pasti ketemu angka yang cukup wow.

Dari sisi kesehatan, banyak artikel tentang bahaya pospak. Tapi soal ini masih kontroversi. Saya belum tahu yang sebenar-benarnya seperti apa. Belum lihat langsung bukti bahaya jangka panjangnya. Soal ruam sih, pakai popok apa saja kalau kebersihannya kurang ya bakalan tetap ruam. Terlebih kalau kulit bayi kita sensitif. Makanya, walau pakai pospak tetap harus sering ganti. Jangan dibiarkan sampai penuuuuh sehingga kulit bayi jadi lembab. 

CLODI
 
Poin plus yang langsung bisa diklaim adalah praktis, hemat, dan ramah lingkungan. Saya review masing-masing poin berdasarkan pengalaman pribadi.

Buat saya sih praktisnya relatif. Praktis dalam artian tidak repot melulu ganti popok. Tapi memang perlu kerja ekstra dalam mencuci si clodi. Untuk menjaga daya serap dan masa pakai clodi, kita tak bisa begitu saja mencucinya seperti pakaian lain. Clodi tak bisa dicuci dengan deterjen yang mengandung pemutih dan pewangi. Padahal kebanyakan deterjen cuci saat ini mengandung dua bahan tersebut. Jadi deh harus cermat memilih deterjen atau malah pakai deterjen khusus buat clodi. 

Perlakuan pada kain saat mencuci juga tak bisa keras-keras. Tak bisa tuh disikat atau digiles-giles. Dilema kalau clodi kena noda pup yang susah hilangnya itu. Bisa sih pakai kain pelapis khusus untuk menghindari kontak permukaan clodi dengan pup. Tapi yaaa...biaya lagi. Oiya, clodi juga tak boleh disetrika. Selain itu, karena ketebalan (bagian isian/insert)-nya, clodi lambat kering tanpa bantuan mesin pengering.

Soal biaya juga banyak jadi pertimbangan. Harga per piece clodi yang paling murah sekalipun sudah puluhan ribu. Apalagi kalau clodi impor dari Eropa... aduuh mak, tak terjangkau oleh  kantong saya. Ratusan ribu per piece...sudah bisa tuh buat bayar premi asuransi sebulan. Jauh dibandingkan per piece pospak yang umum di bawah Rp 5.000. Makanya, saya pribadi cuma beli clodi lokal dan produk China.

Supaya tak langsung menguras anggaran, dulu saya membeli clodi secara mencicil. Bukan mncicil bayarnya, tapi mencicil jumlahnya ^-^. Untuk pemakaian rutin, clodi itu ekonomis kok. Bahkan dengan perawatan yang tak terlalu bagus pun, clodi Ale masih bisa dipakai sama Elo (jarak umur mereka berdua 4 tahun 3 bulan). 

Sebagian clodi Ale yang kini dipakai Elo


Ramah lingkungan, iya dari sisi produksi sampah yang minimalis. Tapi seorang teman pernah mengkritisi borosnya penggunaan air untuk mencuci clodi. Memang, supaya daya serap tetap terjaga, residu deterjen harus seminimal mungkin dengan cara dibilas berkali-kali. Sampai air bilasang benar-benar bening. Saya pribadi menyiasati kondisi ini dengan menggunakan air bilasan clodi untuk mencuci pakaian biasa atau menyiram tanaman. Karena mencuci clodi itu hanya menggunakan sedikit deterjen, air bilasannya pun lumayan cepat bening.

Segitu review saya ya emaks. Saya sendiri tidak fanatik pada salah satu jenis popok. Di rumah, dua-duanya ada dan dua-duanya saya gunakan. Saya menggunakannya bergantian sesuai kebutuhan. Memang, karena pertimbangan minimalisasi sampah,  saya hanya menggunakan pospak di saat bepergian atau situasi khusus. Jika tidur malam, clodi yang saya fungsikan. Siang hari biasa sih pakai kombinasi tali dua dan celana ^-^

2 komentar untuk "Pospak dan atau Cloth Diaper?"

  1. Bagus nih buat saya pas udah lahiran nanti. Bingung juga pilih antara keduanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. waah...kapan partus mbak anisa? selamat memilih yaaa...

      Hapus

Terima kasih atas kunjungannya. Mohon tidak meninggalkan link hidup dalam komentar ya :)